35. Perkara Acara Baby Shower

74.5K 6.3K 91
                                    

Selamat siang, selamat hari Minggu.

Gimana kabarnya? Di Manado Hujan dari pagi, Emak jadi mager dan ngantuk 😴😴

Tapi untungnya ide di otak emak nggak ketutupan hujan 🤭

Jangan lupa tandai kesalahan penulisan di episode ini ya

Selamat membaca ya sayang-sayangku 🥰

Aku menunggu dengan bosan.

Oh iya ngomong-ngomong aku masih penasaran dengan OB yang tadi menabrakku.

"Mas!"

Aku memanggil.

Ya, saat ini aku sedang berada di ruangan Mas Adi.

"Hmm," balasnya singkat dan masih tetap fokus pada komputer di depannya.

"Kamu kok diam aja sih?" tanyaku heran.

"Nggak apa-apa sayang, aku cuma mau fokus sama kerjaan," jawabnya.

Tidak, Mas Adi pasti bohong.

"Ya udah Mas sini dulu bentar, aku mau beri kamu hadiah biar tambah semangat kerja."

Perkataanku itu berhasil membuat Mas Adi menoleh, dia terpengaruh. Laki-laki itu mengulas senyum.

"Awas aja kalau hadiahnya nggak menyenangkan," sahutnya dengan senyum jahil.

Mas Adi mendekat padaku yang duduk di sofa. Aku menarik dasinya hingga membuat lelaki itu menunduk di depanku dan kemudian ku kecup keningnya.

"Kok nyiumnya nanggung gitu Fir? Sini deh Mas ajarin kamu jadi pencium yang handal."

Mas Adi membuatku masuk dalam ciuman panasnya dan tentu saja aku tidak bisa menolak.

***

Mas Adi mengajakku pulang ke rumah lebih awal, bahkan masih jauh dari jam pulang kerja. Aku tahu dia itu Bos tapi tidak biasanya dia pulang awal sekali. Sepanjang perjalanan dia tidak banyak bicara. Entah siapa yang dia temui siang tadi namun sepertinya karena pertemuan itu Mas Adi jadi lebih banyak diam.

Bahkan setelah kuberikan hadiah ciuman, dia masih saja terlihat murung dan banyak pikiran.

"Kamu kenapa sih Mas?"

Dengan rasa penasaran yang telah berada di ambang batas, aku bertanya.

"Aku ketemu sama suaminya Friska," jawab Mas Adi pelan.

Sepertinya dia tidak ingin menutup-nutupi lagi sesuatu dariku. Sudah kapok mungkin karena salah paham kami yang dulu sampai hampir berujung pada perceraian.

"Terus Mas? Kenapa nggak bilang sama aku? Emang ngapain dia ketemu sama kamu?"

"Istrinya kan dicabang lain," imbuhku.

"Ini aku baru mau bilang sama kamu, Dia itu kerja sama perusahaan kita. Kamu ingat nggak laki-laki yang aku cerita menghancurkan persahabatanku bareng Daru dulu? Sekarang laki-laki itu jadi suaminya Friska."

Mas Adi berucap serius, sementara aku hanya mampu melongo tidak percaya.

"Herlan?" tanyaku memastikan.

Mas Adi menganggukkan kepala.

"Hati-hati aja Mas, kamu yang paling tahu sifat dia dan aku juga punya firasat buruk tentang dia ke depannya."

"Firasat gimana?" tanya Mas Adi.

"Aku takut dia malah godain kamu Mas."

Mas Adi melotot.

Mas AdiWhere stories live. Discover now