44. Perlengkapan Bayi

60.7K 6.3K 156
                                    

Selamat malam, sayang-sayangnya emak.

Apa kabar nih?? Semoga kalian selalu sehat ya. Jangan lupa kemana- mana harus pakai masker ya 😷

Sesuai janji, kalau hari ini bakal double update.

Oh iya, sebelumnya emak minta maaf kalau belum bisa balas komentarnya satu persatu 🥺

Notifikasi di hp emak sampai beribu-ribu, banyak komentar kalian ketutup dengan notif yang lain jadi emak perlu waktu untuk buka ceritanya dan cari komentar kalian 🙏🙏

Tapi tenang aja, emak tetap berusaha balas satu persatu kok 😁

Catatan : jangan lupa tandai kalau ada kesalahan penulisan ya 😊🙏

Selamat membaca 🤗🤗

Mami dan Papi sampai di ruang tahanan siang itu.

"Aku gugup Pi, gimana kalau mereka nggak mau ketemu aku?" sahut Mami dengan suara kecil.

"Sudah, jangan dulu pikirin masalah itu. Intinya kita tetap masuk ke dalam, diterima atau tidak," balas Papi.

Ya, walau bagaimana pun mereka harus mencoba.

Setelah diizinkan masuk ke dalam ruang kunjungan, Mami dan Papi menunggu petugas untuk mengajak Daru dan Dito untuk keluar.

Waktu mereka hanya 15 menit, Mami rasa tidak akan cukup kalau sekadar mengobrol. Karena mereka butuh waktu yang lebih lama untuk mencurahkan segalanya yang tertahan di dalam hati. Sekitar 3 menit mereka habiskan untuk menunggu dan Mami sudah mulai gugup jangan-jangan dua keponakan kembarnya tidak ingin bertemu.

Hingga akhirnya seorang petugas membawa ke hadapan Mami, dua orang laki-laki yang memakai seragam tahanan.

"Leon, Geon," sapa Mami dengan nada suara tertahan.

Hening.

Dua orang itu menatap Mami dalam diam. Sementara Papi juga diam di ujung ruangan membiarkan Mami dan kedua keponakannya untuk melepas sesuatu yang selama ini tertahan di dada mereka.

"Kenapa nggak bilang kalau selama ini ada di dekat Mami, Daru?" tanya Mami.

Mami berdiri.

Daru dan Dito masih sama-sama diam hingga mereka merasakan pelukan erat Mami. Mereka tidak menolak pelukan itu.

"Mami kangen, Mami mencari setiap saat."

Mami menangis tersedu-sedu, sementara kedua ponakannya itu juga ikut menangis.

"Mi..."

Suara bergetar Dito kedengaran, dari antara keduanya Dito yang intensitasnya bertemu Mami hampir tak pernah. Di pertunangan dan pemberkatan nikah Daru dan Gisha, Dito tidak ada. Semua itu demi rencana jahat mereka.

"Aku-"

Dito tak bisa meneruskan ucapannya. Lelaki itu terisak. Sementara Daru masih diam, sepertinya dia yang paling bingung untuk memulai kata-kata.

"Mami maafin Daru," ucap Daru pelan.

Mami melepaskan pelukannya dari dua laki-laki itu untuk melihat salah satu dari mereka yang sedang berucap.

"Maa-"

Daru tidak meneruskan ucapannya, lelaki itu langsung terisak setelah merasakan pelukan mami.

"Mami sudah maafin kalian dari lama, mami tahu bahwa kesalahpahaman yang terjadi di masa lalu membuat kalian terluka. Mami udah berusaha, selalu. Tapi Gandra menutup akses agar Mami tidak bisa bertemu kalian."

Mas AdiUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum