23

3.3K 349 88
                                    

"Gak langsung pulang?" tanya Byan kebingungan saat Astar, Kara dan Rendra mengajaknya pada satu kaffe yang buka selama 24 jam.

"Nanti lah ngopi dulu," balas Kara yang di angguki Byan. Byan menang sangat jarang keluar rumah apalagi main sampai tengah malam seperti ini, memang asing bagi Byan.

Rendra tidak ambil pusing bertapa sudah malamnya sekarang. Yang terpenting ia sudah lega bisa mengalahkan Arvin setelah sekian lama tidak mengikuti balapan lagi. Ya memang buka  kali pertamanya Rendra ikut balapan di jalanan liar seperti tadi.

"Yaudah," kata Byan.

Hanya satu kata sebagai balasan dari Byan setelah rasa penasarannya kenapa mereka tidak langsung pulang kerumah setelah balapan selesai.

Astar diam-diam mengeluarkan sebungkus rokok yang Astar simpan di saku jaket berwarna hitamnya. Setelah Astar mengambil satu batang rokok Astar memberikan bungkus rokok itu kepada Kara mengalir estafet sampai pada tangan Rendra.

"Gua kira lo kagak ngerokok, Yan," protes Kara karena setahu mereka Byan benar-benar anak yang baik padahal soal rokok Byan juga seperti mereka hanya saja Byan terlalu pandai menyimpan jati dirinya.

"Gua cuma kagak main malam, kalau rokok why not? Gua laki," balas Byan mengambil korek bekas Kara dan menyalakan pada rokok yang ada ditangannya.

"Main rapih banget sampe gua kira lo bener-bener anak baik," kata Kara lagi yang dibalas kekehan ringan oleh Byan sendiri.

"Penilaian lo aja salah."

Kara menggaruk belakang telinganya yang sama sekali tidak terasa gatal. "Ndra sebatang aja," ujar Astar kepada Rendra. Rendra membalasnya dengan anggukan pelan, walaupun begitu Rendra tetap menghabiskan dua batang rokok untuk malam ini.

Ting

Xavellya Queena
Dip kamu dimana?
Lyla gak denger suara motor Adip pulang hari ini.
Adip udah tau kalau Ade dibawa ke rs tadi sore?

Rendra yang baru saja memegang hp terkejut membaca pesan yang dikirimkan kekasihnya. Tidak hanya pesan dari Velly beberapa pesan dari Rezka dan Neira pun terlihat pada room chat Rendra.

Pantesan saja sejak tadi perasaanya tidak enak rupanya bukan hanya Velly yang sedang sakit tetapi adiknya yang justru sampai dibawa kerumah sakit. Rendra tertenggun melihat jam yang ternyata sudah menunjukan pukul setengah satu pagi.

"Kenapa, Ndra?" tanya Kara saat menyadari sahabatnya itu terlihat sangat panik. "Gua duluan," ucap Rendra setelah menegak minuman yang sempat dia pesan tadi.

"Lah kemana coy?"

"Bayarin, nanti gua ganti," kata Rendra dan meninggalkan Kara dengan rasa penasaran.

"Gua pulang sekarang," ucap Rendra bangkit setelah mematikan puntung rokoknya dengan cepat Rendra mamakai jaket yang sempat Rendra buka.

Kara menyernyitkan dahinya. "Kenapa? Udah jarang banget kita nongkrong sampe pagi gini, Ndra," protes Kara.

"Ade gua masuk RS," kata Rendra yang langsung melenggang pergi begitu saja tanpa memperdulikan ketiga temannya yang di landa kebingungan oleh sikapnya.

"Renza masuk rumah sakit?" tanya Byan memastikan.

"Yaialah orang adenya cuma satu," celetuk Kara. Astar menghela nafas pelan jika sudah satu pulang maka mereka juga harus pulang.

"Ayo balik!" ajaknya tanpa bisa di gubris lagi.

Rendra berlari kearah parkiran dan membawa motornya dengan kecepatan tinggi. Rendra sangat khawatir dengan Renza.

Suara hp menyita perhatian Rendra, dengan decakan kesal Rendra meminggirkan motornya untuk mengangkat telpon yang mungkin penting.

Narendra | Versi II EndDonde viven las historias. Descúbrelo ahora