01

8.1K 516 45
                                    

Back again with the twins. Anyone happy this story is back with a new version?

Jika iya, jangan lupa tinggalkan jejak ya.

***

Tiga cogans

Shankara Aksaranata
Ada hapalan surat, pada hapal?😔

Alastar chandrawana
Hapalan apa lagi si anjir

Shankara Aksaranata
Surat apa gituh gueh lupaa

Narendra Pradipta
Bolos aja

Shankara Aksaranata
Bener ya bolos?

Alastar Chandrawana
Gua lupa ada hapalan yaudahlah nyebat aja di roftoop.

Shankara Aksaranata
Yoweslah

Narendra Pradipta
Oke

Tok tok tok

"Bang? Udah siap-siap? Udah siang ayo nurun." Suara dari depan pintu kamarnya, tentu saja itu sang mamah yang tidak pernah absen untuk menyusulkan ke kamar jika di jam tertentu Rendra belum datang.

"Iya."

Setelah menyaut singkat, suara Neira menghilang karena Neira juga harus menyusuli anak bungsunya yang kemungkinan sedang bersiap-siap.

Dengan cepat tapi teliti Rendra menyisir rambutnya dengan gaya andalannya, di rasa sudah cukup Rendra mengambil kantong kecil yang biasa di isi dengan suntikan insulin dan alat untuk mengecek gula darah.

"Ribet," kesal Rendra memasukan kantung kecil itu ke dalam tas hitamnya, tas hanya berisi empat buku tulis walaupum terdapat banyaknya buku paket di atas meja belajarnya di beri oleh pihak sekolah guna membantunya untuk memahami materi tapi Rendra tidak pernah membawa buku-buku tebal itu kesekolah.

Rendra tertenggun melihat pigura berukuran 5R tersebut sebuah foto yang diambil beberapa tahun yang lalu, terdapat dirinya, Renza dan Velly. Rendra ingat betul saat foto itu di ambil mereka sedang berada di Swiss.

"ABANG AYO TURUN!"

Teriakan yang berasal dari luar kamarnya itu berhasil membuat lamunan Rendra bunyar karena teriakan Renza. Dengan cepat Rendra mengambil jas almamaternya dan di masukan ke dalam tas, tidak lupa ia membawa jaket berwarna hitamnya.

"Ayo!" Renza menyambutnya di depan pintu.

Rendra mengangguk singkat dan mengambil langkah yang sama dengan Renza. "Abang pasti masih ngantuk, kan?" Rendra membalas dengan deheman pelan.

"Kata Ade juga apa jangan bergadang mulu apalagi bergadang cuma karena main game, rusak mata lo nanti, Bang," cerocos Renza saat mereka sedang berjalan di anak tangga yang akan membawa langkah mereka ke lantai bawah.

"Kalem."

"GOOD MORNING MAMAH PAPAH!" teriak Renza dan duduk di salah satu kursi meja makan berhadapan dengan Neira yang sedang menyiapkan menu sarapan untuk mereka.

"Morning Ade dan juga Abang," tukas Neira sedangkan Rezka hanya membalas dengan senyuman tipisnya.

Neira menyiapkan sepiring nasi untuk suaminya, tidak lupa untuk kedua anaknya. "Abang udah bisa makan nasi, tapi sedikit-sedikit dulu. Ya kan, Pah?" tanya Neira kepada Rezka.

Narendra | Versi II EndWhere stories live. Discover now