Bab 26 : Tidur Bersama

712 81 38
                                    

“Apa dia mabuk?” tanya Kelana sambil memperhatikan Gala.

“Iya,” jawab Bulan jujur apa adanya.

“Eh … sembarangan! Siapa yang mabuk? Aku ga mabuk!” Gala tidak terima dibilang mabuk dan malah mengamuk.

Kelana menghela napas kasar, hingga kemudian menarik paksa putranya itu.

“Sudah, kamu kembali ke kamar.”

“Aku ga mau balik ke kamar. Aku mau menemui Nenek Gayung!” Gala masih bersikeras sambil berusaha melepas tangan Kelana yang memegang tangannya.

Kelana mendengkus mendengar Gala ngotot ingin bertemu Nenek Gayung, hingga kemudian dia berkata, “Nenek Gayung sudah mati. Kamu juga ga tahu apakah Nenek Gayung masuk surga atau neraka, jadi kalau kamu mau nyusul, kamu mau nyusul kemana? Terus kalau kamu sampai nyasar gimana?”

Bulan dan Hana melongo mendengar ucapan Kelana, kenapa pria itu ucapannya malah ngelantur seperti orang mabuk juga.

Kelana pun menarik dan mengajak Gala ke kamar. Dia bahkan mendudukkan putranya itu di ranjang.

“Ini sudah malam, kamu lebih baik tidur saja. Lagian ban mobilmu kempes, jadi kamu ga bisa ke mana-mana.”

Setelah mengatakan itu, Kelana pun keluar dari kamar Gala dan Bulan lalu menutup pintu. Bulan melihat Gala yang duduk di tepian ranjang, dia pun mendekat dan Gala mulai meracau lagi.

“Papa pikir aku anak kecil yang bisa dibohongi ban kempes,” gerutu Gala.

Bulan sedikit heran mendengar ucapan Gala, hingga kemudian kembali bertanya, “Sebenarnya kamu ini mabuk ga, sih?”

Gala hanya melirik Bulan dan tidak mau menjawab, sebelum kemudian memilih naik ranjang dan berbaring.

Bulan mengedikkan kedua pundak, sebelum akhirnya memilih untuk kembali belajar. Namun, dia ternyata tidak bisa berkonsentrasi. Kelakuan suami abal-abalnya barusan membuat otaknya buntu.

“Ah, sudahlah.” Bulan menutup buku, lantas memilih ikut tidur.

Bulan menatap Gala yang sudah tidur nyenyak, kemudian naik ke ranjang dan berbaring di samping Gala, lantas menarik selimut dan memejamkan mata memunggungi pria itu.

**

Matahari pagi mulai menyapa. Gala pun terbangun dan mencoba membuka kelopak mata yang terasa berat. Hingga dia begitu terkejut saat melihat tangannya memeluk Bulan, apalagi mereka berbaring begitu dekat seolah tidak ada jarak.

Gala hendak mengangkat tangan dari pinggang Bulan dan ingin menjauh, tapi tak dia duga Bulan lebih dulu membuka mata dan membuat mereka saling tatap.

Bulan melihat tangan Gala yang sedang diangkat dan masih menggantung di atas perutnya.

“Pantas terasa berat,” gumam Bulan dalam hati.

Sama halnya dengan Bulan, Gala pun merasa canggung dan malu, hingga tanpa sadar keduanya bangun bersamaan dan buru-buru turun dari ranjang juga bersamaan.

“Kenapa aku memeluknya?” Gala menggerutu di dalam hati.

“Bagaimana bisa aku tidak sadar?” Bulan pun sama, dia bergumam dalam hati dan ingin memaki diri sendiri.

Keduanya sama-sama berjalan ke kamar mandi, hingga tanpa disadari malah saling menabrak dan terkejut bersamaan.

“Kamu mau pakai kamar mandi? Ya sudah, kamu pakai dulu.” Gala mengalah dan memersilakan.

Bulan masih merasa canggung, hingga tanpa kata hanya mengangguk dan berjalan masuk kamar mandi.

Di dalam kamar mandi. Bulan merasa gugup, bahkan jantungnya berdegup kencang sejak tadi dan kini dia malah memukuli kepalanya karena merasa sangat malu.

“Duh, bodoh sekali kamu. Padahal semalam tidur sudah jauh-jauhan, kenapa pagi bisa sedekat itu?” Bulan pun menggerutu.

Bulan berdiam diri di kamar mandi beberapa saat, meskipun dia sudah selesai dengan urusannya. Hingga beberapa menit kemudian, Bulan keluar dan melihat Gala yang sedang duduk di tepian ranjang.

“Oh ya, kemarin mantanmu datang menemuiku,” ucap Bulan untuk mengurai kecanggungan di antara keduanya.

Gala kaget dan langsung menatap Bulan.

“Mana mungkin?" elak Gala tidak percaya.

“Untuk apa aku bohong? Dia bahkan memberiku hadiah,” ucap Bulan meyakinkan.

“Kamu itu! Jangan menerima hadiah dari sembarang orang!” balas Gala.

“Suri ‘kan mantanmu, jadi bukan sembarang orang. Lagi pula, dia menyebut dirinya sendiri sebagai mantan terindahmu,” ujar Bulan dengan nada sewot.

Gala tersenyum miring mendengar ucapan Bulan, dia tidak menyangka Suri akan berbuat seperti itu dan sampai mengatakan dirinya mantan terindah ke Bulan.

"Lalu apa yang dia berikan kepadamu?" Tanya Gala.

"Aku belum melihatnya, aku takut isinya boneka dengan jarum dan kain kafan," ketus Bulan.

"Kamu pikir Suri dukun santet?"

_
_
_

Komen Vote

Terjerat Cinta Istri Bayaranحيث تعيش القصص. اكتشف الآن