48

3.2K 385 49
                                    

"Abang.."

Suara lembut itu memanggilnya, suara yang selalu ingin Rendra dengan sepanjang waktu. Rendra merasakan sesaknya sendirian, ketika menoleh ke arah Neira air matanya mengalir begitu saja.

Laki-laki juga mempunyai hati dan perasaan yang tulus bukan?

Renza bergeser, membiarkan Neira untuk menenangkan kakak kembarnya. Neira duduk di samping Rendra dan memeluk Rendra.

"Kenapa Abang ngelakuin kayak gitu? Gak dengan putus sama Velly, masalahnya selesai, Nak," ucap Neira mengusap punggung Rendra dengan penuh kasih sayang.

Tubuh Rendra bergetar mendengar perkataan Neira. Hatinya terasa sakit saat menyadari bahwa ia sudah menyakiti hati perempuan, yaitu Xavellya.

"Aku sayang banget sama Velly, Mah. Sayang banget," ucap Rendra dengan suara pelan.

"Velly juga tahu kalau kamu memang menyayanginya," balas Neira hatinya ikut sakit merasakan apa ya Rendra rasakan.

Neira pun merasakan sakitnya, apalagi Velly?

"Bang... jangan sedih," gumam Renza.

Rasanya seperti bermimpi, Rendra tidak menyangka jika hubungannya dengan Velly harus berakhir semudah ini. Rendra sangat ingin mempertahankan hubungan ini, tetapi ia sendiri tidak sanggup dan tidak yakin akan kuat berada di sebuah hubungan yang menuntut seperti ini.

"Keluarin aja, Bang. Gak papa nangis, selama ini Abang udah nahan segalanya sendiri. Ini sudah waktunya Abang kalah dengan semuanya, ada Mamah, Bang. Jangan risau, jangan khawatir, kamu tetap putra Mamah yang sangat baik," ujar Neira. Putra yang sangat ia cintai dan ia kasihi harus menderita sendirian karena orang lain.

"Sekuat apapun aku berusaha memperjuangkan segalanya, jika Om Sapi sama Papah mau aku sama Velly berakhir, maka berakhir, Mah," lirih Rendra.

"Selama ini aku yang berusaha, semuanya hanya memihak seadanya. Papah.. Papah sama aja kayak Om Sapi, Mah.."

Neira terus mengusap punggung anaknya yang semakin bergetar. "Papah kayak gitu karena Papah gak mau kamu terluka, Bang.."

"Tapi apa salahnya dukung aku dulu, Mah?" Neira terdiam.

"Aku gak bisa, Mah. Ternyata menyudahi suatu hubungan itu sakit.." sambung Rendra.

"Jika kamu gak sanggup, kenapa harus saat ini, Bang?" Rendra terdiam.

"Kamu laki-laki, pundaknya harus kuat jangan goyah apalagi dalam memperjuangkan perempuan yang sangat kamu cintai."

"Bener, Bang. Kalau kayak gini, sama aja Abang gak bisa membuat Om Sapi percaya sa----

"Sejak awalpun Om Sapi gak percaya sama gua. Mah, aku rasa Velly akan lebih baik jika dia mendapatkan laki-laki yang sepadan sama dia, seperti apa yang diinginkan Om Sapi," ucap Rendra.

"Tapi Abang sakit, Nak. Bang gak semudah itu menahan diri untuk ikhlas," kata Neira menatap wajah anak nya yang sudah seakan orang yang kehilangan arah.

"Om Sapi... bersyukur aku putus sama anaknya," lirih Rendra.

"Aku seburuk itu, Mah. Pandangan orang ke aku udah seburuk itu," sambung Rendra penuh luka.

Narendra | Versi II EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang