46. Kontraksi?

62K 6.8K 174
                                    

Halo semuanya....

Hari ini Manado mendung, eh udah mau hujan malah.

Oh iya emak lihat kalau komentar kalian di emak minta pendapat itu banyak banget. Emak sampai bingung mau balasin satu persatu. Emak memang mau bikin dua-duanya tapi minta vote cerita yang mana lebih dulu emak tulis setelah Mas Adi selesai.

Emak belum membalas komentar, lagi menunggu vote dan akan menghitungnya setelah episode terakhir Mas Adi emak publish.

Tetap dua cerita itu bakal emak tulis tapi kayaknya nggak bisa bersamaan jadi satu-satu dulu ya 🥰

Dan ini episode terbaru bagi kalian yang udah nunggu-nunggu. Semoga terhibur ya.

Jangan lupa tandai setiap kata/kalimat yang salah penulisannya agar dapat direvisi.

Selamat membaca ☺️🤗

Mami masih tertawa terbahak-bahak sedangkan Mas Adi hanya memasang wajah kesalnya di depan sana. Sedangkan aku sibuk membuka belanjaan kami tadi.

Ya, sehabis makan malam aku langsung duduk di sofa ruang keluarga dan mulai membuka-buka semua belanjaan, mengabaikan Mami dan Mas Adi yang terus-terusan berdebat masalah di Mall tadi dengan Mas Farhan.

Eh ngomong-ngomong tentang Mas Farhan, dia nggak apa-apa kan? Bibirnya hanya sobek sedikit juga. Banci kalau sampai dia main lapor ke orang tuanya. Udah tua juga. Lagi pula emang dia sesuka itu sama aku sampai nyusulin ke Jakarta? Gila.

"Kamu sih Di, main tonjok anak orang. Kalau bapaknya datang kemari gimana?" tanya Mami dengan masih mencoba meredakan tawanya.

"Ya emang kenapa kalau dia datang ke sini? Ya aku jelasin baik-baik lah kalau anaknya yang godain Fira."

Kedua manusia itu saling berdebat layaknya anak kecil.

"Kalau bapaknya jatuh cinta sama istri kamu gimana?"

Pertanyaan Mami langsung membuatku melotot.

Pak Lurah jatuh cinta sama aku? Astaga, beliau bahkan udah punya 8 cucu. Dia juga udah mau 60 tahun kayaknya tahun depan.

Bukan hanya aku yang melotot, Mas Adi juga.

"Mami udah gila? Ngapain juga bapaknya jatuh cinta sama Fira? Dia mau rasain tonjokan aku juga?"

Mami semakin terbahak, perut wanita itu sakit. Memang sangat mudah mengompori Mas Adi.

"Ngapain sih ini malam-malam malah ribut di ruang makan?"

Papi yang baru saja pulang berucap ketika melihat Mami masih belum berhenti meledakan tawanya.

"Ini anak kamu Pi, udah tonjokin anak orang. Eh dia bilang lagi mau nonjok bapak dari anak itu."

Papi menggelengkan kepala, mungkin sudah tidak tahu mau mengatakan apa karena tingkah istri dan anaknya.

"Gila kalian berdua," sahut Papi dengan suara datar.

Mami melotot.

"Kamu ngatain aku gila, Pi?"

Kan, perdebatan dengan Mas Adi selesai, eh malah mulai dengan Papi. Astaga, kenapa sih dengan mereka ini.

"Eh Mi bukan itu maksudku," tutur Papi dengan suara panik.

Sepertinya dia baru menyadari kalau dia keceplosan bilangin Mami dan Mas Adi gila.

"Udah mulai berani ya ngatain istri gila?"

Papi salah tingkah, beliau tidak tahu harus berbuat apa. Lucu sekali pasangan ini.

Mas AdiWhere stories live. Discover now