Bab 29 : Dituduh Mencuri

420 77 41
                                    

Hari itu Bulan sengaja datang ke toko perhiasan karena ingin menjual anting pemberian dari Suri. Awalnya dia disambut baik oleh pelayan dan ditanya perhiasan apa yang ingin dijual.

“Ini juga ada sertifikatnya lengkap,” kata Bulan sambil memberikan barang yang dibawanya.

Pelayan itu mengambil kotak yang disodorkan Bulan, hingga terkejut melihat isinya. Pelayan itu pun curiga, hingga memperhatikan penampilan Bulan yang biasa saja, bahkan tidak memakai pakaian branded.

“Ada tamu yang membawa barang sangat mahal, tapi penampilannya begitu? Bagaimana ini?” tanya pelayan itu ke temannya.

Bulan tidak berpikir macam-macam saat melihat pelayan toko itu sedang bisik-bisik. Dia sibuk mengedarkan pandangan di sekitar melihat orang-orang yang ada di sana.

Pelayan lain pun ikut memerhatikan penampilan Bulan, hingga kemudian membisikkan sesuatu.

“Maaf, apa Anda bisa ikut saya?” tanya pelayan itu ke Bulan.

Tanpa menaruh rasa curiga, Bulan pun mengangguk kemudian ikut pelayan tadi dan ternyata diminta masuk ke sebuah ruangan khusus. Di sana Bulan langsung mendapatkan tatapan tidak menyenangkan dari pelayan yang mengajaknya.

“Apa anting ini benar-benar milikmu?” tanya pelayan itu sambil meletakkan anting yang dibawa ke atas meja.

Bulan terkejut mendengar ucapan si pelayan yang sedikit ketus, hingga dia pun menjawab 'iya'.

“Apa kamu tidak berbohong? Ini barang mahal, yakin ini milikmu?” tanya pelayan itu mengintimidasi, dari ucapannya saja sudah menunjukkan jika dia sedang menuduh Bulan bukan pemilik asli barang itu.

“Iya itu milikku, aku diberi temanku sebagai hadiah, Itu ‘kan komplit ada sertifikat dan kelengkapan lainnya,” ujar Bulan membela diri.

Meski begitu, pelayan itu tetap tidak percaya dan terus memojokkan Bulan.

“Kalau memang bukan milikmu, kamu lebih baik jujur saja. Anting ini harganya tidak satu atau dua juta lho.” Pelayan itu seperti menghina Bulan.

"Apa kamu sedang menuduhku mencuri?" Tanya Bulan.

Pelayan itu diam dan malah melirik temannya, hingga temannya itu keluar untuk memanggil manager toko.

Bulan sangat syok diperlakukan seperti ini. Hingga entah kenapa dia memikirkan Gala, dan akhirnya menelepon sang suami untuk mengadukan pelayanan di toko itu.

“Halo. Apa kamu bisa menyusulku ke sini? Aku ingin menjual anting dari Suri, tapi malah aku diintimidasi seperti pencuri,” ujar Bulan saat Gala menerima panggilannya. Dia melirik ke pelayan yang seolah tidak merasa bersalah sama sekali.

Di perusahaan. Gala ternyata sedang rapat dan sangat terkejut saat mendengar ucapan Bulan.

“Toko mana? Aku akan segera ke sana, tunggu di sana.”

Gala tiba-tiba berdiri dan pergi meninggalkan rapat, hal ini membuat semua staf bingung, terutama Suga.

“Rapatnya kita bubarkan.” Akhirnya Suga menutup rapat. Ia berlari mengejar Gala tapi atasannya itu tidak terkejar.

"Hish .... kenapa di itu?" Gerutu Suga.

**

“Maaf ya Mbak, mau ngadu pun, kalau Mbak mau berbohong, tetap saja ketahuan,” ujar pelayan dengan ketus setelah melihat Bulan mengakhiri panggilan.

“Tapi anting itu memang milikku, kenapa kamu bisa menuduhku mencuri,” ujar Bulan dengan bola mata berkaca-kaca.

“Tidak ada yang bilang mencuri, saya hanya tanya apakah anting ini milik Anda,” kata pelayan itu mengelak.

“Sama saja, kamu ragu kalau ini milikku! Kamu sudah secara tidak langsung menuduhku!” Bulan tidak terima.

“Itu masalah Anda,” ketus pelayan itu.

Bulan hampir menangis, tidak menyangka akan mendapatkan perlakukan seperti itu. Dia terus menjelaskan, tapi apa pun yang dikatakan, hanya dianggap sebagai sebuah pembelaan saja.

Hingga beberapa saat kemudian, Gala pun datang dan melihat Bulan yang sudah hampir menangis. Bulan sendiri lega dan langsung berlari ke arah Gala, kemudian memeluk suaminya itu dari samping.

“Aku hanya mau menjual anting, tapi malah dituduh mencuri,” rengek Bulan.

Gala murka mendengar hal itu, apalagi saat melihat Bulan menangis.

Manager toko juga masuk karena Gala datang dan langsung mencari Bulan, dia dan pelayan kini berdiri berhadapan dengan wajah tegang.

“Apa hak kalian menuduh istriku pencuri, hah! Kalian pikir dia tidak mampu membeli anting seperti itu!” amuk Gala dengan mata menyorot tajam.

“Jangankan anting, bahkan toko ini aku bisa membelinya jika mau!” amuk Gala lagi.

“Maaf, ini hanya kesalahpahaman saja,” ujar pelayan toko yang tadi mengintimidasi Bulan sambil menunduk karena takut.

“Tidak bisa! Salah paham apa? Aku tidak terima kalian menuduh istriku pencuri! Aku akan melaporkan tindakan tidak mengenakkan ini ke atasan kalian, kalau perlu ke kantor polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik!” ancam Gala yang emosi.

Bulan menangis sesenggukan, sambil menyembunyikan wajahnya di lengan Gala.

“Bukan begitu, Pak. Dia tidak tampak seperti orang kaya, jadi saya pikir--” Ucapan pelayan itu terpotong karena Gala kembali mengamuk.

“Akan aku pastikan kamu dipecat! Sejak kapan orang diperlakukan tidak baik hanya karena penampilannya, hah!” geram Gala.

Semua orang yang ada di sana pun menunduk takut. Gala menggandeng tangan Bulan, kemudian mengajak gadis itu pergi dari sana.

Manager toko pun mengejar dan menghadang untuk meminta maaf, karena masalah ini bisa jadi akan berbuntut panjang.

“Maaf, Pak. Ini pasti ada kesalahpahaman, bagaimana kalau kita bicarakan baik-baik,” kata manager itu.

Gala memberikan tatapan tajam, sebelum kemudian memilih mengabaikan dan mengajak Bulan pergi dari sana.

Sesampainya di mobil. Bulan masih menangis, dia malu apalagi tadi di toko dilihat banyak orang. Gala pun bergegas melajukan mobil dan meninggalkan tempat itu.

“Sudah, kamu tenang saja, jangan sedih. Aku pastikan kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” ujar Gala menenangkan.

“Kenapa aku dituduh mencuri? Memangnya aku ada tampang maling? Apa aku ini bodoh sampai menjual barang hasil curian di toko resmi,” ujar Bulan sambil mencoba menahan tangisnya.

Gala menepikan mobil, kemudian melepas seat belt dan secara tiba-tiba memeluk Bulan.

“Sudah jangan sedih, aku bakal buat pelayan tadi nyesel karena sudah nuduh kamu dengan sangat keji,” ujar Gala mencoba menenangkan sambil mengusap lembut punggung Bulan.

"Memang kenapa kalau tidak pakai barang branded? Apa harga diri orang akan jauh lebih rendah jika tidak memakai baju berharga mahal?" Gerutu Bulan sambil sesenggukan.

_
_
_

Komen yes
Jangan lupa Follow IG Na @nasyamahila

Terjerat Cinta Istri BayaranWhere stories live. Discover now