41. Semua Misteri Terbongkar

68.3K 6.5K 254
                                    

Halo semuanya, ini dia double upnya.

Senang nggak, harusnya iya.

Sesuai dengan janji bahwa episode 41 bakal kebongkar semua rahasianya.

Selamat membaca ya😁

Aku membuka mata, rasanya sangat pusing. Entah apa yang baru saja terjadi, namun kepalaku pening. Tiba-tiba aku sadar dan kembali mengecek betisku. Ada darah yang mengering. Astaga Tuhan, aku harus segera dibawa ke rumah sakit. Aku takut terjadi apa-apa dengan kandunganku.

Aku menoleh ke samping kiri dan kanan untuk mengenali tempatku berada. Sepertinya kami sedang berada di rooftop gedung.

Tiba-tiba Aku membelalak saat melihat di samping kananku ada Friska yang tertidur dengan pipi lebam.

Ada apa ini sebenarnya?

"Friska."

Aku menghampiri perempuan itu dengan langkah terseok karena perutku masih keram. Kemudian aku menepuk pundaknya pelan. Beberapa kali ku tepuk hingga dia tersadar.

"Bu Nesa tidak apa-apa?" tanyanya dengan nada yang begitu khawatir.

Aku ragu apakah itu benar-benar tulus atau tidak.

Aku menunjuk betisku yang ada bekas darah kering.

"Astaga Bu Nesa kita harus ke rumah sakit," teriaknya panik.

Aku mencoba untuk tidak panik dan bersikap tenang.

"Kenapa kita bisa ada di sini?" tanyaku.

"Saya juga nggak tahu, saya tadi lihat Bu Nesa butuh pertolongan, belum sempat saya tolong. Kepala saya ditimpuk sesuatu," jelasnya.

Ah ya, aku melihatnya terakhir kali tadi sebelum pingsan.

Jadi siapa yang membawa kami di sini?

Aku membatin.

Eh atau jangan-jangan suami Friska? Ah tidak, kalau dia sudah pasti mereka berdua akan kerja sama.

Siapa sebenarnya? Apakah Daru? Dia kan sudah jadi buronan.

Aku masih sibuk bertanya dengan diri sendiri saat seorang laki-laki berjubah hitam datang. Siapa itu? Kenapa seperti sangat familiar?

Aku maju selangkah meskipun terseok, tidak takut. Ya kupikirkan sekarang bagaimana aku memecahkan segala teka-teki yang menghancurkan segala keharmonisan aku dan seluruh keluarga Tano.

Aku ingin menyelesaikan ini dengan cepat agar bisa segera ke rumah sakit. Sejujurnya perutku sakit sekali. Bertahan ya sayang, Mama akan melindungi kamu. Aku membatin.

"Bu Nesa, jangan," Friska menahan tanganku.

"Tidak, aku harus tahu siapa dalangnya."

Aku semakin mendekati pada lelaki itu, dia berbalik dengan pisau di tangannya.

Aku terkejut, tidak percaya.

"Dito?"

Aku benar-benar sangat terkejut.

"Halo Mbak Nesa, ah tidak sekarang aku akan memanggilmu dengan sebutan Nesa saja, sebab aku lebih tua," sapa laki-laki itu dengan senyum yang khas seperti saat pertama kali aku bertemu.

"Kenapa? Kenapa harus kamu?"

Dito tersenyum tipis.

"Marko menyuruhku untuk memilih, kamu atau Mami, aku tetap akan memilih Mami."

Aku membelalakkan mataku, jadi Dito mengenal Daru? Apa hubungan mereka? Tadi Dito menyebut Daru dengan sebutan 'Marko'.

Aku masih bingung dan mencoba untuk mencerna maksud ucapannya.

Mas AdiOù les histoires vivent. Découvrez maintenant