Bab 10 : Apa Hamil Duluan?

758 101 72
                                    


Bulan cukup terkejut mengetahui jika remaja itu adalah adik Gala. Hingga dia menarik kursi yang berhadapan dengan Tsamara, lantas mengajak bicara calon adik iparnya itu.

“Bukankah kamu harusnya berada di asrama? Kenapa bisa di sini?” tanya Bulan keheranan. Untung saja sebelumnya Suga sudah bercerita tentang Tsamara, sehingga dia pun memiliki topik untuk berbicara dengan gadis itu.

“Oh, aku kabur dari asrama,” jawab Tsamara santai. “Aku dengar kakakku akan menikah, jadi aku kabur agar bisa melihat sendiri calon istrinya,” imbuhnya.

Bulan menggaruk kepala, bisa-bisanya ABG ini kabur hanya untuk bertemu dengannya.

“Oh ya, mumpung aku bisa keluar, bagaimana kalau kita jalan-jalan?” ajak Tsamara dengan senyum lebar di wajah.

Lagi-lagi Bulan terkejut mendengar ucapan Tsamara, meski begitu dia menjawab, “Tidak bisa, aku harus kerja.”

Namun, sama seperti sang kakak yang keras kepala, Tsamara tidak bisa menerima penolakan. Dia berdiri mengeluarkan uang dari tas, lalu memberikannya ke meja kasir.

“Ini uang ganti rugi untuk mengajaknya pergi selama tiga jam!” Tsamara bicara sambil menunjuk ke arah Bulan.

Bulan semakin tak bisa berkata-kata menyikapi sikap Tsamara, ternyata gadis itu sama saja dengan Gala yang suka seenaknya, kelakuan gadis itu saat memberikan uang ke kasir untuk mengajaknya pergi juga sama persis.

“Ayo!”

Tsamara menarik tangan Bulan untuk ikut, hingga calon kakak iparnya itu tidak bisa mengelak.

Mereka pun pergi ke sebuah mall yang terkenal dengan tempat tongkrongannya, sesampainya di sana Bulan lagi-lagi terkejut dan bingung karena tempat pertama yang Tsamara tuju adalah toilet.

“Kamu ngajak ke mall, hanya buat pergi ke toilet?” tanya Bulan yang merasa keheranan.

Tsamara menoleh Bulan, hingga melebarkan senyum dan menjawab, “Ya ga donk. Aku hanya mau membersihkan wajahku.”

Bulan menaikkan satu sudut alis, bingung hingga akhirnya hanya bisa memperhatikan Tsamara yang masuk ke bilik kamar mandi, beberapa saat kemudian calon adik iparnya itu keluar dengan pakaian yang sudah berubah.

Bulan pun semakin terheran-heran dengan apa yang dilakukan Tsamara, sampai gadis itu berdiri di depan cermin yang terdapat di sana, melepas kacamata tebal yang dikenakan dan menghapus make up yang menempel di wajah.

Bulan melongo melihat wajah asli Tsamara, apalagi penampilan gadis itu kini terlihat begitu cantik dan modis.

“Aku berumur delapan belas, sedangkan kamu dua puluh satu, jadi kita bisa jadi teman,” ucap Tsamara saat Bulan masih membeku melihat penampilan aslinya.

“Aku senang memiliki kakak ipar yang seumuran.”

Bulan yang baru saja tersadar dari kekagumannya pun akhirnya mengangguk-angguk. Setelah Tsamara selesai dengan penampilannya, mereka pun keluar mencari tempat nongkrong.

**

Di sisi lain. Hana yang sedang berada di rumah sukses dibuat senam jantung, saat mendapatkan panggilan telepon dari sekolah Tsamara, dia takut terjadi sesuatu ke sang putri kesayangan karena sudah dua minggu tidak memberikan kabar.

“Halo,” sapa Hana ramah begitu menjawab panggilan itu.

“Maaf Bu Hana, saya ingin menyampaikan kalau Tsamara kembali kabur dari asrama, apakah dia sekarang berada di rumah?” tanya guru putrinya dari seberang panggilan.

“Apa?”

Tentu saja Hana begitu terkejut dan syok karena Tsamara kembali kabur. Dia sudah terbiasa mendapat panggilan dari pihak sekolah yang menginformasikan tentang kaburnya Tsamara, tapi lucunya Hana pun selalu terkejut meski bukan sekali dua kali diberitahu.

Terjerat Cinta Istri BayaranWhere stories live. Discover now