026

3.3K 533 204
                                    

Entah sudah berapa lama kau meringkuk dibawah guyuran shower itu saat akhirnya Soomi mendapatimu disana.

Bersama Soomi ada Jimin, tapi ketika melihat kondisi tubuhmu yang telanjang, dia mundur dan menunggu diluar.

Sambil menangis melihat keadaan tubuhmu yang menyedihkan, Soomi menghampirimu. Saudarimu itu memelukmu sebelum akhirnya dia mematikan keran shower-nya.

Soomi lalu mengambil handuk dan menutupi tubuhmu.

Tak lama, dia keluar dan kembali bersama Jimin.

Kau setengah sadar saat tubuhmu diangkat Jimin dan direbahkan diatas kasurmu.

Dalam pandangan terakhirmu, wajah Jimin diliputi kecemasan dan rasa bersalah.

***

Kau bermimpi buruk. Didalam mimpimu Taehyung meninggalkanmu. Kau berusaha memanggil-manggil namanya tapi Taehyung tak perduli, sampai akhirnya dia menghilang begitu saja ditelan kehampaan.

Kau tidur seperti seabad lamanya, dan saat akhirnya kau terbangun, badanmu terasa sakit dari ujung kepala sampai kaki, kau juga terasa sangat kelelahan. Mungkinkah ini efek tidurmu yang terlalu lama, kau tidak tau pasti.

Saat tersadar, kau merasakan lembab di kedua ujung matamu, dan hidungmu berair. Kau memutuskan bangun dan duduk diatas ranjangmu.

Saat mencoba mengumpulkan semua kesadaranmu, kenyataan pahit yang menghantammu bahkan lebih buruk dari mimpi tadi.

Dadamu sesak. Hatimu sakit. Seperti ada ruang kosong mengaga yang ditinggalkan Taehyung disana.

Kembali kau mulai menangis, kau menarik lututmu ke dadamu dan menangis diatasnya.

Kau terlalu larut dalam tangismu, hingga tak memperhatikan ada orang lain tengah tertidur dengan posisi duduk di samping tempat tidurmu, dengan kepala terkulai ke samping.

Entah mungkin karena mendengar suara tangismu, orang itu ikut terbangun dari tidurnya.

Tangannya menggapai tanganmu. Membuatmu tersentak.

Jimin berdiri disana, dengan wajah khawatir bercampur lelah.

"Maafkan aku, ini semua salahku." Ucapnya penuh penyasalan.

Tangannya bergerak mengusap air mata dipipimu.

Kau tak mampu menjawab Jimin, kau hanya terus menangis. Suara tangismu bahkan terdengar parau.

Jimin lalu merengkuhmu dalam pelukannya menyandarkan wajahmu kedada bidangnya dan kembali berkali-kali menyalahkan dirinya dan meminta maaf padamu.

Yang tak diketahui Jimin bahwa, permintaan maafnya bahkan lebih melukaimu. Dan tangismupun kian menjadi.

"Maafkan aku..."

***

Satu minggu setelah kejadian itu, kau masih terkapar di tempat tidur. Sekujur tubuhmu masih sakit dan lebam, tapi luka hatimu bahkan lebih parah.

Taehyung datang kepadamu saat Soomi tengah menyuapimu dengan bubur.

"Aku bisa makan sendiri, tak perlu menyuapiku." Protesmu.

Tapi Soomi memaksa. Kau mencoba menghalangi tangannya saat sebuah ketukan dipintu mengagetkan kalian berdua.

Kau tersenyum ke arah pintu yang kau pikir itu Jimin, tapi ketika kau melihat penampakan Taehyung disana, senyummu luntur.

Soomi ikut menatap arah pandanganmu dan seketika dia melompat dari duduknya.

Soomi baru saja akan menghardik Taehyung tapi kau buru-buru mencegahnya.

Taehyung lalu melangkahkan kakinya perlahan mendekatimu dan Soomi.

Sementara Soomi terus mengikutinya dengan pandangan tak suka.

"Aku yang akan menyuapinya." Soomi membelalak kearah Taehyung lalu menatapmu meminta persetujuanmu untuk mengusirnya, tapi kau malah menggelengkan kepalamu dan memintanya untuk meninggalkanmu dan Taehyung.

Dengan berat hati Soomi berjalan keluar, dengan sengaja menabrak tubuh Taehyung dan memberinya tatapan galak sebelum akhirnya benar/benar menhilang dari pandangan.

Taehyung mengambil alih piring yang di pegang Soomi tadi dari atas nakas, dan mulai menyuapimu dalam diam.

Kau terus memerhatikan wajah Taehyung.

Wajahnya terlihat tersiksa, dan penuh penyesalan. Kau tak tau mengapa dia begitu, dan kau terlalu lelah untuk mencari tau. Kau sendiri tak mau berspekulasi jika itu karena rasa bersalahnya.

Sedari Tadi Taehyung menghindari menatap matamu, jadi dia hanya menatap arah sendok yang di layangkannya padamu.

Saat sendok itu menyentuh bibirmu, kau membuka mulutmu menyambut suapannya.

Untuk saat itu, hanya itulah yang kau dan Taehyung lakukan sampai akhirnya bubur dipiring itu tandas.

Taehyung meletakkan piring di nakas. Sekali lagi hanya ada diam diantara kalian. Taehyung bahkan menundukkan wajahnya.

Sesungguhnya kau juga terluka melihatnya seperti itu, dalam hatimu kau ingin sekali meraihnya dalam pelukanmu, dan menenangkannya. Mengatakan bahwa kalian baik-baik saja.

Tapi kenyataannya kau berusaha keras untuk menahan hasratmu itu.

Perlahan Taehyung meraih tanganmu dan menggenggamnya erat.

"Maaf..." lirihnya nyaris tak terdengar. Sementara wajahnya masih tertunduk.

Kau tercekat.

Kau menatap puncak kepala Taehyung.

Perlahan bahu Taehyung mulai bergetar.

Dia menangis. Isakannya terdengar lirih.

Dadamu sesak melihat Taehyung tersiksa dengan perasaan bersalahnya itu.

Tanganmu terulur untuk menenangkannya, tapi kemudian Taehyung merosot ke lantai. Kau bangun dari posisi setengah tidurmu dan duduk menghadapnya, dengan kakimu yang menjuntai ke lantai.

Taehyung berlutut didepanmu wajahnya di tenggelamkan ke pahamu, sambil terisak, dia menggumamkan kata-kata maaf itu serta penyesalannya.

"Maafkan aku."

Dan memang begitulah. Hanya dengan satu kata itu, dan kesalahan apapun yang Taehyung lakukan padamu, langsung terhapus begitu saja.

Kau membelai kepala Taehyung dan mengangkat tubuhnya memintanya menatapmu.

Wajahnya di penuhi air mata penyesalan. Dia kacau. Kau tau itu.

Kau menangkupkan wajah tampan Taehyung dengan matanya yang menatapmu sendu, lalu menghapus air mata dipipinya dengan tanganmu.

Kau memberikannya senyum menenangkan kemudian menariknya dalam pelukanmu.

"Maafkan aku..." Bisiknya sambil mengeratkan pelukannya.




_계속_

A/N : jadi gini, kmrn aku minta klian jangan ngecurse TaeTae kan?
Mksdnya terserah ya klian mau ngomong Tae apa, mau blg dia brengseklah, bangsatlah, gantenglah, cakeplah, terserah. Org gue yg bkin dia kek gtu kan. Gue gpp.
Asal jngn smpe nyumpain Tae mati dong! 😩
Crta gue ini fiksi, tp Taehyung tuh nyata!
Jd plis jangan nyumpain Taehyung yg enggak2 ya...

stupid ; kthWhere stories live. Discover now