Bab 36 : Bertemu Mantan

529 75 46
                                    

Hari itu di sela kesibukannya di kantor, Gala menyempatkan diri bertemu Suri. Keduanya janjian di sebuah kafe yang dulu sering mereka datangi. Saat masuk di tempat yang sudah disepakati, Gala melihat Suri duduk di salah satu kursi dengan muka masam. Gala pun dengan santai berjalan ke arah meja tempat mantan pacarnya itu berada.

Suri merasa kesal karena Gala tidak datang sesuai dengan waktu yang dijanjikan, gadis itu bahkan beberapa kali menengok ke arloji di pergelangan. Hingga Gala tiba-tiba duduk tepat di depannya.

“Kamu ini! Kemarin membuat janji tapi akhirnya tidak datang. Sekarang datang tapi sangat terlambat!” Amuk Suri.

“Aku sibuk,” balas Gala dengan entengnya.

Suri melotot, dia semakin kesal karena Gala seenaknya sendiri. Meski begitu, dia berusaha menahan diri dan bertanya, “Ada apa minta bertemu?”

Gala menatap Suri yang masih emosi, kemudian mengeluarkan kotak berisi anting yang Suri berikan ke Bulan. Dia meletakkan kotak itu di meja dan mendorongnya menggunakan telunjuk.

“Apa kamu sudah miskin, sampai hadiah dari Dominic kamu berikan ke orang lain sebagai hadiah,” sindir Gala.

Suri melirik kotak yang ada di meja, kemudian menatap Gala.

“Atau, sebenarnya kamu sengaja memberikan itu ke istriku, supaya dia dikira pencuri karena memiliki barang yang dipesan khusus oleh kekasihmu yang artis itu,” ujar Gala lagi sambil memberikan tatapan sengit ke Suri.

Suri sendiri berpura-pura terkejut mendengar ucapan Gala, padahal memang itu lah niatnya. Saat mengecek identitas Bulan, Suri menemukan fakta jika Bulan bukan dari keluarga kaya, sehingga dia sengaja memberikan hadiah dari Dominic, karena yakin Bulan pasti akan menjualnya.

“Aku tidak pernah berniat seperti itu,” sanggah Suri, “daripada tidak terpakai jadi lebih baik aku berikan ke orang,” imbuhnya.

“Yang namanya hadiah dari orang sebaiknya jangan diberikan ke orang lain lagi, lebih baik disimpan atau dijual seperti yang ingin dilakukan Bulan, jadi uangnya bisa digunakan untuk hal lain,” cerocos Gala yang tidak suka dengan alasan Suri.

Suri menatap Gala dengan rasa kesal, dia tidak senang karena pria itu terkesan membanding-bandingkannya dengan Bulan.

“Aku dan istrimu jelas beda, jadi tidak usah membandingkan kami,” ketus Suri.

“Tidak ada yang membandingkan kalian, hanya saja lebih baik berpikiran lebih cerdas dan jangan berniat jahat ke orang lain,” balas Gala.

Suri pun semakin sewot karena Gala terkesan sangat membela dan mencintai Bulan.

“Dari sikapmu, aku yakin kamu pasti memang sengaja ingin membuat Bulan kerepotan dan menjadikannya seperti maling?”

Gala masih menatap curiga ke Suri. Gadis itu terlihat gelagapan dan bingung membalas ucapannya.

“Kalau kamu memang berniat seperti itu, aku jelas tidak akan tinggal diam. Aku akan memberitahu Dominic kalau kamu sudah menjual perhiasan yang dipesan spesial olehnya!” ancam Gala.

“Bilang saja, silakan! Lagi pula Dominic juga tidak akan peduli mau diapakan anting itu karena sudah diberikan padaku,” balas Suri menantang.

Gala memperhatikan gelagat Suri, hingga mengambil kesimpulan jika Suri memang sengaja memberikan anting itu untuk mempermalukan Bulan.

“Kamu jangan coba-coba menjadi pelakor, apalagi sampai membuat istriku kesusahan! Aku tahu kamu masih mencintaiku, tapi maaf, aku tidak bisa menerimamu,” ujar Gala dengan penuh rasa percaya diri.

Suri mendelik mendengar ucapan Gala, hingga mendengar mantan kekasihnya itu kembali bicara.

“Lebih baik kamu menikah dengan Dominic, setelah itu bercerai, karena aku hanya mau dikejar oleh janda,” ucap Gala lagi, dia sengaja mengatakan itu semua hanya untuk menyindir Suri.

Suri gelagapan tak bisa membalas, dia hanya bisa menatap Gala dengan rasa tidak percaya.

Gala berdiri setelah merasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, lantas mengambil kembali kotak yang tadi dia letakkan di meja.

“Anting ini sudah kamu berikan ke Bulan, meski aku tunjukkan kembali kepadamu, tapi tetap saja tidak bisa diminta kembali, karena anting ini ingin Bulan jual,” ucap Gala, kemudian meninggalkan Suri sendirian di sana.

Suri hanya diam bahkan tidak menatap Gala yang pergi meninggalkan dirinya.

Gala keluar dari kafe, dia berhenti sejenak di samping mobilnya dan tampak menekan layar ponsel untuk menghubungi Suga.

“Segera lakukan rencana yang sudah kita susun tadi,” perintah Gala begitu panggilannya dijawab sang sekretaris.

“Baik, Pak!” Balas Suga dari seberang.

Gala mengakhiri panggilan itu, lalu masuk mobil dan meninggalkan area parkir kafe.

Di sisi lain, Suga saat ini berada di depan laptopnya yang menyala, jari jemarinya dengan lincah mengetik untuk membuat postingan sesuai dengan rencana yang sudah sang atasan siapkan.

Ternyata Suga membuat postingan tentang anting itu. Dia memposting anting itu dengan caption ‘Dijual anting limited Edition, hadiah dari Dominic untuk pacarnya.’

Setelah kalimat yang disusun terasa sudah pas, Suga pun menekan tombol enter, sehingga postingan itu pun kini bergulir liar di dunia maya.

“Beres!” Suga begitu puas sudah melakukan hal itu. Ia merasa baru saja selesai mengemban tugas mulia dengan mengerjakan perintah atasan sekaligus berbuat baik ke adik sepupunya.

Postingan yang dibuat Suga baru meluncur beberapa menit, tapi sudah dibanjiri komentar dari banyak akun sosial media yang didominasi oleh kaum hawa. Suga hanya menantau, banyak sekali komentar yang terus muncul dan rasanya dia ingin semakin memprovokasi.

[Berapa harga anting itu?]

[Cantik sekali, aku kalau dikasih juga mau.]

[Wah, apa pacar Dom miskin? Kenapa hadiah secantik itu dijual?]

[Siapa pacar Dominic, aku penasaran. Kenapa dia sampai mau menjual anting yang sangat berharga itu?]

Suga tersenyum senang membaca komentar-komentar itu, tampaknya rencana Gala akan berhasil.

-
-
Komen

Terjerat Cinta Istri BayaranOnde as histórias ganham vida. Descobre agora