033

3.5K 512 285
                                    

Dihari-hari berikutnya kalian lalui dengan sangat manis khas pasangan umumnya yang baru menjalin asmara. Kau dikenalkan Jimin kepada beberapa temannya seperti Taemin, Sehun, Joy, dan Wendy.

Mereka satu kampus denganmu tapi tentu saja mereka dari kalangan anak populer dan kaya raya. Sejujurnya kau agak risih, tapi semakin kau sering berkumpul bersama mereka, kau menjadi semakin tau, jika mereka orang-orang baik, dan sama sekali tidak buruk juga berteman dengan mereka.

Sepulang kuliah kalian selalu menghabiskan waktu bersama di apartemen Taemin atau Sehun, kalian akan bermain kartu atau hanya sekedar menonton dvd secara marathon. Jika tidak, kalian biasanya pergi ke tempat billyard atau bowling dan menghabiskan waktu disana.

Semua benar-benar baru bagimu, dan kau menyukainya. Kau tak pernah bersenang-senang diluar seperti ini. Dulu waktu bersama Taehyung. Kalian selalu menghabiskan waktu di kamar apartemen dan bercinta dari waktu kewaktu.

***

Tapi tetap saja, Taehyung sudah melukaimu sebegitu dalam, dan itu mencederai kebahagiaan kau dan Jimin.

Sesekali, kau jika kau teringat Taehyung kau akan mengeratkan pelukanmu dipinggang Jimin dan terisak sambil menyandaran kepalamu ke punggungnya.

Dan tentu saja itu bukannya tak diketaui Jimin. Dia tau. Dan untuk itulah dia adalah pacar sempurnamu. Tak jarang jika dia mendapatimu menangis, dia akan menepikan motornya dan meraihmu dalam pelukannya lalu membiarkan kau menangis sepuasnya sebelum akhirnya kalian kembali meneruskan perjalanan kalian.

Dan perlakuan Jimin itulah yang semakin membuatmu kagum akan kesabarannya padamu.

***

Saat itu pulang kuliah. Kau sedang berada di taxi. Setengah hari kau berada di kampus jadi kau sangat letih. Jimin sendiri masih berada di kampus jadi tak bisa mengantarkanmu pulang ke apartemen.

Cuaca sangat panas dan lalu lintas sangat macet. Kau berusaha mengusir kebosananmu dengan melihat pemandangan kanan kirimu saat satu pemandangan menyakitkan melintas tepat didepan matamu.

Taehyung berada di atas motornya, membonceng seorang gadis yang tengah memeluk pinggang Taehyung mesra.

Jarak kalian tak terlalu jauh, tapi posisi kalian berbeda jalur. Dan tak seperti jalur yang kau lalui, jalur yang dilalui Taehyung lancar.

Kau sangat ingin melompat dari mobil saat itu juga dan mengejar Taehyung. Hatimu lebih dari sekedar hancur. Kau ingin berlari dan mencegat pasangan yang terlihat bahagia itu, tapi laju motor Taehyung membuat jarak kalian semakin jauh. Akhirnya kau hanya bisa memandang kepergian Taehyung dengan napas yang menyesakkan dada, serta mata yang sembab dan panas.

***

Kau langsung membanting tubuhmu di kasur dan menangis sejadinya. Bagaimana bisa Taehyung secepat itu melupakanmu? Harusnya Taehyung berlari kearahmu memohon-mohon untuk kembali padamu bukannya malah mencari gadis lain.

Kau ingin sekali pergi menyusul Taehyung tapi kau tau itu mustahil, dari kabar yang beredar, Taehyung sudah pindah apartemen, dan kau tak punya petunjuk apapun dimana dia tinggal sekarang.

Jadi, selama hampir 2 jam kau meratapi Taehyung hingga akhirnya kau tertidur.

Saat kau terbangun, suasana kamarmu sudah agak gelap, itu artinya hari mulai malam. Kau mengerjapkan matamu saat melihat sosok didepanmu yang menatapmu khawatir.

"Kau baik-baik saja?"

Sontak kau bangkit dan berhambur kepelukan orang di depanmu.

"Jim,"

Jimin mengeratkan pelukannya dan mencium pipimu lembut. Tangan hangatnya membelai pelan punggungmu.

"Apa kau sakit?" Bisiknya.

Mendengar kekhawatirannya, tangismu kembali pecah.

Jimin semakin panik, tapi kau tau tak ada yang bisa kau ceritakan padanya. Akhirnya dia hanya membiarkanmu seperti itu selama 20 menit, hingga akhirnya kau merasa lelah dan sedikit pusing karena menangis.

***

"Kau sudah makan?" Tanya Jimin setelah tangismu reda.

Kau menggeleng, tak mampu menjawab karena suaramu serak.

"Kau mau makan diluar?" Jimin menyingkirkan anak rambutmu yang sedikit berantakan dan menyelipkannya ke telingamu.

"Kemana?" Tanyamu dengan suara kodok.

Jimin tersenyum dan menyentil hidungmu saat mendengar suaramu.

"Ikut saja."

***

Jimin mengajakmu makan bersama teman-temannya di sebuah restoran yang terdapat di dalam pusat perbelanjaan.

Seperti biasa, sudah ada Taemin, Sehun, Wendy dan Joy disana. Mereka melambai kearahmu dan Jimin saat kalian tiba.

Saat sedang menikmati makan malam kalian, tiba-tiba ada seorang gadis yang datang dan menyapa kalian semua. Gadis itu cantik tentu saja, dan dia kelihatan sangat akrab dengan teman-teman Jimin. Tapi ada sesuatu yang lain yang kau tangkap dari gurauan teman-teman Jimin soal gadis yang akhirnya kau ketahui bernama Shannon itu.

"Hey Jim, sepertinya pandangan Shannon agak terluka saat melihatmu hari ini." Celetuk Sehun. Dan disambut gelak tawa yang lain.

"Tentu saja, dia kan cemburu." Lanjut Joy.

Dan mereka kembali tertawa.

Seketika selera makanmu hilang. Kau sudah cukup mengerti dari percakapan singkat tadi itu bahwa Shannon adalah mantan kekasih Jimin.

Jimin tau kau marah, karena detik berikutnya, dia mengambil tanganmu dan meremasnya, seolah menenangkanmu.

Selepas makan malam, kalian melanjutkan perjalanan kalian menuju tempat billyard. Meskipun suasana sangat ramai juga di barengi oleh suara bising musik yang di putar, tapi pikiranmu sepenuhnya melayang. Kau masih teringat dengan Shannon, bagaimana cantik dan seksinya gadis itu, juga tatapannya kepada Jimin.

Darahmu kembali berdesir karena luapan emosi. Kau tau kau cemburu.

"Hey ada apa?" Jimin datang menghampiri di kursimu. Tangannya di lingkarkan di pinggangmu lalu mencium pipimu.

"Aku tidak apa-apa." Bohongmu.

"Jangan bohong!" Jimin mengambil tempat duduk di sampingmu. Dan memeluk erat pinggangmu lalu membenamkan wajahnya di lehermu. Napas hangatnya begitu menenangkanmu. Kau meletakkan tanganmu diatas pahanya.

"Soal Shannon tadi," kau memulai.

Jimin langsung menjauhkan dirinya dan menatapmu. Sebelah alisnya terangkat.

"Apa dia mantanmu?"

Jimin tersenyum sebentar sebelum akhirnya menjawab.

"Sebenarnya, tidak pernah ada kata berpisah diantara kami."


_계속_

stupid ; kthWhere stories live. Discover now