Bab 15 : Gara-gara Cermin

722 108 75
                                    

Bulan masih bingung dan canggung berada di rumah besar itu, apalagi setelah Hana membahas senam lantai yang terdengar sedikit agak aneh di telinganya, tapi karena terus ditatap Hana, akhirnya dia pun mengetuk pintu.

Hana terkejut dengan apa yang dilakukan Bulan, dia sebal karena Bulan tidak langsung masuk tapi malah mengetuk pintu.

“Buka aja langsung masuk, kenapa malah ketuk pintu?” Hana benar-benar keheranan dengan tingkah Bulan.

Bulan masih merasa canggung, hingga Hana kembali berkata, “Gala ga pernah kunci pintu, karena dia takut tiba-tiba mati di kamar, terus ga ada yang nemuin jenazahnya."

Bulan tentu saja terkejut dengan ucapan Hana, kenapa mertuanya itu sangat ceplas-ceplos ketika bicara. Bulan pun akhirnya mencoba memutar gagang pintu, dan benar jika pintu itu tidak terkunci. Bulan pun melangkah masuk, tapi kemudian kembali berhenti karena ucapan Hana.

“Jangan lupa kunci pintunya!" Titah Hana.

Bulan mengerutkan dahi, lantas bertanya, “Kenapa?”

“Sekarang sudah ada kamu, jika sampai Gala mati, berarti yang bunuh kamu,” jawab Hana kemudian meninggalkan Bulan.

Bulan melotot karena ucapan Hana, dia sampai menelan ludah susah payah. Mertuanya itu kalau bicara suka mengada-ada, mana mungkin juga dia membunuh Gala.

Bulan pun masuk tapi tidak mendapati Gala di kamar. Dia lantas mengedarkan pandangan, bingung karena kamar Gala sangat besar, bahkan hampir seukuran rumahnya di Sidorapet.

Bulan masih berdiri mengeksplore ke seluruh ruangan, Hingga terdengar pintu terbuka dan menoleh. Gala baru saja keluar dari kamar mandi, dia terkejut bersamaan dengan Bulan, hingga handuk yang melilit di pinggangnya melorot, dan membuat Bulan reflek berteriak.

“Awas burungnya terbang!”

Bulang langsung membalikkan badan. Dia malu setengah mati karena melihat Gala yang hampir terlanjang bulat. Meski Bulan seorang janda, tapi dulu dia tidak pernah melihat tubuh suaminya. Gala sendiri buru-buru membetulkan handuknya, memandang punggung Bulan yang sudah membalikkan badan.

“Buruan pakai baju!” teriak Bulan yang panik.

“Kamu masuk kamar kenapa tidak ketuk pintu!” protes Gala.

“Tadi aku ke sini diantar mamamu. Aku mau ngetuk, tapi diprotes. Ya sudah, aku langsung masuk saja,” kilah Bulan agar tidak disalahkan.

Gala pun merasa canggung, hingga kemudian buru-buru memakai baju, sedangkan Bulan masih berdiri di posisinya dan belum berpindah atau bergerak secenti pun.

“Apa kamu mau mandi?” tanya Gala setelah selesai berpakaian.

Bulan mengangguk dan menjawab, “Ya.”

“Ya sudah sana.”

Bulan pun akhirnya buru-buru masuk ke kamar mandi. Dia tidak tahu, tiba-tiba jantungnya berdegup dengan cepat, sehingga merasa gelisah. Dia pun mandi, tapi sengaja berlama-lama di sana karena masih canggung jika bertemu dengan Gala. Hingga saat sudah selesai, Bulan bingung karena di sana hanya ada satu sikat gigi, yang sudah pasti milik Gala.

Bulan pun mendekat ke pintu kamar mandi, lantas berteriak, “Apa kamu punya stok sikat gigi baru?”

Gala yang memang ada di kamar, lantas menjawab, “Bentar, aku ambilkan.”

Bulan merasa lega, untung saja ada sikat gigi lain, kalau tidak repot juga bergi membeli dulu lalu sikat gigi lagi.

Gala mengetuk pintu untuk memberikan sikat gigi yang diinginkan Bulan. Gadis itu pun membuka sedikit pintu dan mengulurkan tangan untuk mengambil sikat sambil berdiri di balik pintu, tapi siapa sangka Gala masih bisa melihat bagian tubuh belakang Bulan dari kaca yang tepat berada di balik pintu.

“Astagfirullah.” Gala beristigfar karena terkejut, bahkan langsung memberikan sikat ke tangan Bulan dan buru-buru membalikkan badan.

Bulan sadar dan langsung masuk kemudian membanting pintu. Namun, bukannya segera menggosok gigi,  Bulan malah berjongkok di balik pintu dan menjambak rambutnya. Dia benar-benar malu saat sadar Gala mungkin melihat sebagain tubuhnya.

“Kenapa aku harus terjebak dengan situasi seperti ini?” Bulan menggerutu dengan wajah merah menahan malu.

Bulan pun akhirnya tidak berani keluar kamar mandi. Dia di sana begitu lama, hingga membuat Gala cemas. Gala pun keluar dari kamar, dia mencari Hana karena ingin meminta bantuan sang mama agar Bulan mau keluar kamar mandi.

Hana sedang di kamar bersama Kelana. Dia mendengar suara Gala memanggil, lantas keluar dan menemui putranya itu.

“Ma, bantu aku!"

Hana dan Kelana bingung karena Gala tiba-tiba datang meminta bantuan.

“Bantu apa?” tanya Hana.

“Bulan dari tadi belum keluar dari kamar mandi, jadi tolong bujuk dia agar mau keluar,” jawab Gala sambil menunjuk ke arah kamarnya.

“Memangnya kamu apain Bulan sampai mengunci diri di kamar mandi?” tanya Hana keheranan.

“Ga aku apa-apain. Aku takut dia pingsan di kamar mandi karena sudah berada di sana sangat lama,” jawab Gala lagi.

Hana dan Kelana saling tatap, kemudian Hana pun buru-buru pergi ke kamar Gala karena cemas. Sesampainya di sana pun, Hana langsung mengetuk pintu kamar mandi.

“Bulan, kamu ga kenapa-napa 'kan?” tanya Hana sambil mengetuk pintu.
Bulan pun membuka pintu, dia kaget karena ada Hana dan Kelana juga di sana.

“Kamu baik-baik saja?” tanya Hana.

“Iya, Ma. Memangnya aku kenapa?” Bulan keheranan dan menatap Hana juga yang lainnya bergantian.

Hana langsung menoleh ke Gala, bahkan memciingkan mata ke putranya itu.

“Lihat! Bulan saja ga kenapa-kenapa, tapi kamu ribut dan manggil mama segala!” sewot Hana.

Hana pun akhirnya pergi sambil mengomel, Kelana sendiri menggelengkan kepala dan ikut pergi. Bulan menatap Gala yang terlihat salah tingkah, sampai akhirnya mereka sama-sama mengalihkan pandangan.
Saat baru saja turun dari lantai atas dengan mulut menggerutu, Hana berpapasan dengan Dinar yang baru saja datang.

“Lho, kapan Mama datang?”

“Baru aja,” jawab Dinar sambil menunjuk ke pintu, hingga kemudian dia tersenyum aneh ke Hana. Dia pun lantas mengeluarkan sesuatu dari dalam tas dan membuat Hana terkejut.

“Mama dapat krim Mak WAR dari mana? Bukankah krim itu dari dulu sangat sulit didapat, kok Mama bisa dapat?” tanya Hana keheranan.

Krim Mak WAR adalah krim khusus yang ampuh untuk hohohehe, krim itu memang tidak dijual bebas dan sembarangan, tapi entah kenapa Dinar selalu bisa mendapatkan.

“Demi Gala, mama harus melakukan apa pun, ini yang asli Hana bukan yang palsu," jawab Dinar, “Mama mau ketemu Gala dan kasih ini dulu,” ucapnya kemudian.

Dinar pun buru-buru pergi ke kamar Gala, sedangkan Hana ikut mengejar karena ingin minta krim mujarab itu juga.

Namun, langkah Hana terhenti ketika mendengar suara memanggilnya.

“Mama ngapain kek main polisi dan maling sama Oma?”

Hana menoleh dan terkejut melihat Tsamara ada di rumah. “Kok kamu pulang?” tanyanya keheranan.

“Mama masih tanya kenapa aku pulang? Mama tuh yang seharusnya ditanya, kenapa kak Gala nikah tapi aku tidak dijemput dari sekolah!” geram Tsamara dengan wajah bersungut kesal. "Kalian bahkan bikin status WA tanpa fotoku, heran! Aku ini anak kandung atau anak pungut sih?"

_
_
_

Komen dan vote ya 🤣🤣

Terjerat Cinta Istri BayaranWhere stories live. Discover now