Bab 41 : Bersembunyi Di Kantor Suami

444 72 35
                                    

"Kenapa? Kenapa malah senyum-senyum?"

Bulan heran dengan tingkah Gala, hingga pria itu menggeleng pelan. Mereka seperti memiliki ketertarikan satu sama lain, tapi masih enggan untuk mengakui.

"Jadi boleh tidak memberi nomorku ke Dominic?" Bulan mengulangi pertanyaannya lagi.

"Boleh, berikan saja! Aku ingin tahu apa yang dia inginkan," tukas Gala.

***

Hari berikutnya Bulan datang ke sebuah kafe, setelah Gala mengizinkannya memberikan nomor ponsel ke Dominic, karena merasa dihargai sebagai suami. 

Melalui Tabita akhirnya Dominic mengajak Bulan bertemu secara pribadi, karena itulah Bulan kini berada di sana.

Sesampainya di kafe, Bulan heran melihat kafe itu sangat sepi. Hanya ada pelayan yang menunggu di sana dan langsung menyambut kedatangannya.

“Kenapa kafenya sangat sepi?” tanya Bulan dengan alis bergelombang.

“Kafe ini sudah dibooking khusus, jadi tidak ada pengunjung lain,” jawab pelayan itu.

Bulan mengangguk-angguk paham, tentu saja harus dibooking agar tidak ada penggemar Dominic yang melihat dan nantinya bisa membuat masalah di sana.

Bulan sudah duduk, bahkan pelayan juga menyajikan minum untuknya. Gadis itu berada di sana cukup lama, tapi tidak ada tanda-tanda Dominic akan datang, bahkan Bulan sudah menunggu hampir satu jam dan mulai merasa bosan.

“Apa dia hanya mengerjaiku?” Bulan mulai sebal dan merasa sedang dipermainkan.

Bulan mencoba menghubungi Dominic, tapi ternyata pria itu tidak bisa dihubungi, hal ini membuatnya semakin yakin jika sedang dipermainkan.

“Katanya mau bahas anting pemberian Suri, sekarang malah tidak datang.”

Bulan kesal karena sudah lebih dari satu jam menunggu di sana. Ia sendiri tidak tahu alasan Dominic tidak menepati janji.

Di sisi lain Dominic ternyata tiba-tiba ada acara yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Ini membuatnya tertahan bahkan tidak bisa menghubungi Bulan karena ponselnya ada pada sang manager.

Sementara itu, Gala tampak sedang duduk diam di ruang kerjanya. Ia seperti melamun, padahal sedang memikirkan Bulan. Gala penasaran dengan apa yang istrinya bicarakan bersama Dominic.

“Apa mereka benar-benar hanya membahas soal anting?” Gala bertanya-tanya.

Dia akhirnya mengambil ponsel, kemudian mencoba menghubungi Bulan untuk menanyakan tentang pertemuan gadis itu dengan Dominic.

“Apa kamu masih bersama pria itu? Atau sudah pulang?” tanya Gala begitu panggilannya dijawab Bulan.

Di seberang sana Bulan tampak berdecak sebal, setelah itu menjawab–

“Dominic saja tidak datang, dan sekarang aku jadinya bingung."

“Bingung kenapa?” tanya Gala keheranan.

“Aku takut pulang ke rumah. Aku ‘kan beralasan ada acara agar tidak diajak ke rumah sakit. Kalau aku pulang sekarang, Mama dan Oma pasti langsung mengajakku untuk tes kesuburan,” jawab Bulan.

Gala terdiam sejenak, tentu saja dia tahu soal dilema tentang perkembangbiakan yang sedang Bulan hadapi.

“Begini, dari pada kamu berkeliaran seperti kucing liar dan membuatku cemas, lebih baik kamu pergi ke kantorku saja,” ucap Gala.

Entah kenapa Bulan merasa sangat senang mendengar saran dari Gala. Tanpa berpikir, dia pun setuju untuk datang ke kantor suaminya itu.

Bulan buru-buru mencari taksi setelah mengakhiri panggilan. Sedangkan Gala seketika merasa tenang dan akhirnya bisa fokus bekerja sambil menunggu istrinya datang.

Sekitar setangah jam kemudian, Bulan akhirnya sampai di kantor Gala, dia bertemu dengan Suga saat sudah berada di depan ruangan suami abal-abalnya.

Gadis itu tampak membawa kantong plastik, hingga membuat kakak sepupunya bertanya.

“Kamu bawa apa?”

“Ini, apa mas Suga mau?” Bulan memperlihatkan makanan yang dibawa, lantas meletakkannya ke meja kerja.

Suga terlihat senang dan ingin mengajak Bulan makan bersama di luar, tapi belum juga menyampaikan idenya, tiba-tiba pintu ruang kerja Gala terbuka dan pria itu muncul dari baliknya.

“Kalian mau ke mana?” Tanya Gala. Ia  mendengar suara ajakan dari sekretarisnya ke Bulan.

“Menyantap ini dan makan di luar,” jawab Suga sambil memperlihatkan makanan yang diberikan oleh Bulan.

Gala menyipitkan mata, kemudian berkata, “Masuklah! Biar Suga makan itu sendiri di luar.”

Bulan tidak bisa menolak, hingga memilih masuk ke ruangan Gala, meninggalkan kakak sepupunya di luar sendirian.

Saat sampai di dalam, Bulan langsung memberikan makanan yang dia bawa ke Gala.

“Makan ini, ini enak,” kata Bulan.

Gala menerimanya kemudian duduk di sofa tepat di depan Bulan. Hingga saat akan makan, Gala terlihat ragu karena merasa penampakan makanan yang dibawa sang istri sangat aneh.

Bulan menatap heran, karena bukannya makan, Gala malah bengong.

“Kenapa tidak dimakan? Aku tidak akan mungkin meracunimu,” kata Bulan yang melihat Gala hanya menatap siomay yang dibawa.

“Ini siomay terbuat dari daging ikan sapu-sapu bukan?” tanya Gala.

Bulan tertawa mendengar pertanyaan Gala dan mengambil sendok.

“Udah, cicipi dulu jangan berpikiran yang aneh-aneh,” ucap Bulan sambil menyuapkan siomay ke mulut Gala.

Gala terkejut karena Bulan menyuapinya. Mereka saling tatap dan diam salah tingkah. Gala tersenyum begitu juga dengan Bulan.

“Enakkan? Ini makan sendiri,” kata Bulan yang buru-buru memberikan sendok ke Gala.

Bulan pura-pura membuang muka, entah kenapa dia merasa senang dan dadanya terasa berbunga-bunga.

Gala sendiri memilih memakan siomay yang dibawa Bulan, hingga melirik Bulan yang diam dan masih memalingkan wajah.

“Kamu tetap di sini saja, ga perlu pulang. Nanti pulang bareng aku aja, sore atau malam," kata Gala sambil menikmati makanannya.

Bulan sendiri bingung, seharian berada di sana apa yang harus dia lakukan.

“Aku harus ngapain di sini? Ga ada yang bisa aku kerjakan,” ujar Bulan bingung.

“Kamu bisa baca buku-buku yang ada di rak, atau tiduran saja di sofa kalau mau,” jawab Gala dengan entengnya.

_
_

Komen

Terjerat Cinta Istri BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang