03

5.1K 489 65
                                    

***

"Ih Om tau ah Ade kesel," ucap Renza menyimpan benda canggihnya dengan asal.

"Kenapa, Ade? Papah Rezka?" Bukan Xavier yang bertanya melainkan Yala yang juga ada di kamar ini. Renza menganggukan kepalanya, kesal karena orang tuanya tidak bisa pulang karena Rasen yang tidak bisa di bawa pulang malam ini padahal anak mereka juga sedang sakit. Fakta tentang Rendra, tidak suka di periksa Dokter lain terkecuali Papah nya sendiri.

Itu lah salah satu yang membuat Renza kesal. Papahnya itu tahu jika anaknya tidak suka di periksa orang lain tapi mengapa tidak bisa pulang untuk memeriksa anaknya?

"Nanti Om omelin Bapakmu itu, De. Om kesel juga jadnya tapi untung kata Dokter, Rendra gak papa butuh istirahat aja," tukas Xavier yang tadi berbicara dengan Dokter yang katanya teman Rezka.

"Tapi kan, Om. Gak turun-turun gula darahnya," rengek Renza.

"Nanti turun Ade kan udah di periksa sama Dokter, tuh Abangnya juga udah tidur berarti udah enakan tubuhnya. Sekarang Ade makan dulu yu," ajak Yala.

"Nd--

"Harus mau, mau sakit kayak Abang?" Renza menggelengkan kepalanya dan menuruti apa kata Yala untuk makan malam.

"Makan dulu, gih. Abangnya biar Om yang jaga."

Renza menganggukan kepalanya. "Jagain Abang, Om."

Yala mengajak Renza untuk ke tempat makan yang di sana sudah ada Velly dan kedua kakaknya, Arion dan Marven.

"Sini, De. Makan! Jangan nangis mulu," ajak Rion menepuk kursi kosong di sampingnya, Renza pun menurut dan duduk di samping Rion.

"Mah, gimana Rendra?" tanya Marven. Mendengar bahwa Rendra drop membuat mereka khawatir, apalagi Marven memang terbilang dekat dengan Rendra.

"Tidur, Kak. Semoga lekas membaik, Om sama Tante Nei belum bisa pulang soalnya," tukas Yala mengambilkan nasi dan lauknya untuk Renza.

"Makan dulu, De. Susu nya mau?" Tanpa malu karena sudah terbiasa, Renza pun menganggukan kepalanya.

"Mamah kenapa Om Rezka gak pulang? Biasanya dia langsung bisa pulang kalau di kabarin Renza sakit," ucap Velly.

"Om Rasen nya patah tulang, Vell. Jadi belum bisa langsung di bawa pulang terus yang jaga cuma Om sama Tante Nei," jelas Yala.

"Oh.." Velly mengangguk paham padahal dalam hatinya ia khawatie kepada kekasihnya.

Ya, Velly menerima Rendra walau di dalamnya Rendra tidak menembaknya tetapi mengklaim dirinya untuk menjadi pacarnya.

"Selamat makan anak-anak.."

***

Rendra membuka matanya pelan karena cahaya yang masuk membuat kepalanya semakin pusing. Melihat Rendra terbangun dari tidurnya membuat Xavier bangkit dan mendakat ke arah Rendra siapa tahu anak itu membutuhkan bantuan.

"Kenapa bangun, Bang?" tanya Xavier. Rendra melihat sudut kamar yang sedang ia singgahi, tidak ada Renza.

"Ade mana, Om?" Seperti dugaan Xavier sebelumnya, Rendra pasti mencari Renza. Sedangkan Xavier meminta Renza untuk tidur di tempat Marven agar anak itu bisa tidur dengan nyenyak padahal tidak Renza ingin sekali menemani Rendra semalaman tapi untungnya Xavier berhasil membujuk Renza.

"Ade mu tidur sama Marven, Om takut Ade gak tidur kalau disini. Mau minum gak?" tanya Xavier memegang gelas yang sempat Yala siapkan di sana.

Narendra | Versi II EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang