013

4.3K 498 185
                                    

Sudah satu minggu ini kalian gelisa. Kau dan Taehyung.

Kalian sama-sama tau, kalian belum siap menikah, apalagi mengurus anak. Taehyung bahkan terlihat murung.

Saat pulang kuliah kalian makan siang di apartemen Taehyung.

"Tae..."

"Hmm..." jawabnya sambil terus mengunyah makanannya.

Kau meletakkan piringmu dan berangsur mendekatinya.

Kau meletakkan tanganmu di pahanya, meminta perhatian darinya.

Cara makan Taehyung sangat terburu-buru, dia begitu jika sedang stres.

Taehyung tersedak dan kau buru-buru menyodorkannya segelas air.

"Hati-hati Tae."

Taehyung minum dengan sama tergesanya.

"Tae..." ulangmu saat Taehyung meletakkan gelasnya, dan menjauhkan piringnya.

Sepertinya Taehyung sudah selesai makan. Atau lebih tepatnya berhenti makan.

"Tae, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Taehyung menatapmu, pandangannya memelas putus asa.

Dia menggenggam tangamu, lalu menatap kedalam matamu.

"Aku tidak tau, aku tidak pernah merencanakan ini. Akuㅡ

Taehyung terbata, dan tak sanggup melanjutkan kalimatnya.

Taehyung menunduk.

Perlahan bahunya berguncang.

Taehyung terisak.

Dia menangis.

Kau tersentak.

Hatimu teriris.

Kau mengulurkan tanganmu dan menangkupkan wajahnya.

"Aku tidak tau harus bagaimana... eomma akan membunuhku." Lirihnya.

Ini salah, harusnya kau yang ketakutan bukan Taehyung. Perutmu yang akan membesar bukan dia. Tapi kenapa dia menangis?

Kau berdiri lalu menarik kepalanya untuk bersandar di dadamu.

Tangisnya menjelaskan banyak hal.

Taehyung tidak akan bertanggung jawab dengan bayi ini. Dan seketika kenangan tentang kalimat yang di ucapkan Taehyung saat pertama kali kalian melakukannya terulang di otakmu.

"Aku akan bertanggung jawab."

Tiba-tiba kau tersenyum. Bukan senyum kebahagiaan, lebih tepatnya kau meringis.

Taehyung sudah pasti tidak akan menginginkan bayi ini.

Sementara kau?

Kau masih tidak tau harus melakukan apa.

Tapi tetap saja, kau memeluknya, menenangkannya.

Seharusnya saat ini kau marah kepada Taehyung, seharusnya kau berteriak kearahnya menagih janji yang di ucapkannya dulu, bukannya memeluknya.

Saat inilah kau sadar bahwa kau sudah terlanjur jauh jatuh kedalam cintamu kepada Taehyung.

Kau tau saat ini tak ada jalan untuk kembali. Yang harus kau lakukan adalah bertahan di sisinya.

***

Kau mengajak Taehyung duduk di sofa, kau menghiburnya dengan mengajaknya bercinta.

Perlahan kau menurunkan resleting celananya dan mengeluarkan miliknya. Kau tau, Taehyung sangat menyukai bercinta, seorang Taehyung tidak akan pernah menolak ajakan bercinta kapanpun.

Dan terbukti dia menjadi tenang saat kau mulai mengulum miliknya perlahan sambil sesekali mengocok benda yang baru setengah menegang itu.

Kau berlutut diantara kedua kakinya, masih dengan aktivitasmu memanjakan Taehyung.

Kepala Taehyung sekarang bersandar pada sandaran sofa sementara kau tidak henti-hentinya mengulum serta memijat senjatanya.

Kejantanan Taehyung akhirnya menegang sempurna, dan kau bangkit lalu membuka seluruh bajumu lalu menunduk kearah Tehyung dan menuntunnya untuk lebih menurunkan celananya.

Tapi Taehyung melakukan lebih dari itu, dia juga ikut membuka seluruh pakaiannya.

Taehyung kembali bersandar di sandaran sofa, dan kau kembali mengulum miliknya beberapa saat lalu duduk diatas pahanya.

Sejenak, kau melupakan masalah kalian saat tautan kalian menyatu sempurna.

Apalagi saat kau mulai bergerak pelan dan Taehyung mulai mengulum puncak payudaramu yang menantang di depan wajahnya.

Kau mencakar rambut Taehyung sambil menekan wajahnya agar memperdalam hisapannya disitu.

Sesekali bibirmu mendesahkan namanya, karena nikmat yang tengah kalian bagi.

Kau kaget saat Taehyung tiba-tiba mengangkatmu dan membawamu ke kamar. Lalu setengah membantingmu ke tempat tidur.

Ah, kau tau...

Sisi lain Taehyung datang.

Dia akan menjadi lebih liar dari biasanya ketika marah atau tertekan, dia akan...

"Akh..." Kau menjerit saat Taehyung menarikmu untuk menungging di depannya lalu menampar pantatmu dengan keras.

Dia memang biasa menyalurkan rasa frustasinya ketika kalian bercinta. Jadi kau membiarkannya saja, toh kau juga menikmatinya saat gerakan Taehnyung menjadi keras dan brutal.

Masih sambil terus menghujammu, Taehyung terus menampar pantatmu, yang kau yakin akan memerah.

***

Kalian berbaring berdampingan setelah pergulatan panas kalian. Pikiranmu menerawang, sementara Taehyung menatap langit-langit kamar, dia menggunakan tangannya sebagai bantal.

Kau lalu berangsur dan melingkarkan tanganmu ke perutnya.

"Tae..."

"Hmm..."

Kau menarik napasmu dalam-dalam lalu menghembuskannya. Kau tau yang akan kau katakan nanti sangat berat dan menyakiti dirimu sendiri, jadi kau menyiapkan dirimu.

"Kita gugurkan saja janin ini."

Mendengar perkataanmu, Taehyung langsung merubah posisinya.

Sekarang wajah kalian saling berhadapan.

Dia menatapmu tajam, langsung kedalam matamu.

Taehyung mencoba mencari sesuatu di dalam dirimu lewat matamu yang kau tak tau itu apa.

"Kau yakin?"

Kau kecewa, kau mengharapkan reaksi lain dari Taehyung, tapi dia bahkan tidak berusaha menentang niatmu sedikitpun.

Jadi yang kau lakukan adalah? berbohong.

Kau memaksakan senyummu. Lalu mengangguk.




_계속_

stupid ; kthWhere stories live. Discover now