042

2.3K 463 189
                                    

"Siapa ini Jim?"

Matamu membulat sempurna, tenggorokanmu tercekat, seketika bibirmu keluh.

Apa yang harus kau jawab?

Untungnya Jimin mengambil alih.

"Eh, Ma dia yang aku ceritakan semalam."

Entah apa yang di ceritakan Jimin, tapi yang penting dan patut di syukuri adalah, detik itu juga kekagetan di wajah ibunya sirna dan kembali ceria.

"Oh, jadi dia?" Tanpa diduga tangan ibu Jimin meraih lenganmu, berniat menarikmu ke luar tapi Jimin dengan cekatan menahanmu.

"Maa, kami akan turun setelah menyelesaikan tugas kami ok?"

"Oh? Benarkah? Baiklah, lanjutkan tugas kalian, mama akan menunggu di bawah. Dan,"
Ibu Jimin melirik Jimin dari ujung kaki hingga kepala. "Pakai bajumu anak nakal!"

Ibu Jimin lalu melepaskan tanganmu lalu berbalik dan kembali turun. Mungkin dipikirnya anaknya memang sedang melakukan tugas kuliah.

Kau memukul lengan Jimin.

"Tugas apa? Kita saja beda kelas!"

Jimin kembali menutup pintu dan menguncinya.

"Memangnya kau mau turun kebawah tanpa mengenakan bra?"

Seketika wajahmu bersemu merah, memang benar kau tidak sempat memakai bra dan celana dalammu tadi karena terburu-buru.

"Iya tapi tugas apa?" Kau berjalan kembali ke arah kasur untuk mencari bra serta celana dalammu.

Tanpa peringatan Jimin kembali mengangkatmu dan sedikit melemparmu ke kasur.

"Apa yang kau lakukan?"

Saat kau melihat kearah Jimin, pemuda itu sudah kembali melepas boxernya.

"Memangnya apalagi? Tugas membuat bayi kan?" Ucap Jimin sambil kembali menindihmu.

***

Setelah menyelesaikan "tugas" kalian, kau kembali memakai bajumu, kali ini, secara lengkap tentu saja, kau bahkan menyisir rambutmu.

"Jim, bisakah aku pulang sekarang saja?" Tanyamu sambil mematut diri di cermin.

"Kenapa?"

"Aku ada sedikit urusan."

"Tidak bisakah kau tinggal sampai makan malam?"

Kau berjalan ke arah Jimin yang tengah memerhatikanmu dari atas ranjang.

"Lain kali saja oke?" Bujukmu sambil mengecup singkat bibir Jimin.

"Baiklah."

***

Kalian turun bersama dan mendapati ibu Jimin di ruang tamu. Senyum merekah di wajah cantiknya saat melihat kedatangan kalian.

Dengan penuh kasih sayang ibu Jimin langsung menarikmu dalam pelukannya. Membuatmu sedikit salah tingkah.

"Ma, jangan begitu. Nanti kalau dia jadi lebih dekat dengan ibu dan melupakan aku bagaimana?" Canda Jimin dan ibunya langsung melepas pelukannya lalu memukul lengan Jimin.

stupid ; kthWhere stories live. Discover now