Bab 12 : Ayo Ke KUA

648 106 57
                                    

Gala benar-benar tidak menyangka jika akan bertemu dengan Permaisuri—mantan kekasihnya yang sering pria itu panggil dengan nama Suri. Gala memalingkan wajah seolah enggan melihat mantannya itu, mungkin karena masa lalu hubungan mereka yang berjalan tidak lancar.

Suri dan Gala sendiri mengakhiri hubungan karena Suri tahu jika tidak mungkin bisa berujung menikah dengan Gala. Wasiat buyut pria itu cukup untuk membuatnya memilih sebuah perpisahan. Surilah yang meminta hubungannya dengan Gala berakhir. Saat itu Gala sendiri merasa sangat terpukul. Suri menganggap dia lebih mementingkan harta daripada cinta.

Padahal jauh di lubuk hati Gala, sebenarnya dia berniat melepas wasiat yang diberikan nenek Gayung agar bisa bersama Suri, bahkan dia ingin serius dengan melamar gadis itu. Namun, Suri malah terlihat jalan bersama seorang aktor di depan publik dan berita itu viral, membuat Gala akhirnya memilih mundur dan benar-benar mengakhiri hubungan.

Namun, satu hal yang tidak pernah Gala ketahui, pria itu dan Suri hanya berstatus teman, tidak lebih, tapi jika di pikir di dunia ini apa ada pertemanan beda kelamin yang benar-benar teman?

“Kamu pikir wajahku ini pasaran sampai ada kembaran,” sinis Gala.

Suri mengulum bibir mendengar jawaban Gala, lantas kembali bertanya, “Kamu sedang mengecek mobil?”

Gala memutar bola mata malas, sebelum akhirnya kembali menjawab dengan nada ketus. “Tentu saja di bengkel mobil buat ngecek mobil, memangnya mau ngecek apa lagi? Kapal?”

Gala pun akhirnya memilih menghindar. Dia takut kalau sampai kepergok wartawan, karena sekarang Suri memang menjadi pacar aktor itu. Dia tidak mau jika sampai digosipkan, lantas dianggap menjadi selingkuhan dan merebut Suri dari sang aktor.

Suri sendiri hanya bisa menatap Gala, sadar jika pria itu memang menghindarinya.

**
Setelah dari bengkel dan memastikan tidak ada barang yang dimaksud tersembunyi di mobil, Gala pun pulang dan langsung menemui Hana.

“Tsamara sudah aku antar ke asrama lagi,” ucap Gala saat bertemu sang mama.

“Baguslah kalau dia sudah balik ke sana,” ucap Hana. Hingga dia melihat ekspresi wajah Gala yang tidak seperti biasanya, putranya terlihat murung dan tampak banyak beban. Dia sebenarnya ingin membahas masalah pernikahan Gala dan Bulan, tapi sedikit ragu.

“Oh ya, keluarga Altar sepertinya sudah ikhlas kalau kamu nikah duluan,” ucap Hana.

Gala langsung menatap Hana saat mendengar ucapan sang mama, hingga dia menaikkan satu sudut alis seolah menganggap jika ucapan sang mama itu sangat meragukan.

“Mana mungkin mereka ikhlas begitu saja, setelah semua yang sudah mereka lakukan selama ini,” sanggah Gala, “aku malah curiga jika Altar sebenarnya memiliki rencana terselubung. Warisan nenek Gayung tidak mungkin mereka lepas begitu saja, aku yakin ini hanya siasat mereka agar aku lengah,” ujar Gala mengutarakan pemikirannya.

Hana terdiam meresapi jawaban Gala, apa yang dikatakan putranya itu sepertinya benar. Tidak mungkin keluarga Tata tiba-tiba berkata ikhlas, padahal sama-sama mengharapkan warisan.

Benar saja dugaan Gala, hari itu diam-diam Altar pergi menggunakan penerbangan malam ke Jogja.

Saat sampai di Jogja, dia pun beristirahat di hotel, lantas hari berikutnya menyelidiki siapa Bulan sebenarnya.

“Jika informasi ini tidak salah, berarti benar kampungnya di sini.” Altar memantau dari mobil yang disewanya, hanya demi mencari tahu semua hal tentang Bulan, dia sampai datang sendiri ke Jogja.

Altar melihat seorang wanita melintas. Dia pun buru-buru turun dan mobil untuk mencari tahu informasi tentang Bulan.

“Maaf, Bu. Saya mau tanya sesuatu,” kata Altar menghalangi langkah wanita itu.

Wanita itu memperhatikan penampilan Altar, melihat pakaian yang digunakan bermerk dan juga turun dari mobil, membuat wanita itu mau bicara karena yakin jika Altar bukan orang jahat yang hendak melakukan penipuan investasi bodong.

“Iya, ada apa ya?” Wanita itu tersenyum ramah.

“Gini, apa Ibu tahu janda di sini yang namanya Bulan?” tanya Altar mulai mengorek informasi.

“Bulan? Bulan anaknya Pak Bathok?” tanya ibu itu memastikan.

Altar sedikit bingung karena tidak tahu nama ayah Bulan, tapi dia mengangguk saja karena merasa jika Bulan yang dimaksud sama.

“Oh, iya bener dia janda, tapi kemarin ‘kan baru dilamar orang, sebentar lagi ga jadi janda,” jawab sang ibu.

Altar tersenyum getir, dia jelas tahu siapa yang sudah melamar Bulan.

“Oh gitu, saya dengar dia masih muda sudah jadi janda?” tanya Altar lagi.

“Dia itu janda perawan, ditinggal mati setelah menikah,” jawab sang ibu.

Altar pun mengangguk-angguk mendengar jawaban ibu itu, sambil berpikir dan cemas karena Bulan ternyata benar-benar janda.

“Tapi, ada yang bilang kalau suaminya itu masih hidup. Hanya saja ga mau balik karena nikah sama Bulan itu dipaksa,” imbuh wanita itu lagi.

Altar terkejut mendengar penjelasan wanita itu, isi kepalanya mendadak tercerahkan dan dia memiliki firasat baik.

“Dari mana Ibu tahu kalau suaminya Bulan masih hidup?” tanya Altar yang terus mengorek informasi.

“Katanya ada yang pernah ketemu Arif, suaminya Bulan. Eh, si Arif ini malah kabur kek orang ditagih hutang. Kayaknya memang menghindar,” jawab ibu itu begitu meyakinkan.

Akhirnya Altar memiliki informasi yang sangat penting tentang Bulan. Dia pun berterima kasih ke ibu tadi, lantas pamit pergi. Di dalam mobil Altar langsung menghubungi ayahnya.

“Pa, aku mendapatkan informasi penting tentang calon istri Gala. Aku ingin Papa mengirimkan orang untuk mengecek dan menyelidiki informasi yang aku dapat. Ini menyangkut hidup dan mati tujuh turunan, jadi aku ga akan pernah rela kalau Gala yang mendapatkan warisan lebih besar,” ujar Altar begitu panggilan itu dijawab Rafli.

“Baiklah, kirim informasi yang kamu dapatkan,"jawab Rafli menuruti keinginan sang putra.

Altar buru-buru mengirimkan informasi yang didapat ke Rafli, bagaimanapun caranya Altar harus bisa membuat rencana pernikahan Gala gagal.

**

Di kedai Bulan masih sibuk bekerja. Dia sedang membersihkan meja, merapikan piring dan gelas kotor, kemudian mengelap meja. Hingga tiba-tiba saja ada yang mencekal tangannya, tentu saja hal itu membuat Bulan terkejut, apalagi saat melihat siapa yang melakukan itu.

“Ikut aku!” ajak Gala menarik Bulan begitu saja keluar dari kedai.

Tentu saja Bulan sangat terkejut dan bingung, hingga kemudian bertanya, “Mau ke mana?”

“Kita harus ke KUA,” jawab Gala tanpa menghentikan langkah.

Bulan semakin terkejut, hingga akhirnya protes, “Bapakku aja belum ke Jakarta, kenapa sudah buru-buru ke KUA?”

“Siapa bilang bapakmu belum di Jakarta, dia bahkan sudah ada di rumah.”

Bulan tentu saja terheran-heran dan masih tidak mengerti, hingga kemudian kembali bertanya, “Kenapa buru-buru nikahnya?”

“Altar punya niatan untuk mencari suamimu. Bagaimana jika benar suamimu masih hidup?”

_
_
_

vote dan boom komennya ya geng

Terjerat Cinta Istri BayaranTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon