21

3.2K 322 50
                                    

"Masuk!" pinta Rendra saat mereka sudah sampai didepan pintu kelas 11 IPS. Adis terlihat kebinguangan membuat Rendra berdecak pelan.

"I-ni kelasnya? Jangan bilang kita satu kelas?" tebak Adis yang ternyata mereka benar-benar satu kelas. Karena tidak kunjung Adis masuk ke kelas Rendra pun mendahului langkah Adis merasa tidak perduli dengan tanggapan anak kelasnya yang sangat tiba-tiba saja Rendra membawa perempuan yang tidak mereka kenal, sepertinya.

Mungkin saja sebagian mereka akan mengenal siapa Adisti Vira Prastista. Seorang selebgram yang semula mengawali karirnya sebagai model cilik yang berlanjut hingga kini.

"Wehh.."

Rendra menoleh ke arah Astar dan Kara yang rupanya sudah mengamati Rendra yang baru saja masuk kelas. Setelah itu Rendra melirik ke arah Adis yang terlihat gugup karena banyaknya orang yang belum ia kenal.

"Cari tempat yang kosong," lirih Rendra pada Adis. Mau tidak mau Adis mengangguk dan mencari kursi dan meja yang kosong, sepertinya bangku untuknya memang sudah disiapkan oleh pihak sekolah.

Setelah memastikan Adis mendapatkan tempat duduk Rendra pun berjalan ke arah bangku nya tepat di dekat kedua sahabatnya.

Wajah kepo Astar dan Kara menyambut Rendra dengan beberapa pertanyaan yang akan langsung ditanyakan oleh keduanya.

"Bro itu mantan lo gak sih?" bisik kara. Rendra berdecih mendengar pertanyaan Kara, rupanya Kara mengingat Adis.

"Weh anjir ngapain dia di kelas kita?" sambung Astar yang juga mempunyai tingkat kekepoan yang tinggi. Rendra memutuskan untuk duduk di kursinya tidak lupa menyimpan tas berwarna hitamnya.

"Menurut lo aja, Tar? Ya jadi murid baru lah, dongo lo," celetuk Kara. Astar menonyor kepala Kara dengan kesal, padahal Astar hanya memastikan.

Kara mendekat ke posisi Rendra hanya untuk menayakan hal tentang Adis. "Sebelumnya lo udah tau dia bakalan sekolah di sini?"

Tentu saja Rendra tidak mengetahuinya dari awal. Pertemuan Rendra dengan Adis di koridor tentu saja membuat Rendra sedikit kaget karena kedatangan Adis yang datang secara mendadak.

"Lo kan galmov banget sama tuh cewek," kekeh Kara.

"Bacot," umpat Rendra. Kara mengalihkan pandangannya pada gadis yang sedang mereka bicarakan dan yang sialnya ternyata Adis juga meliriknya karena Kara menyiduk Adis yang sedang menatap Rendra.

Kara menyenggol lengan Rendra. "Adis ngeliatin lo tuh."

"Kara lo mending diem dah menurut gua mah," sahut Astar takut-takut Rendra kesal dan seharian menjadi tidak mood karena Kara. Kara memutar bola matanya malas.

"Ya kan gua cuma berbasa-basi," ucapnya dan kembali pada bangku miliknya.

Bel tanda masuk sudah berbunyi alhasil beberapa menit lagi Guru yang sudah mempunyai jadwal mengajar akan masuk kekelas mereka masing-masing.

Lagi-lagi Kara berdecak karena lupa tidak mengerjakan tugasnya tetapi ternyata bukan hanya Kara, Astar dan Rendra pun tidak mengerjakan tugas yang sama.

Mereka pasrah saat guru matematika yang khusus mengajar di kelas IPS itu menanyakan tugas mereka. Toh mengerjakan sekarang juga tidak ada waktu bukan?

"Siapa saja yang tidak mengerjakan?"

Tentu saja Adis yang sudah di perkenalkan Bu Endang pun pasti mendapatkan toleransi dari Bu Endang. Tetapi tidak untuk murid-murid lainnya, sama sekali tidak ada toleransi karena tugas tetaplah tugas.

Keadaan kelas tiba-tiba hening. Bu Endang merupakan salah satu Guru yang terkenal killer itu mengapa Bu Endang mengajar di kelas IPS.

Astar melirik ke arah Kara. Mau tidak mau Kara mengangkat tangan kanannya yang di susul oleh Astar dan Rendra.

Narendra | Versi II EndWhere stories live. Discover now