36. Insiden

65.6K 6.1K 99
                                    

Halo selamat sore semuanya.

Hari ini emak benar-benar nggak fit, bawaannya ngantuk mulu juga lemas badan entah karena apa🥺

Harusnya pagi tadi emak udah bisa ngetik, tapi setiap ngetik, baru 50 kata air mata emak membanjir.

Jadinya episode ini emak kerjain selama seharian 😭

Eh iya sebelum ke ceritanya, emak mau membahas sedikit pertanyaan kalian berkaitan dengan cek kandungan dan hubungan suami- istri Fira dan Mas Adi. Jujur aja emak belum menikah dan memiliki pengalaman berkaitan dengan itu jadi emak cuma cari sumber dari google 🤭😅

Kemudian berkaitan dengan usia Dito yang terlalu muda jadi dokter kandungan, emak belum bisa jawab di chapter ini, karena akan ada penjelasannya di episode- episode yang akan datang.

Mohon bersabar ya 😁😁

Jangan lupa tandai kesalahan-kesalahan penulisan yang kalian temui agar emak bisa revisi nantinya.

Ya udah deh, selamat membaca 🤗

Mas Adi dan Papi sudah berangkat ke kantor, aku dan Mami sibuk mempersiapkan segala sesuatu bersama beberapa pelayan. Setelah perdebatan panjang akhirnya Papi mengalah dan membiarkan acara baby Shower diadakan di rumah keluarga Tano.

Aku sudah menduga bahwa Papi pasti akan kalah kalau berdebat dengan Mami. Ya tahu lah karakter Mami yang keras kepala.

Saat kami sibuk dengan segala sesuatu, sebuah mobil berhenti di halaman rumah, mobil yang sangat ku kenal. Sepertinya Mama dan Papa sudah tiba.

"Halo besan," teriak Mami heboh.

Selalu seperti itu kalau sudah bertemu dengan dengan mama.

"Halo," balas Mama mencoba mengikuti kehebohan Mami.

Setelahnya mereka berdua pelukan dan cipika-cipiki sementara Papa hanya memasang senyum canggung. Ya, Papa sendiri karakternya pendiam beda dengan Papi yang ceplas-ceplos.

"Anaknya nggak disayang Ma," sahutku dengan nada melas.

"Eh lupa! Sini Nes, sayangnya Mama," tutur Mama lalu menarikku masuk dalam pelukannya.

"Jangan erat-erat besan, entar cucu kita kegencet jadi gepeng kepalanya," pintah Mami.

"Eh iya, amit-amit," sahut Mama.

Mereka berdua kemudian tertawa layaknya orang gila. Sepertinya Mami mulai menularkan keanehannya pada Mama.

Eh astaga, Aku durhaka.

Setelahnya Mami menyuruh Mama dan Papa masuk ke dalam rumah dan langsung menuju ke kamar yang memang biasa disediakan dari dulu kalau mereka datang menginap di sini. Mami meminta mereka istirahat sejenak dulu sebelum bantu-bantu mempersiapkan segala sesuatu.

Aku pun segera bersiap-siap ke dokter kandungan langganan keluarga Tano. Padahal beberapa minggu lalu aku sudah cek kandungan. Cuman karena akan ada acara baby shower, jadi mau cek kandungan sekalian cek jenis kelamin si baby siapa tahu udah mau dia nunjukin kan nggak kayak lalu.

Aku menelepon Mas Adi untuk meminta izin.

"Halo Mas," sapaku.

"Halo sayang," balas Mas Adi dengan nada super manis.

"Nggak usah sok manis gitu Mas. Aku mual lihatnya," jujurku.

Ya, tiba-tiba mendengar Mas Adi bersuara manis dan lembut membuat perutku bergejolak dan mual itu mulai datang. Ku dengar Mas Adi menghela napas diujung sambungan telpon, sepertinya agak berat baginya menghadapi tingkah ibu hamil sepertiku.

Mas AdiWhere stories live. Discover now