49

3.9K 371 50
                                    

"Istirahat, Bang," pinta Rezka saat ia langsung mengantarkan Rendra ke dalam kamarnya.

Rendra tidak menjawab melainkan langsung duduk di pinggiran tempat tidurnya, pikirannya masih tertuju kepada Velly. Perempuan itu tidak mau pulang karenanya mengacuhkan rasa khawatir orang tua dan kedua kakak-kakak laki-lakinya di rumah

"Mikirin apa?" tanya Rezka.

"Papah masih nanya mikirin apa?" Rezka bungkam. Rendra sudah mengira bahwa Rezka sudah tahu tentang nya dan juga Velly, tentu saja Neira pasti menjelaskan bahwa ia dan Velly sudah berakhir malam ini.

"Om Sapi puas banget, Pah. Sesenang itu dia tahu anaknya putus sama aku, itu artinya aku benar-benar gak di anggap sama Om Sapi ya, Pah?" tanya Rendra menatap Rezka.

"Maaf, Bang.." Rendra memaksa senyumnya.

"Aku gak bakal sanggup buat ini, Pah. Ngelepas Velly dengan paksaan dan tuntutan bukanlah hal yang mudah buat aku," guman Rendra.

Rezka duduk di samping Rendra. Menepuk bahu Rendra dengan pelan. "Papah yakin Abang pasti bisa, Bang."

Rendra menggelengkan kepalanya pelan, sudah ia pastikan Rendra tidak akan bisa berada di posisi yang tidak bersama Velly.

"Maaf karena Papah gak bisa ikut membantu menjaga hubungan kamu sama Velly. Papah hanya berharap kamu pulih, Bang. Pulih dari semua yang menyakitkan hati dan pikiran kamu, setelah itu Papah ingin kamu bersinar dengan sendirian, karena Papah yakin hanya kamu yang bisa merubah diri kamu sendiri," tukas Rezka mengusap-ngusap punggung Rendra yang terasa hangat.

"Kamu hanya perlu mengambil pelajaran dengan apa yang kamu denger dari semua ucapan dan tuntunan Om Sapi terhadap kamu," sambung Rezka.

Rendra menunduk. "Aku bisa kalau aku mau kan, Pah?"

Rezka menganggukan kepalanya.

"Jika kamu ingin merubah diri kamu menjadi yang lebih baik, mulai dari berhenti merokok, tidak berbalapan lagi, fokus kepada sekolah, pelajaran dan masa depan, Papah yakin semua orang pasti akan kagum sama kamu, Bang. Kamu itu bukan gak bisa, tapi kamu gak mau. Papah paham, kamu sedang di masa mencari jati diri itu lah yang membuat kamu hanya teralihkan kepada hal-hal yang membuat kamu penasaran seperti merokok, balapan dan kenakalan kamu lainnya," tukas Rezka.

"Kamu itu sama kayak Papah, Bang. Cuma bedanya kamu gak mudah goyah karena perkataan orang lain, sedangkan Papah mudah goyah. Kamu di caci maki di kata-katain kamu gak mau berubah hanya karena ucapan orang lain, sedangkan Papah sebaliknya. Papah paling gak nyaman jika ada orang yang mengata-ngatain Papah.  Itu sebabnya Papah bisa langsung memperbaiki diri Papah sendiri. Bang, Papah sudah lebih lama hidup di dunia, segala macam tuntunan itu memang ada dan sudah Papah rasain bahkan pada saat Papah seusia kamu, makanya Papah paham. Cuma itu, kamu itu tidak memperdulikan ucapan orang dan tanpa kamu sadari hati kamu ini udah rusak karena terus menampung ucapan kotor mereka terhadap kamu, tanpa ada nya perubahan di diri kamu sendiri itu lah kenapa orang-orang terus menghakimi kamu karena kamu tidak ada pergerakan untuk membela diri kamu sendiri," jelas Rezka panjang lebar.

Rendra menunduk apa yang di katakan Rezka itu benar, tidak ada pergerakan dari diri nya sendiri.

"Sekarang hubungan kamu sudah berakhir, waktunya kamu memperbaiki diri kamu. Di sini ada Papah, Mamah sama Ade yang akan bantuin Abang. Kalau Velly emang berjodoh sama kamu, mati dan hati Om Sapi akan terbuka buat kamu, tinggal kamu yakin dan percaya sama kemampuan diri kamu sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi."

Rezka menghela nafas panjang dan memeluk anak sulungnya itu, ia hanya bisa memberikan satu patah kata agar anaknya mau berpikir dan bisa menilai dirinya sendiri.

Narendra | Versi II EndWhere stories live. Discover now