22

3K 326 52
                                    

Ketika Renza membuka kelopak matanya yang Renza rasakan adalah rasa sesak dan nyeri di area dada kirinya, nafasnya tercekat dengan sangat yang untungnya nasal kanul sudah terpasang apik di hidungnya.

"Ade.." Renza mengingat suara itu. Suara Mamah nya. Dengan gerakan pelan Renza menoleh dan menatap Neira dengan tatapan sayu seakan mengadu bertapa sakitnya yang ia rasakan sekarang.

Renza berniat menjawab tetapi bibirnya kelu. Suara Neira tidak terlalu jelas Renza dengar. "Mm-ah.."

"Iya, Ade. Masih sesak dadanya?" tanya Neira tangannya terangkat untuk mengusap-ngusap pelan dada kiri anak bungsunya.

"Ade ada dirumah sakit. Ade ingat gak Ade sesak nafas sampe pingsan makanya Mamah bawa Ade kesini, maaf ya sayang Ade jadi harus dirawat inap dulu," tukas Neira menatap lembut wajah anaknya yang terlihat lebih pucat lagi dari dewasanya.

"I-ya Mamah.." balas Renza dengan suara lirih.

"Yasudah sekarang Ade istirahat lagi aja ya, Nak. Mamah mau manggil dulu Papah biar Ade diperiksa lagi," tukas Neira sambil mengangkat sudut bibirnya.

"Mah.. sa.. kit.. da-da Ad..e..sakit.." lirih Renza mencekram dadanya kuat-kuat.

"Ade sebentar," ujar Neira sambil berusaha menggapai hp nya untuk menelpon suaminya.

Tidak lama kemudian Rezka datang dengan wajah paniknya tentu saja karena pasiennya kali ini adalah anak bungsunya.

"Ade.. Na," adu Neira. Rezka mengangguk paham dan segera memberikan penanganan untuk Renza, Rezka tahu betul sesaknya dada yang sedang Renza rasakan.

"Pa--pah.." lirih Renza.

"Tenang Ade nya tenang," pinta Rezka. Renza merasa pasokan oksigennya terasa menghilang begitu saja.

Tidak berlangsung lama nafas Renza merasa lebih baik Neira tidak pernah berhenti untuk menenangkan anaknya yang nyaris menangis karena nafasnya yang terasa sesak.

"Ade gimana? Masih sesak?" Renza mengangguk dan mengenggam tangan Neira.

"Maaf bikin repot," gumam Renza memejamkan matanya.

"Mamah sama Papah gak pernah merasa direpotin, Ade. Sekarang istirahat, ya? Pasti dadanya masih berat." Renza tidak menjawab perkataan Neira. Sakit diarea dadanya masih terasa, nafasnya masih sedikit tercekat Renza akan memaksakan diri untuk beristirahat agar tidak terlalu merasa khawatir karenanya.

"Sayang kamu chat Abang coba tanya kondisinya gimana, Ade sampai kayak gini takutnya Abangnya juga kenapa-kenapa," tukas Rezka masih tidak bisa menghela nafas lega.

"Iya.." balas Neira.

"Jangan bilang Abang," gumam Renza.

***

Rendra berjalan ke luar UKS dengan langkah pelan. Sejak tadi Rendra memang sendiri karena Astar dan Kara di mintai Guru untuk kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran dan Rendra dimintai untuk tetap di UKS sampai kondisinya membaik.

Karena menang bosan sendirian di UKS  Rendra memutuskan untuk keluar dari UKS dan menyusul kedua sahabatnya lagi pula bel istirahat kedua sudah berbunyi tadi.

"NDRA! REN!' Dua suara menyambutnya, Rendra mengerjabkan kedua matanya dan menoleh ke arah samping. Rendra menghela nafas kasar melihat kedua perempuan yang secara bersamaan memanggil namanya.

Saat hendak melangkahkan kakinya kembali buru-buru Adis dan Aila menghampirinya. "Tadinya kita mau ke UKS nyampetin lo, ternyata lo udah disini aja. Nih," ujar Adis menyodorkan sebotol air mineral.

Rendra menggelengkan kepalanya. Kendati kebingungan melihat Aila dan Adis secara mudah bersamaan. "Lo kenal Adis?" tanya Rendra pada Aila dengan nada datar seperti biasanya.

Narendra | Versi II EndWhere stories live. Discover now