Bab 30 : Misteri Anting

479 78 31
                                    

Setelah kejadian di toko perhiasan itu, Bulan pun kembali ke rumah diantar oleh Gala. Namun, gadis itu terlihat sedih karena sudah dituduh mencuri. Bulan masih tidak terima dan merasa sangat buruk karena tuduhan itu.

“Bul, baru pulang? Mau makan?” tanya Hana yang melihat menantunya baru saja masuk rumah.

Bulan menoleh Hana, dengan tatapan sedih lalu menggelengkan kepala.

“Aku ga lapar, Ma.” Bulan berjalan lesu, kemudian menaiki anak tangga tanpa semangat menuju ke kamarnya.

Hana yang melihat Bulan tak bersemangat seperti biasa pun bingung. Apalagi sampai sore Bulan masih tidak tampak keluar dari kamar dan membuatnya semakin cemas, tapi dia takut mengganggu Bulan yang sejak pulang tadi memilih mengurung diri.

“Ga, Bulan kenapa?” tanya Hana saat melihat putranya pulang di sore hari. Dia masih mencemaskan keadaan Bulan yang tidak seperti biasanya.

Gala keheranan mendengar pertanyaan Hana, hingga memandang ke lantai atas sebelum akhirnya menoleh sang mama.

“Memangnya Bulan kenapa?” Gala malah melempar balik pertanyaan.

“Tadi, setelah kamu antar pulang, dia murung sampai ga mau makan siang,” jawab Hana.

Gala pun terkejut karena Bulan tidak makan dari siang. Tanpa membalas ucapan Hana, di buru-buru naik ke lantai atas untuk melihat kondisi sang istri.

Sesampainya di kamar. Gala melihat Bulan yang berbaring di sofa. Dia pun mendekat untuk memastikan apakah Bulan tidur atau tidak. Hingga dia melihat Bulan yang ternyata tidak tidur dan hanya berbaring diam seperti melamun.

“Bul, kenapa kamu ga makan? Kalau sakit gimana? Terus, ini kenapa nyalain AC dingin sekali?”

Gala mengambil remote AC yang ada di meja, kemudian menaikkan suhu ruangan agar tidak terlalu dingin.

Bulan menatap ke Gala, kemudian memilih bangun dan duduk dengan ekspresi wajah lesu.

“Apa kamu masih memikirkan masalah tadi?” tebak Gala.

Bulan pun mengangguk, kemudian berkata, “Antingnya ketinggalan di sana, gimana dong? Mau balik buat ambil aku malas. Nanti malah dituduh yang aneh-aneh lagi.”

“Sudah, kamu jangan mikir apa-apa! Biar nanti aku yang urus, kamu tenang saja,” ucap Gala agar Bulan tidak terlalu sedih dan terbebani.

Bulan menarik napas panjang dan mengembuskan perlahan. Hingga dia kemudian merasa sedikit tenang.

Namun, akibat menyalakan AC dengan suhu rendah, serta belum makan siang, Bulan pun merasa mual.

“Kamu kenapa?” tanya Gala saat melihat Bulan menutup mulut.

“Perutku tidak enak, kayaknya masuk angin karena belum makan juga,” jawab Bulan, tapi kemudian kembali ingin muntah.

“Ya sudah, sana mandi air hangat dulu, aku akan minta si mbok siapin makanan buat kamu, biar ga tambah sakit,” kata Gala.

Bulan mengangguk, kemudian pergi ke kamar mandi, sedangkan Gala benar-benar turun tanpa mengganti bajunya.

“Bulan kenapa?” tanya Hana saat melihat Gala turun dan langsung menuju dapur.

“Dia mual-mual."

Hana mendadak senang mendengar menantunya mual, hingga kemudian kembali bicara.

“Jangan lupa kalau pengacara Nenek Gayung sudah pulang dari Afrika,” kata Hana mengingatkan. "Sebentar lagi kita harus datang untuk mendengarkan wasiat lanjutannya."

Gala mendengarkan dengan baik ucapan sang mama. Mereka memang belum jadi mendengarkan wasiat lanjutan dari Nenek Gayung, karena pengacaranya mendadak harus pergi ke Afrika.

“Iya,” jawab Gala.

Ia pun meminta pembantu menyiapkan makanan untuk Bulan, bahkan menunggu dan mengawasi. Setelah itu, Gala naik lagi ke kamar dan masih mencemaskan kondisi sang istri.

Sesampainya di kamar, Gala melihat Bulan belum keluar dari kamar mandi. Dia pun akhirnya memutuskan untuk menghubungi pihak toko perhiasan, karena sebelumnya pihak toko sudah mengirimkan pesan untuk meminta maaf.

“Halo, maaf Pak. Soal tadi kami benar-benar meminta maaf,” ucap manager toko yang menjawab panggilan  Gala.

“Antar balik anting itu ke kantorku, nanti aku kirimkan alamatnya,” perintah Gala, mengabaikan permintaan maaf si manager toko.

“Maaf, saya ingin meluruskan karena memang ada kesalahpahaman di sini. Bukan kami berniat menuduh, tapi memang anting itu didesain khusus dan yang memesannya bukan orang sembarangan,” ujar manager dari seberang panggilan berusaha menjelaskan.

Gala awalnya malas mendengar permintaan maaf dan penjelasan dari manager itu, tapi mendengar kalau anting itu didesain khusus, membuatnya penasaran.

“Memangnya siapa yang memesannya secara khusus?” tanya Gala kemudian. "Istriku benar-benar mendapatkannya sebagai hadiah pernikahan," imbuhnya.

“Maaf, saya tidak bisa mengatakannya,” jawab manager dari seberang panggilan. Ia yang sok menutupi sukses membuat Gala geram.

“Kalau kamu tidak bisa menjawab, itu artinya kamu hanya mengada-ada, kamu mengatakan itu hanya untuk membela diri 'kan? Kalau kamu tidak memberi bukti yang kuat atas ucapanmu, maka aku akan tetap melaporkan masalah ini ke atasanmu! Jangan salahkan aku kalau kamu dan pelayan yang tidak sopan terhadap istriku tadi dipecat,” ancam Gala. Ia sengaja mengintimidasi agar manager itu mau jujur.

Hening. Suara manager itu tak terdengar. Sampai saat Gala hendak mematikan panggilan itu, tba-tiba si manager toko kembali bicara.

“Anting itu pesanan khusus dari Tuan Dominic yang artis itu.”

"Apa?"

_
_
_

Komen
Vote

Terjerat Cinta Istri BayaranWhere stories live. Discover now