24

2.8K 326 100
                                    

Setelah melihat Renza dirumah sakit malamnya Rendra di pinta Rezka untuk pulang terlebih dahulu untuk bersih-bersih. Tidak ada penolakan dari Rendra sendiri karena ia juga harus melihat Velly yang ternyata masih terbaring lemas di tempat tidurnya.

Dua orang yang Rendra sayang sama-sama sakit mungkin karena kecapean setelah hampir dua bulan mendalami materi matematika untuk mempersiapkan olimpiade mereka.

Rendra sendiri sudah kebal mendengar beberapa orang yang mebanggakan Renza maupun Velly di depannya. Contoh saja Om nya yang bernama Farraz yang sempat mempir untuk menjenguk Renza bersama istri dan anak-anaknya. Farraz sangat terlihat bangga tahu jika keponakannya baru saja menyelesaikan olimpiade dan tinggal menunggu pengumuman kejuaraan, Rendra sangat mendengar jelas bagaimaba Farraz membandingan nya dengan Renza.

Tidak ada rasa iri hanya saja kenapa harus di bandingkan? Bukannya setiap orang mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing?

Ting

Lamunan Rendra buyar mendengar beberapa notifikasi yang masuk secara hampir bersamaan.

Rendra mengambil hp nya yang sempat ia simpan di atas nakasnya.

Xavellya Queena
|Dip kata Bang Marven kamu pulang? Mau kesini gak?|

Narendra Pradipta
|Iya sayang baru mandi.|
|Pasti. Tunggu ya tuan putri.|

Xavellya Queena
|Ay ay captain!!|

Rendra tersenyum setelah membaca pesan terakhir yang Velly kirim untuknya.

Adisti Vira Pratista
|Naren.. alamat rumah lo masih sama?  Mamih bikin kue gua di suruh anterin ke rumah tante Nei.|

Narendra Pradipta
|Masih.|

Tidak menganggap hal serius Rendra menyimpan hp nya kembali dan menyambar handuk dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah mandi Rendra bergegas turun dari kamarnya dan akan menuju rumah Velly yang tepat ada di depan rumahnya juga. Rendra melebarkan langkahnya cepat saat mendengar bel rumah berbunyi berkali-kali.

Ceklek

"Hai," sapa seseorang yang tidak lain adalah Adis. Rendra tidak bergeming hanya menatap perempuan yang rela malam-malam kerumahnya, untuk apa?

"Di daerah perumahan lo udah banyak yang berubah ya, Ren. Jadi lebih enak," sambung Adis, Rendra mengangguk.

"Tante Nei ada?" Rendra menggelengkan kepalanya dirumahnya memang tidak ada siapa-siapa terkecuali satpam dan supir pribadi yang biasa mengantar jemput Rezka maupun Neira bahkan Rendra dan Renza juga.

"Mau ngapain ke sini?" tanya Rendra.

Adis menyodorkan tentengan yang ia bawa, dengan sedikit ragu Rendra menerimanya dan menyimpan tentengan itu pada meja yang ada di sana. "Mamih bikin kue buat Tante Nei sayang banget Tante Nei nya gak ada. Pada kemana?"

"Rs."

"Siapa yang--

"Renza. Lo mau masuk?"

"Boleh?" tanya Adis. Karena kembali pada niat awal, sebelum Mamihnya meminta Adis untuk mengantarkan kue kepada Neira, Adis sendiri sudah mempunyai niat untuk mampir kerumah Rendra untuk menemui lelaki itu.

"Kalau bisa kapan-kapan aja gua ada janji sama cewek gua," kata Rendra. Wajah ceria Adis berubah menjadi muram tapi Adis berusaha membuat wajahnya menjadi ceria lagi.

"Tap--

"Makasih buat nyokap lo, lain kali gak usah repot-repot," ucap Rendra dengan nada dingin.

"Ren gua udah jauh-jauh loh masa gak mampir dulu?" rengek Adis membuat Rendra menghela nafas pelan.

Narendra | Versi II EndWhere stories live. Discover now