Bab 34 : Berebut Tas

428 75 30
                                    

Sementara itu beberapa saat yang lalu, Tsamara ternyata diturunkan di depan gerbang dan bukannya diantar sampai masuk asrama oleh Gala. Kakaknya itu terlanjur kesal karena wasiat Nenek Gayung, sehingga Gala tidak mengamati Tsamara sampai masuk dan langsung pergi begitu saja setelah adiknya turun dari mobil.

Tsamara memandang mobil Gala yang sudah menjauh dan hilang dari pandangan.

“Akhirnya!” Tsamara terlihat senang melihat mobil sang kakak sudah tidak terlihat.

Gadis itu masih memiliki beberapa jam berada di luar asrama, sehingga memilih menjauh dari gerbang asrama, lantas memesan taksi online dan pergi dari sana.

Tsamara memutuskan pergi jalan-jalan ke mall, memanfaatkan waktu yang tersisa untuk bersenang-senang. Dia masuk ke toko barang branded, di sana gadis itu melihat-lihat tas yang terpajang di etalase.

Tsamara melangkah sambil mengamati tas-tas mahal dengan berbagai model. Meskipun sudah memiliki banyak koleksi di rumah, tetap saja dia ingin membeli tas lain.

Hingga bungsu Kelana dan Hana itu melihat sebuah tas yang menarik perhatiannya.

Namun, saat akan mengambil tas itu ternyata ada orang lain yang juga ingin mengambilnya, sehingga tas itu kini sama-sama dipegang oleh Tsamara dan seseorang.

Tsamara melepas dan menoleh, hingga melihat pria berpakaian rapi bahkan ada satu pria lagi di belakang pria itu yang tak kalah rapi sedang menatapnya.

“Apa kamu menginginkan tas ini?” tanya pria yang tadi sama-sama memegang tas incara Tsamara.

“Iya!"

“Aku juga suka tas ini,” kata pria itu, kemudian menoleh ke pria yang ada di belakangnya. Sepertinya pria di belakang itu sekretaris atau bawahan pria yang berebut tas dengan Tsamara.

“Tanya ke pelayan toko, apakah masih ada stok tas yang sama seperti ini,” kata pria itu sambil menunjuk ke tas yang tadi diinginkannya dan Tsamara.

Pria bawahan itu pun menemui pelayan dan menanyakan apa yang diperintahkan pria satunya.

“Maaf, tapi tas itu hanya tersisa satu karena limited edition,” ucap pelayan ketakutan sambil menunduk.

“Maaf ini salah saya karena sudah membiarkan gadis itu masuk ke toko, padahal seharusnya ditutup hanya untuk melayani bos Anda,” ucap pelayan itu menyesal.

“Saya akan memberitahu atasan saya dulu soal ini,” ucap pria yang diminta menanyakan stok tas tadi.

Tsamara mengamati pelayan yang sedang diajak bicara, hingga tahu apa yang terjadi.

“Anda ambil saja tas ini, tidak perlu berebut. Saya akan coba melihat-lihat tas lain, pasti akan ada satu tas yang saya suka selain ini,” ucap Tsamara mengalah.

Pria itu heran. Awalnya dia mengira akan berebut dan berdebat dengan Tsamara karena tas itu, tapi akhirnya dia tersenyum karena gadis itu mengalah.

Pria itu akhirnya mengambil tas tadi dan meminta pelayan untuk membungkusnya, sedangkan Tsamara tampak berjalan menjauh untuk melihat-lihat tas lain.

“Biarkan gadis itu memilih tas sampai dapat, jangan sampai ada pelanggan lain yang masuk,” perintah pria itu.

“Baik.” Pelayan itu mengangguk, hingga mendapatkan tips lumayan banyak.

Pelayan itu terkejut tapi juga senang. Padahal dia merasa akan mendapat makian karena sudah berbuat kesalahan. Pria itu pun akhirnya pergi bersama bawahannya dari toko.

Tsamara tidak menengok ke kanan dan kiri, dia sibuk melihat tas-tas lain, hingga akhirnya mendapatkan satu yang cocok dan dia sukai. Ia pun mengambil tas itu dan pergi ke kasir, hingga baru menyadari kalau di toko itu hanya ada dirinya yang sedang berbelanja.

“Kok tokonya sepi?” tanya Tsamara saat menunggu tasnya dibungkus.

“Toko ini tadi harusnya ditutup sebentar untuk belanja satu orang pemilik black card, yaitu pria tadi. Tapi Anda masuk dan sepertinya Anda tidak melihat tanda tutup sudah dipasang di depan pintu. Untung saja pria tadi tidak mengamuk dan malah meminta agar tetap membuat toko tutup sampai Anda selesai belanja,” ujar pelayan menjelaskan.

Tsamara menoleh ke pintu, membaca penanda di pintu bertuliskan OPEN, yang artinya bagian depan bertuliskan CLOSE. Tsamara merasa malu, benar dia tadi main masuk saja, sehingga tidak menyadari hal itu.

Tsamara akhirnya tersenyum canggung, malu karena sudah berbuat salah.

“Maaf, saya tidak tahu dan tidak memperhatikan sama sekali tadi,” ucapnya ke pelayan.

Tsamara bersyukur karena tadi tidak berebut tas limited edition dengan pria itu, jika iya mau ditaruh mana mukanya, sudah salah malah arogan dan tidak mau mengalah.

“Om-om tadi baik hati sekali, meski kaya tapi dia tidak arogan. Aku yakin tas tadi pasti untuk pacarnya, beruntung sekali wanita yang menjadi kekasihnya,” gumam Tsamara dalam hati. Dia pun mengambil tas yang sudah dibungkus pelayan dan meninggalkan toko itu.

"Aku sebaiknya mencari pria matang untuk dinikahi, juga harus lebih kaya jika aku mendapat warisan nenek gayung," ucap Tsamara.

-
-
-

Komen

Terjerat Cinta Istri BayaranWhere stories live. Discover now