034

3.4K 477 218
                                    

"Sebenarnya, tidak pernah ada kata berpisah diantara kami."

Kau terbelalak kearah Jimin. Kau menjauhkan dirimu darinya. Bibirmu keluh. Kau langsung melompat dari kursimu dan berlari keluar.

Bahkan kau tak memperdulikan pertanyaan Wendy serta panggilan Jimin dibelakangmu.

***

Saat tiba di apartemen kau langsung berlari ke kamarmu dan menangis sejadinya. Kau merasa di khianati oleh Jimin. Kau merasa buruk karena sudah menjadi perusak hubungan orang.

Kau sedang meratapi nasipmu dibawah selimut saat seseorang ikut masuk kedalam kamarmu dan ikut naik ketempat tidurmu lalu memelukmu dari belakang.

"Pergilah Soom!" Usirmu dengan suara serak.

Tapi Soomi tak mau mendengarkan, gadis itu malah mengeratkan pelukannya di pinggangmu dan membenamkan wajahnya di lehermu.

"Apa yang kau lakukan?" Kau marah dan memutar tubuhmu. Tetapi yang kau temukan bukan Soomi, tetapi Jimin.

Kau baru saja akan melayangkan kalimat makian kearahnya saat Jimin tiba-tiba menarikmu kedalam pelukannya dan menyambar bibirmu. Tentu saja itu hal yang tak kau duga, apalagi ketika Jimin mulai melumat lembut bibirmu, sontak kemarahanmu terkupakan.

Perlahan kau mulai membalas lumatannya. Kau bahkan melingarkan tanganmu ke tengkuknya, memperdalam ciuman kalian.

Kau begitu terbuai dengan bibir Jimin, dan sebelum semuanya terlampau jauh, kau mendorong pemuda yang tengah menindihmu itu.

"Kau berhutang penjelasan kepadaku Park Jimin!" Serumu saat ciuman kalian terlepas.

Jimin menegakkan diri, lalu menarikmu juga. Sedetik kemudian dia pergi menyalakan lampu kamarmu. Kau mengerjapkan matamu yang silau karena terangnya cahaya lampu.

Dia lalu kembali ke hadapanmu menyingkirkan tangan yang menuntupi matamu, lalu mencium kedua kelopak matamu.

Dengan canggung kau langsung membuka matamu, dan mendapati Jimin tersenyum di hadapanmu.

"Apa? Cepat katakan!" Ketusmu.

Jimin terkekeh. Kemudian memelukmu, tapi kau meronta.

"Jelaskan atau pergi dari sini!"

"Baiklah," Jimin memulai. Dia mencoba membaca ekspresimu dulu sebelum kembali melanjutkan.
"Shannon dan aku memang berpacaran satu tahun yang lalu,"

Deg.

Mendengar awal cerita Jimin sudah membuatmu panas. Tapi kau berusaha menahannya.

"Dua bulan kami berpacaran, lalu dia pindah ke Canada, kami berusaha menjalani hubungan kami, tapi belakangan aku tau, dia memiliki pacar baru disana. Dan kupikir itu saatnya kami berpisah, jadi meskipun tak pernah ada kata perpisahan, status sekarang ini, menjelaskan hubungan kami sekarang kan?"

Entahalah, perasaan lega macam apa yang kau rasakan, tetapi mendengar penjelasan Jimin, kau tau kau tenang. Setidaknya kau tidak menjadi perusak hubungan orang lain.

"Tapi tadi dia terlihat terluka saat menatap kita."

"Itu urusannya, dia yang memilih bersama orang lain, dan sekarang aku memilikimu, aku sangat mencintaimu, kau tau itu kan?" Jimin mengusapkan jemarinya di pipimu.

stupid ; kthWhere stories live. Discover now