Bab 28 : Izin Menjual Hadiah

474 72 37
                                    

Bulan masih heran kenapa seorang artis terkenal seperti Dominic pergi ke luar tanpa pengawalan, bahkan naik kendaraan umum.

Namun, tanpa Bulan duga, Dominic ternyata naik bus akibat bertengkar dengan Suri. Pria itu nekat turun dari mobil dan naik bus karena tidak mungkin menurunkan Suri di jalan, Dominic mengalah dan meminta Suri pergi membawa mobilnya.

Sesampainya di apartemen, Dominic langsung mengisi daya baterai ponsel. Ia tak sadar sejak di mobil, benda pipihnya itu ternyata mati sehingga dia tidak bisa memesan taksi online atau menghubungi managernya.

“Dia tidak menghubungiku,” gumam Dominic saat tidak melihat ada pesan dari Suri, ketika ponselnya sudah kembali hidup.

Tidak ingin ambil pusing, akhirnya dia pun memilih mandi.

Beberapa saat kemudian, Dominic keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambut yang masih basah. Ia memandang pantulan dirinya dari cermin dan melihat dari sana ponselnya yang masih dia isi daya berdering. Dominic pun mendekat, dia langsung mengangkat panggilan itu saat mendapati nama sang manager terpampang di layar.

“Halo.”

“Kamu di mana, Dom?” tanya sang manager dari seberang panggilan.

“Aku di apartemen.” Dominic menjawab sambil duduk di tepian ranjang masih mengusap rambutnya yang setengah basah.

“Suri tadi ke sini dan menitipkan mobilmu. Kenapa kamu masih mempertahankan wanita seperti itu, lebih baik kamu putus saja dari wanita egois dan pemarah seperti Suri,” amuk manager Dominic. “Lagi pula, tidak ada faedahnya pacaran untuk karirmu,” omelnya lagi.

Dominic mencebik dan terlihat kesal, hingga kemudian berkata, “Kamu tidak perlu mencampuri urusan pribadiku.”

Sementara itu, Bulan sudah sampai di kampus untuk mengambil nomor antrian untuk ujian masuknya ke sana. Sambil mengayunkan langkah, gadis itu melihat-lihat harga perhiasan di sebuah situs website. Bulan hanya ingin memastikan, apakah anting pemberian Suri memang semahal yang tertera di surat perhiasan itu.

Hingga langkahnya tiba-tiba terhenti. Bulan menemukan anting yang sama dengan yang diberikan Suri. Matanya pun membola, dia sibuk menghitung berapa digit angka yang tertera di sana, hingga langsung menutup mulut karena syok.

“Ternyata beneran mahal.”

Bulan kaget hingga menggeleng-gelengkan kepala karena tidak menyangka jika Suri akan memberikan hadiah semahal itu kepadanya. Dia pun terlihat berpikir sejenak, sebelum akhirnya menghubungi Gala.

Di sisi lain, Gala sedang bersama Suga di ruangannya. Ia sibuk mengecek berkas, hingga ponselnya berdering dan membuat fokus pria itu teralihkan. Gala langsung menjawab panggilan itu, sedangkan Suga memilih melanjutkan pekerjaannya.

“Ada apa?” tanya Gala begitu menjawab panggilan dari sang istri.

“Aku hanya ingin bertanya. Anting yang diberikan Suri, itu milikku, ‘kan?” tanya Bulan dari seberang panggilan.

“Iya, mana mungkin punyaku. Aku cowok, ga akan pakai anting apalagi model seperti itu,” jawab Gala sedikit ketus karena Bulan kembali membahas kado pemberian sang mantan.

Bulan terlihat senang. Hingga kemudian bertanya, “Apa aku boleh menjualnya? Lumayan untuk membeli franchise kedai bakmi seperti tempatku bekerja sebelumnya. Aku mau buka bisnis, agar kelak jika kita bercerai, aku punya mata pencaharian.”

“Terserah kamu,” jawab Gala. "Memangnya kamu sudah tahu mau buka kedai bakmi di mana?” tanyanya kemudian.

“Sudah, aku akan membuka kedai di depan kampusku,” jawab Bulan dengan semangat enam sembilan.

Gala pun hanya mengiakan dengan mengeluarkan suara 'hem', tapi tak lama pria itu tiba-tiba melotot mendengar jawaban Bulan.

“Jangan di sana! Tidak boleh!” tolak Gala hingga membuat Suga ikut terkejut sebab dia bicara dengan suara lantang.

“Kenapa jangan?” tanya Bulan keheranan.

Gala menelan ludah, dia berpikir jika di depan kampus, kedai Bulan pasti akan lebih ramai dikunjungi oleh mahasiswa ketimbang mahasiswi. Mereka pasti tidak hanya berniat makan bakmi, tapi juga menggoda Bulan.

"Pokoknya jangan, nanti aku carikan tempat yang strategis buat usaha kedai bakmimu.”

Bulan merasa aneh dan bingung mendengar ucapan Gala, tapi kemudian setuju saja meski harus sambil menggaruk belakang kepala.

“Ya sudah! Terserah, tapi benar ‘kan boleh jual anting dari mantanmu itu buat modal?” Tanya Bulan lagi untuk lebih meyakinkan.

“Terserah, asal bukan cincin pernikahan kita yang kamu jual,” jawab Gala.

Bulan pun terlihat senang, dia kemudian kembali berkata, “Kamu memang yang terbaik, pengertian, dan juga tampan.”

Gala tiba-tiba tersenyum-senyum sendiri mendapatkan pujian dari Bulan. Dia tersipu sampai tampak salah tingkah seperti perjaka yang baru saja kasmaran. Gala sampai lupa ada Suga di dekatnya.

Suga yang melihat Gala senyum-senyum sendiri pun merasa heran dan menatap aneh, tapi kemudian ikut tersenyum seperti sang atasan.

Gala menyadari kalau Suga sedang menatapnya, hingga dia pun membentak, “Kenapa kamu senyum-senyum?”

“Awas lho, pak Gala. Nanti jatuh cinta beneran sama Bulan,” ujar Suga menggoda.

“Kok kamu tahu kalau panggilan ini dari Bulan? Kamu nguping ya?” Amuk Gala.

_
_
_

Hola Geng
Kayaknya Gala akan aku jadwal ya updatenya seminggu 4 kali

Selasa, kamis, Sabtu, Minggu

Semoga kalian maklum

Terjerat Cinta Istri BayaranDonde viven las historias. Descúbrelo ahora