37. Melanjutkan Acara

56.2K 6.3K 57
                                    

Selamat siang. Apakah kabar?

Ada yang rindu sama Mas Adi nggak? 

Nah, untuk kalian yang rindu, nih emak kasih episode 37 semoga menghibur ya 🤗

Jangan lupa ditandai kalau ada kesalahan penulisan yo

Selamat membaca 😁

Semua orang benar-benar panik melihatku yang jatuh ke dalam kolam, sementara aku masih terbengong dengan apa yang ada di depanku. Aku sedang mencoba mengenali apakah aku berhalusinasi atau tidak.

Dulu, saat masih kecil aku juga pernah jatuh ke dalam kolam di rumah nenek dan saat diselamatkan Om Liam, aku malah berhalusinasi kalau yang menyelamatkanku ada pangeran berkuda putih yang wajahnya mirip dengan kakak kelas di SD yang kusukai.

Emang ya, halusinasiku keterlaluan.

Jadinya ketika aku melihat Daru di depanku, aku ragu apakah itu benar atau hanya halusinasiku semata.

Tapi kalau benar itu dia, kenapa Gisha sampai tidak tahu kalau suaminya akan pulang. Dia bahkan mengatakan padaku bahwa Daru masih di luar kota. Kejanggalan apa lagi ini? Belum juga kami mengetahui siapa OB yang menabrakku di kantor, sekarang muncul lagi kejanggalan baru.

"Sayang," teriak Mas Adi dengan nada panik.

Laki-laki itu menghampiriku dan menggendongku keluar dari kolam. Mas Adi terlihat seperti pangeran berkuda putih yang wajahnya begitu bersinar. Apakah ini realisasi halusinasiku yang waktu kecil itu?

Terdengar sangat lucu.

"Mi, tolong ambilin Fira handuk," pintahnya pada Mami.

Mas Adi membawaku masuk ke dalam rumah sedangkan aku terus menatap ke belakang. Di sana ada Daru yang tersenyum miring. Ada apa dengan senyuman itu? Kenapa terasa begitu aneh?

Sesampainya di ruang tengah Mas Adi menurunkanku dari gendongannya. Sementara Mami menghampiriku dengan dua handuk tebal di tangannya.

"Ini Di handuknya," ucap Mami lalu menyodorkan handuk di tangannya.

"Nggak apa-apa Nes?" tanya Mami dengan raut khawatir.

"Nggak kok Mi," jawabku singkat.

Tak lama kemudian Mama datang, beliau dari arah dapur mengambilkan ku air hangat.

"Nes, diminum dulu ini Mama bawa air hangat," tutur Mama dengan nada lembut.

Mereka semua begitu khawatir dan panik dengan insiden aku jatuh dari kolam. Ya jelaslah seorang bumil baru jatuh di dalam kolam sedalam 2 meter. Tapi untungnya aku ini sudah pandai berenang.

"Kamu kenapa sih Fir? Kok sampai jatuh gitu? Daru tadi mau nolong kamu tapi nggak sempat, kamu keburu jatuh. Perut kamu nggak kebentur kan?" tanya Mas Adi, lagi-lagi masih dengan suara panik.

Sementara aku tidak langsung menjawab, pikiranku berkelana berapa menit yang lalu, jujur aku tidak merasa bahwa ada seseorang yang berusaha menolongku. Aku jatuh karena ditabrak seseorang. Tidak mungkin aku terpeleset, lagipula aku menggunakan sepatu flat. Ya, sangat tidak mungkin kalau aku terjatuh karena kesalahanku sendiri, aku jalannya begitu hati-hati sesuai instruksi Mas Adi, masa iya aku jatuh. Aku malah sedang berpikir ini orang yang nabrak atau memang mendorong.

Tapi masih beruntung aku jatuh di dalam kolam, coba kalau aku jatuh di dilantai bisa kenapa-napa kandunganku. Tapi tetap saja aku jatuh kan? Kesal sekali.

"Emang kapan Daru datang? Kata Gisha, lagi keluar kota."

Aku tidak menjawab pertanyaan Mas Adi tapi malah lebih fokus menanyakan kedatangan Daru. Laki-laki yang tadi menatapku dengan senyum miring. Tidak pernah sekalipun Daru menatapku seperti itu. Lagi pula aku sudah cukup lama mengenalnya dan tidak pernah ada yang aneh-aneh.

Mas AdiWhere stories live. Discover now