34. Kedatangan Tamu

73K 6.5K 72
                                    

Selamat siang semuanya.

Yang kemarin menebak kalau suami Friska itu si Marko, jawabannya udah ada di episode ini ya 😁🤭

Oke deh, emak tahu kalian udah pada penasaran.

Yuk atuh dibaca 🤗🤗

Mas Adi sontak langsung mengangkat kakinya dari atas kakiku.

Dan astaga aku ingin menangis, sakit sekali apalagi sepatu yang Mas Adi gunakan. Oh Tuhan, membayangkannya lagi terasa gilu seluruh tulangku.

 Oh Tuhan, membayangkannya lagi terasa gilu seluruh tulangku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini gambar sepatunya Mas Adi.
Sumber : Aplikasi Unsplash.

Mas Adi tega sekali.

"Tega kamu Mas! Ini sakit banget lho, itu kan berdarah lagi hueeeee," raungku disertai tangisan.

Jujur saja sepatu yang dibeli Mas Adi saat honeymoon kami di Inggris dengan harga sekitar $500 itu sangat berat dan kalau diinjakkan pada sesuatu tentu saja sakit.

Apalagi yang diinjaknya adalah kakiku yang mungil dan imut ini.

"Astaga sayang. Maaf Aku nggak sengaja."

Mas Adi panik ketika melihat darah segar merembes dari jari kakiku. Dengan cepat dia kembali memanggil petugas kesehatan kantor untuk mengobatiku.

Sialan kamu Mas. Sakit sekali ini.

Aku mengumpatinya dalam hati. Biarkan aku dikatakan istri durhaka, aku lebih menyayangi kakiku.

Saat kami sedang berbincang, datang Tatiana.

"Pak, ada klien yang bertamu," ucap Tatiana.

Mas Adi mengumpat kesal.

"Nggak bisa ditunda? Kamu lihat istri saya lagi sakit gini, nggak mungkinlah saya tinggalin," balas Mas Adi dengan nada kesal.

"Nggak bisa Pak, kliennya itu dari Keluarga Handoko, katanya hanya meminta waktu 15 menit untuk bicara dengan Bapak."

Mas Adi langsung menoleh.

"Handoko?" tanyanya agak terkejut.

"Kenapa Mas?"

Aku juga bertanya penasaran karena melihat wajah seriusnya.

"Oh nggak sayang, marganya sama dengan orang yang ku kenal."

"Ya udah, kamu tunggu di sini. Tati, tolong jaga Fira. Itung-itung sebagai pengabdian terakhirmu sebelum berangkat ke LA."

Aku melihat Tatiana mendengus, Mas Adi memperlakukannya layaknya pembantu.

"Sabar Tatiana, beberapa waktu ke depan kamu nggak akan dengar dia mencerocos lagi," ucapku sembari menepuk pundak Tatiana.

Dia mengulas senyum dan memelukku.

Ah aku pasti akan merindukan Tatiana setelah ini.

Mas Adi mendengus mendengar percakapan kami berdua.

Mas AdiWhere stories live. Discover now