33. Mas Adi Posesif

87.7K 6.8K 145
                                    

Double Up!!!! 🥳🥳🥳🥳

Seneng nggak?

Harus senang dong ya! Harus deh pokoknya mah! Titik 😆

Eh malah jadi maksa lho 😂😂🤭

Jangan lupa tandai kesalahan penulisan dan kesalahan yang lain yang berkaitan dengan cerita ini soalnya emak lain kali udah pikun 😆🤭

Ya udah selamat membaca 🤗🤗

1 Minggu Kemudian ...

Pukul 11.00 WIB.

Aku mengusap mata pelan dan menatap jam dinding di kamar. Aku tersentak karena aku bangun super kesiangan.

Tadi malam ada acara perusahaan dan kami pulang ke rumah pukul 10 malam dan aku tidak bisa tidur karena mengalami keram perut.

Aku mengecek ponsel.

Ada beberapa pesan dari Mas Adi yang menanyakan apakah aku sudah bangun atau belum.

Ada beberapa pesan dari Nadia bahwa dia akan segera melahirkan. Tapi tunggu bukannya kandungan Nadia belum cukup umur?

Aku menelpon perempuan itu.

"Halo Nad," sapaku.

"Halo," sapa suara laki-laki yang kutebak adalah suaminya Nadia.

"Nadianya?" tanyaku agak panik.

"Udah dibawa ke ruang operasi. Jatuh dari tangga."

Aku tersentak.

"Jatuh dari tangga?" tanyaku.

"Iya, perutnya kebentur. Harusnya masih bulan depan tapi udah nggak bisa."

"Nes, aku lagi dipanggil dokter nanti kita telponan lagi ya."

Tanpa menunggu balasanku, sambungan telepon putus, pasti suami Nadia sangat panik.

Pagi-pagi sudah mendapat berita buruk, aku malah ingin menangis. Semoga saja, Nadia dan bayinya selamat, amin.

Tak lama ponselku berbunyi Mas Adi Video Call.

"Halo Mas," jawabku lesuh.

"Kamu kenapa Fir, kok nangis gitu?"

"Aku lagi sedih Mas," ucapku dengan nada manja.

Entah kenapa terasa menggelikan, mungkin kalau suasananya tidak lagi sedih begitu aku pasti sudah terbahak melihat tingkah manjaku yang begitu menjijikan.

"Kenapa? Kamu nggak apa-apa kan? Mana Mami?"

Mas Adi terlihat panik dan melihatnya aku jadi senang.

"Aku nggak apa-apa kok Mas, aku dapat berita kalau Nadia harus dioperasi karena jatuh dari tangga," sahutku.

"Lah emang udah mau lahiran?"

"Belum Mas tapi perutnya kebentur, jadi harus segera dioperasi," seruku.

"Hmm, ya udah kita doain aja semoga Nadia sama bayinya nggak apa-apa."

"Iya Mas."

"Ya udah kamu jangan kepikiran, entar pengaruhnya sama dedek bayi juga."

Oh iya, aku bahkan lupa bahwa bumil tidak boleh banyak pikiran dan stress.

"Mas, pas makan siang bisa jemput aku nggak? Aku ketemu sama Om Gibran dan teman-teman kantor yang lain, kayaknya dedek bayi pengen lihat mereka deh."

Oh iya semenjak Mas Adi mengamuk karena aku memanggil Mas Gibran dengan panggilan 'Mas' jadi aku akan membiasakan memanggilnya seperti itu. Semoga saja Mas Gibran tidak shok nantinya.

Mas AdiWhere stories live. Discover now