04

4.9K 443 42
                                    

***

"Lo kenapa, Ren?" tanya Velly saat melihat raut kesal terlihat jelas dari muka yang di katakan sudah menjadi sahabatnya sejak kecil.

"Gua kesel tau, Vell. Papah sama Mamah kenapa sih sama Abang? Lo lihat sendiri kan, Vell? Mereka pulang," gerutu Renza sambil menatap Velly dengan tatapan penuh kekesalan.

Velly menyernyitkan dahinya. Sebenarnya Velly belum terlalu paham dengan apa yang diucapkan Renza kepadanya. "Loh bukannya bagus ya Om sama Tante pulang?"

Bukan nya diiyakan Velly malah menerima decekan kesal lagi dari Renza. "Bagus kalau mereka pulang sejak semalam. Lo tau gak si, Vell. Abang gua chat Papah yang isinya 'ade sakit' dan Papah langsung bilang kalau Papah sama Mamah mau pulang. Gimana coba perasaan Abang gua? Walau pun dia kayak biasa aja tapi gua tahu hatinya pasti sakit," jelas Renza. Bertukar cerita memang sudah biasa di antara mereka.

"Oh Rendra chat gitu biar Papah sama Mamah kalian pulang?"

"Ngetest, maybe?" Velly mengangguk paham.

"Terus tadi gimana? Katanya Rendra juga udah baikan, tapi ada-ada aja pake bohong bilang kalau lo sakit, Ren. Kalau lo beneran sakit gimana coba," ucap Velly.

"Di omelin Papah karena bohong. Padahal kata gua mah ya gak papa lah, Vell. Apa karena gua yang kekanak-kanakan ya, Vell?"

Velly mengambil pudding buatannya semalam dan memberi bagian buat Renza juga padahal sebelumnya Velly membuat pudding tersebut buat Rendra yang katanya sangat menyukai pudding rasa apapun itu. Tapi karena memang belum ada waktu yang tepat dan Rendra juga di jagain terus oleh Yala dan sekarang oleh kedua orang tua nya membuat Velly belum menemui Rendra sejak pagi karena yang mereka tahu Velly dan Rendra itu tidak dekat.

"Menurut gua gak bisa di sebut kekanak-kanakan, Ren. Sejak kecil kalian emang udah di perhatiin banget gak pernah di acuhin mungkin karena emang situasi semalam di sana lagi genting jadi Om sama Tante gak bisa pulang. Jadi saat ada sesuatu yang beda dari kedua orang tua kalian, lo mau pun Rendra pasti ngerasa aneh."

Renza manggut-manggut mendengar ucapan Velly yang sedikit ada benarnya. Sejak kecil si kembar memang selalu mendapat penuh kasih sayang dan perhatian apalagi Renza, si anak yang sejak kecil harus merasakan sesak karena asmanya.

"Tapi gua tetap kesel ah soalnya kan sekarang Abang juga sakit, sakit yang kapan aja bisa bikin kondisi Abang drop," keluh Renza.

"Ren kalau lo bilang masalah ini sama Papah gua pasti Om Rezka habis di ceramahin," kekeh Velly.

"Biarin aja mau gua aduin sama Om Sapi biar di omelin, enak aja malah ngeduluin Om Rasen dari pada anaknya," gerutu Renza lagi.

***

Setelah Rezka dan Neira pulang keduanya memang langsung mengajak kedua anaknya untuk pulang ke rumah mereka yang berada tepat di depan rumah kediaman Alexandria.

Sebelumnya Velly juga sudah memberikan pudding itu kepada Rendra lewat Neira. Faktanya memang Neira yang mengajarkan Velly membuat pudding.

"Abang ini ada pudding dari Velly katanya semoga cepat sembuh, mau di makan sekarang?" tanya Neira yang masuk ke dalam kamar itu dengan posisi Rendra yang sedang berdiri untuk mengambil jaket.

"Loh kamu mau kemana?" sambung Neira sadar bahwa penampilan anaknya sudah rapih.

Rendra menoleh. "Mau keluar. Pudding? Simpen aja nanti aku makan," tukas Rendra dan memakai jaketnya bahkan untuk menoleh ke arah Neira saja sangat singkat.

"Kok keluar, Bang? Abang baru enakan loh emang gak kenapa-napa?" Setelah menyimpan pudding itu di nakas Neira mendekati anaknya.

"Udah janji," balas Rendra dengan singkat.

Narendra | Versi II EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang