Bab 1 : Pertemuan Pertama

2.7K 192 110
                                    

“Bocil itu, kamu yakin dia janda?”

Pertanyaan konyol itu terlontar dari bibir pria bernama lengkap Nanggala Lingga Pramudya. Gala, sapaan akrab pria itu, kini sedang berada di dalam mobil tepat di seberang sebuah kedai bakmi. Ia menatap seorang gadis dengan tinggi sekitar seratus enam puluh senti, mengenakan apron berwarna marun dengan kertas dan pulpen di tangan.

“Benar, Pak. Dia adik sepupu saya, namanya Bulan Januari.”

“Dia pasti lahir di bulan Januari,”ucap Gala.

“Tidak, Pak. Dia lahir bulan Desember.”

Gala menoleh sekretarisnya yang berada di belakang kemudi, keningnya berkerut halus mendengar tebakannya dimentahkan seperti tadi.

“Anda tidak ingat, nama saya Agus tapi saya tidak lahir di bulan Agustus,”jawab Sekretaris Gala itu.

Ya, meski bernama Agus, tapi pria berumur tiga puluh dua tahun itu enggan dipanggil dengan nama aslinya, dia lebih suka dipanggil dengan nama Suga.

“Memang kamu lahir di bulan apa? Jangan terlalu percaya diri! Aku mengingat semua tentangmu,”ketus Gala. Padahal baru seminggu yang lalu dia memberikan hadiah jam tangan mewah ke Suga saat pria itu merayakan hari jadi.

Gala kembali menoleh ke arah kedai bakmi di mana gadis bernama Bulan itu bekerja, dia bahkan menjulurkan kepala dan membuka kaca karena gadis itu sudah tak terjangkau pandangannya.

“Ke mana dia?”

“Dia pasti sudah masuk untuk melayani pembeli.”

“Kamu tidak berbohong soal statusnya ‘kan?” tanya Gala untuk memastikan lagi.

“Saya mana mungkin berani membohongi Anda, Pak. Bulan menikah saat berumur sembilan belas tahun, suaminya bekerja di kapal pesiar. Sehari setelah menikah, suaminya harus kembali bekerja, tapi dua minggu kemudian dia dikabarkan jatuh dan tenggelam di laut Alaska. Jasadnya tidak ditemukan.”

“Bagaimana bisa?” selidik Gala.

“Kata orang-orang kampung, mungkin sudah jadi santapan piranha.”

Gala memejamkan mata, terlalu gemas mendengar jawaban dari Suga. Pria itu mencoba mengatur napas agar tidak meledak-ledak seperti biasa. Dokter bilang tekanan darahnya tinggi, dia tidak boleh sering marah karena itu berbahaya untuk kelangsungan hidupnya.

“Sejak kapan piranha hidup di Alaska?” tanya Gala dengan nada gemas, giginya bergemerutuk karena geram. Ia pun berpikir Bulan pasti sama bodohnya dengan orang-orang kampung tempat Suga berasal.

“Untung sejak kuliah kamu tinggal jauh dari kampung halamanmu,”imbuhnya.

Suga tersenyum tipis sambil memandang wajah sang atasan dari kaca spion tengah. Ia yakin Gala pasti akan menerima Bulan sebagai istri seperti apa yang dia sarankan.

Ya, hanya karena sebuah wasiat nenek buyutnya yang terdengar aneh, Gala harus mencari wanita dengan status janda untuk dinikahi.

Awalnya Gala tidak terlalu memikirkan hal ini, tapi saat sepupunya datang ke acara makan malam keluarga mengajak wanita yang statusnya janda, Gala merasa tak bisa tinggal diam lagi. Ia berambisi menikah lebih dulu sebelum sepupunya yang bernama Altar melangkahi.

Gala memutuskan meminta bantuan Suga karena otaknya sudah buntu mencari cara. Ia tidak tahu harus meminta bantuan ke siapa lagi selain satu-satunya orang yang dia percayai.

Gala berniat membayar adik sepupu Suga agar mau berpura-pura menjadi istrinya, sampai pembagian warisan nenek buyutnya selesai.

“Anda mau turun, Pak?” tanya Suga.

Terjerat Cinta Istri BayaranWhere stories live. Discover now