36

3.5K 364 74
                                    

Sudah hampir dua minggu Rendra berada di rumah sakit karena sakitnya yang terus menerus naik turun, padahal tinggal beberapa hari lagi turnamen akan di laksanakan sedangkan kondisinya saja belum terlalu membaik.

Sudah berbagai cara Rendra meminta Rezka untuk mengizinkannya pulang, tetapi tetap saja Rezka tidak mengizinkan pulang.

Tanggal olimpiade Renza dan Velly juga sudah diumumkan, siapa sangka bahwa olimpiade yang akan di laksanakan di kota Surabaya itu bersamaan dengan turnamen futsal Rendra nanti.

Dan hari ini Rendra kedatangan Astar dan Kara untuk menjenguknya, bahkan kedua sahabatnya itu masih memakai baju futsal mungkin saja mereka baru saja selesai latihan.

Melihat hal itu Rendra ingin buru-buru sehat kembali. "Ndra.." sapa Astar.

"Tar, Kar," balas Rendra dan merubah posisinya menjadi posisi duduk agar memudahkan untuk mereka berinteraksi.

Astar duduk di kursi yang ada di samping brankar Rendra, sedangkan Kara menaiki brankar Rendra dengan tampang tanpa berdosanya.

"Gimana? Belum sehat juga, Ndra. Gak bosen apa?" gerutu Kara.

"Bosen. Btw thank udah luangin waktu buat jenguk gua lagi padahal baru dua harian kalian ke sini," tukas Rendra.

Walaupun mengeluarkan perkataan yang panjang, masih terdengar jelas suara Rendra yang lemah dan pelan. Itu yang membuat Kara dan Astar tidak bisa tenang melihat kondisi sahabatnya, apalagi mereka juga memikirkan kelanjuran turnamen nanti.

"Kapan udah bisa pulang, Ndra? Rekor baru lagi lo di rawat di rumah sakit sampe berminggu-minggu," ucap Astar.

"Mata lo pulang, Rendra masih lemes kayak gini lo tanyain kapan pulang. Yang bener aja, Tar," cerocos Kara menatap Astar dengan sebal.

Astar terkekeh dan menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal. "Gua basa-basi aja sih."

"Gua belum bisa pulang.." ucap Rendra.

"Turnamennya gimana, Ndra? Jujur dari awal lo sakit kita udah berharap lo sembuh cepet tapi ternyata lo bener-bener harus dalam pantauan dokter bahkan sampai turnamen aja udah di depan mata," tukas Astar.

Kara mengangguk, menyetujui apa yang di katakan Astar. "Heeh kita nunggu lo sembuh, Ndra," sambung Kara.

Rendra mengambil nafas pelan, dalam hatinya berkata mengapa sakitnya harus berdekatan dengan jadwal turnamennya nanti.

"Gua bakal usahain cepet sembuh," balas Rendra.

"Ndra udah, kita gak bakalan maksa lo buat ikut turnamen kalau kondisi lo belum memungkinkan."

"Percaya sama gua, gua bakal sembuh. Besok gua bisa pulang," kata Rendra.

Astar dan Kara saling tatap dengan singkat.

"Ndra.."

"Gua gak mau di geser," gumam Rendra.

Gugurnya ia menjadi kapten futsal sudah membuat Rendra sakit hati dan kecewa kepada dirinya sendiri. Maka dengan itu, Rendra tidak mau nama nya harus tergeser dari anggota tim yang akan ikut tanding mewakili nama sekolah.

"Gak ada yang mau ngegeser lo, Ndra."

"Marven bilang ke gua, kalau gua gak sembuh-sembuh nama gua bakal di geser dan di ganti sama anak lain," tukas Rendra.

Beberapa hari yang lalu Marven memang berbicara seperti itu kepada Rendra, itu lah mengapa saat ini Rendra terasa cemas.

Rendra menghela nafas kasar. Setelah kedua sahabatnya ini pulang Rendra akan meminta kepada Rezka untuk pulang dan di rawat di rumah saja, setidaknya di rumah tidak terlalu buruk.

Narendra | Versi II EndWhere stories live. Discover now