Bab 2 : Calon Istriku

1.2K 134 99
                                    

“Sesuai tuntutan nenek Gayung, aku akan menikah dengan janda, besok aku akan menikah!”

Gala datang-datang langsung menyodorkan foto Bulan ke arah Kelana. Papanya yang masih sibuk dengan berkas di tangan, dibuat tidak fokus dan meraih foto itu.

“Kamu dapat istri abal-abal dari mana? Kamu pikir semua orang akan percaya?” sanggah Kelana.

“Kenapa tidak? si saus Tartar itu saja kalian percaya saat membawa artis bookep di makan malam keluarga.”

“Ga!” Kelana menaikkan nada bicara seolah sedang memperingati sang putra.
“Jaga bicaramu itu, meski papa tahu kamu tidak menyukai Altar, tapi tidak baik mengatai kekasihnya seperti itu.”

“Bukankah memang Tabita pernah terseret kasus prostitusi artis? Apa aku salah?” Gala tetap saja ngotot, dia tidak mau disalahkan atau bahkan diperingati tentang hal-hal yang dirasanya benar.

Kelana mendengkus, dia menggeleng dan kembali memandang foto Bulan yang baru saja Gala berikan. Kesan pertama yang pria itu dapat, gadis yang ingin dinikahi putranya itu masih sangat muda.

“Pastikan dia cukup umur untuk dinikahi, dan pastikan siapa keluarganya. Kamu pikir pak Rudi akan memutuskan dengan mudah siapa yang berhak menerima warisan nenek Gayung? Dia pasti akan menyelidiki meski sampai ke lubang semut, jangan pernah ada perjanjian di atas kertas, sekarang sudah zaman digital.”

Kelana sejatinya tahu kalau Gala pasti mencari-cari cara agar bisa menikah lebih dulu dibanding sang sepupu. Tak pernah mengenalkan seorang gadis ke dirinya dan Hana, tak pernah terdengar berkencan lagi, tapi tiba-tiba ingin menikah. Sudah jelas Gala hanya berpura-pura.

“Berapa kamu membayarnya?”

“Adalah, Pa. Rahasia perusahaan,” jawab Gala dengan enteng.

“Cukup jadikan ini rahasia di antara kita, di depan mama dan nenekmu katakan kalian benar-benar saling mencintai, paham?” Kelana menyodorkan kembali foto Bulan ke Gala. “Papa akan membantumu, Papa akan bilang ke mereka kalau kamu sudah lama berkencan tapi dirahasiakan,”imbuhnya.

“Papa memang terbaik,”puji Gala.

“Dalam segala hal,”sambung Kelana dengan sombongnya.
_

Malam harinya, Gala mendatangi Bulan ke tempat kerja. Mobil mewah berwarna merah seharga sepuluh kaveling tanah, membuat mata pengunjung kedai bakmi, terutama para wanita tak bisa berpaling.

Terlebih saat sesosok pria tampan dengan tubuh atletis keluar dari sana, bakmi yang sudah hampir masuk ke dalam mulut saja seketika ikut lemas merosot kembali ke dalam mangkuk.

Bulan yang sedang membersihkan meja dibuat terperangah, dia kaget setengah mati mendapati Gala datang ke sana. Ia sampai terpaku di tempatnya berdiri, membiarkan rekannya yang lain menyambut Gala dan mencarikan pria itu tempat duduk.

“Di mana bos kalian?” tanya Gala saat pantatnya mendarat sempurna di kursi.

“Bo-bos? Bos kami tidak ada di sini, Pak.”

“Kalau begitu bagaimana aku meminta izin, aku ingin mengajak pacarku pergi jadi dia tidak bisa bekerja sampai kedai ini tutup.”

“Pa-pa-pacar? Pacar Anda? Siapa Pak?” tanya pelayan itu terbata-bata.

“Itu, dia!”

Bulan yang sedang membawa nampan berisi mangkuk dan gelas bekas pun sampai menghentikan langkah. Kini tatapan orang-orang tertuju ke Bulan, karena jari telunjuk Gala mengarah ke sana.

“Bulan?” Teman Kerja Bulan melongo sambil menyebut nama gadis itu.

“Hai!” sapa Bulan ke Gala.

Pria itu tersenyum lalu menumpukan ke dua siku ke meja, dia menyanggah dagu dengan punggung tangan lalu mengedip ke Bulan.

“Cepat kemasi itu, aku ingin mengajakmu jalan-jalan,” ucap Gala dengan enteng.

“Sekarang?” Bulan sedikit bingung karena masih bekerja.

Gala mengeluarkan sejumlah uang, lantas meletakkan di meja dan dilihat oleh teman Bulan.

“Yap, aku membayar untuk waktu yang aku minta. Jadi, jangan buang-buang waktu.”

Gala memberikan uang kompensasi agar bisa mengajak Bulan. Gadis itu sendiri tidak bisa mengelak dan akhirnya menuruti perintah Gala.

**

Mereka pun pergi dari kedai bakmi. Bulan masih tidak tahu ke mana Gala akan membawanya, hingga mereka sampai di sebuah salon yang cukup terkenal dan Gala langsung memarkirkan mobil di sana.

“Mau apa ke salon?” tanya Bulan sambil melongok ke bangunan besar itu.

“Merubah itik buluk menjadi sedikit berbentuk,” jawab Gala dengan sangat enteng. Ia melepas seat belt dan meminta Bulan bergegas turun.

Keduanya pun masuk ke salon. Gala langsung meminta karyawan salon untuk mengubah penampilan Bulan. Ia ingin gadis itu berbeda dan terlihat lebih berkelas. Bulan sendiri hanya menurut, hingga saat sedang melakukan perawatan, Gala menyodorkan secarik kertas ke calon istri bayarannya itu.

“Hapalkan ini, jangan sampai salah sebut!” Titah Gala ke Bulan.

“Apa ini?” tanya Bulan keheranan.

“Baca saja dulu!"

Bulan pun membaca catatan itu, ternyata di sana ada sejumlah pertanyaan beserta jawaban yang kemungkinan akan ditanyakankan oleh keluarga Gala.

“Anda ingin mengajak Saya bertemu keluarga? Kenapa mendadak?” tanya Bulan yang terkejut.

“Sudah, tidak usah protes. Kamu tinggal baca, hapalkan, lalu ikuti. Aku paling tidak suka dibantah.”

Bukannya menjawab pertanyaan Bulan, Gala malah meminta Bulan untuk segera memahami setiap catatan yang dia berikan.

Bulan sendiri tidak bisa mengelak, dia pun kemudian membaca dan menghafalkan setiap kalimat yang tertulis di kertas itu.

**

Setelah Bulan siap. Gala pun mengajak gadis itu ke rumah orangtuanya. Bulan benar-benar diajak ke sana dan itu bukan candaan semata.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di rumah orangtua Gala. Saat sampai di sana ada Hana, Oma Gala yang bernama Dinar, dan juga Kelana. Mereka begitu terkejut melihat Gala membawa wanita ke rumah.

“Ini siapa, Ga?” tanya Hana.

“Perkenalkan Ma, ini Bulan calon istriku.”

Tentu saja ucapan Gala membuat semua orang terkejut, hingga mereka pun saling tatap, Hana bahkan menelan ludah sebelum kembali menatap Bulan dan Gala secara bergantian.

“Ca-calon istri?” Hana terbata.

“Ya, bahkan kami sudah berencana untuk menikah,” ujar Gala sambil menautkan jemarinya ke jemari Bulan, dia ingin menunjukkan mereka adalah pasangan serasi yang sangat romantis.

Tentu saja pengakuan Gala membuat Hana dan Dinar terkejut, tapi tidak dengan Kelana yang sebelumnya sudah diberitahu tentang Bulan. Kelana hanya berpura-pura terkejut agar istri dan ibunya tidak curiga.

Gala tertawa puas di dalam hati, dia mencuri start karena tahu Tabita kekasih Altar masih memiliki kontrak pekerjaan yang melarangnya menikah sampai kontrak itu selesai, Gala yang licik memanfaatkan hal itu dengan cara buru-buru memperkenalkan Bulan sebagai calon istri.

Hana masih menatap Bulan, gadis itu mengulas senyum lalu mengulurkan tangan ke arahnya.

“Saya, Bulan. Senang bisa bertemu Anda,” sapanya dengan sopan.

Hana pun membalas jabat tangan Bulan, hingga kemudian bertanya, “Apa kamu benar-benar janda? Kenapa kamu masih tampak begitu muda?”

Dinar juga merasa penasaran. Jika dilihat dari wajah dan penampilan Bulan, sangat mustahil jika gadis itu seorang janda, sangat tidak masuk akal. Dinar bahkan membetulkan letak kacamata minus yang bertengger di hidung, setelah itu berkata-

“Kamu harus lolos tes dariku dulu.”

_
_
_

Hayoloh Bulan 🤣

Terjerat Cinta Istri BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang