017

3.6K 497 252
                                    

Kau terbangun oleh dering telepon di pagi hari. Kau menjawabnya bahkan tanpa melihat nama si penelepon.

"Yya, sejak tadi aku meneleponmu!"

"Maafkan aku Tae, aku baru saja bangun. Ada apa?" Jawabmu dengan suara khas baru bangun tidur.

"Cepatlah kesini, aku punya obatnya."

Setelah Taehyung menghakiri panggilan teleponya, kau terdiam lama di atas tempat tidurmu.

Kau menatap langit-langit kamar dan termenung.

Lama kau hanya dia seperti itu.

Dan saat kesadaranmu kembali, kenyataan menyakitkan itu menghantammu.

"Jadi, inikah saatnya aku berpisah denganmu?"lirihmu.

Kau berbicara dengan janinmu, dan saat itu juga emosimu tumpah, kau tak mampu lagi membendung rasa sedih yang coba kau tahan selama ini. Semua itu kini membuncah kepermukaan.

Sejujurnya, selama beberapa minggu kau bersamanya, setiap harinya membagi makanan juga nafas dan detak jantungmu bersamanya, setiap detiknya kau mulai tumbuh rasa cinta yang dalam terhadap janin yang kau kandung.

Dan meskipun dia tidak diinginkan, kau merasakan selama ini kau sudah dikuatkan olehnya, kehadirannya membuatmu merasa tenang, dan saat kau merasa kesepian dan sendiri mengadapi masalahmu, kau menemukan kembali kekuatanmu saat kau menyadari ada bayi di rahimmu.

Tangismu benar-benar pecah, dan tentu saja suara tangismu menarik perhatian Soomi.

Gadis itu langsung berlari kekamarmu dan ketika melihatmu bersimbah air mata, dia menarikmu dalam pelukanmu.

"Ada apa eonni?"

Kau tak mampu menjawab Soomi, tidak ada yang boleh tau tentang kehamilanmu.

Dan itu bahkan lebih berat lagi, karena kau tidak bisa untuk sekadar berbagi gundah dan gelisahmu.

Jadi kau hanya menangis dan terus menangis di pelukan Soomi.

***

Setelah mandi, kau meluncur ke apartemen Taehyung.

Saat kau masuk apartemennya dia bahkan melompat dari duduknya.

Wajahnya terlihat ceria, tidak seperti biasanya.

Sebesar itukah kau tak menginginkan bayimu Tae?

Dengan langkah berat kau mendekati Taehyung.

"Taraaa..." Taehyung mengancungkan beberapa butir obat berbentuk pentagon itu di depan wajahmu.

Lagi-lagi dia tersenyum. Senyum yang kau sukai dulu.

Tapi senyum itu tidak terasa pas di situasi seperti ini. Kalian akan membunuh satu nyawa yang bahkan belum tau caranya bernafas di dunia, tapi sudah merasakan kejamnya dunia, oleh tangan kalian berdua.

Dan senyumnya yang biasa menghangatkannu terasa menyakitkan saat itu.

Kau meringis menyambut senyumnya lalu duduk di sampingnya.

"Kau belum makan kan?" Tanya Taehyung.

Kau menggeleng.

"Bagus, katanya kau tidak boleh makan dulu jika meminum obat ini."

Kau hanya diam.

"Baiklah, tunggu disini, aku akan mengambilkan air."
Taehyung lalu berlari ke dapur.

Taehyung membawa segelas air putih di tangannya lalu menyerahkan obatnya kepadamu.

Kau meraihnya lalu meminum obatnya tiga butir sekaligus.

***

Setelah meminum obatnya kalian menantikan reaksinya, sudah hampir satu jam tapi tak ada yang terjadi.

Kau masih termenung tak tau harus melakukan apa, dan Taehyung putus asa.

Dia melempar hampir semua barang yang bisa di raihnya di apartemennya, dan mengerang frustasi.

Sedangkan kau?
Kau terlalu lelah untuk menegurnya. Emosi Taehyung benar-benar di luar batas.

Perlahan air matamu mengalir. Entah untuk apa. Kau masih bingung dengan perasaanmu, mungkin kau sedih karena obatnya tidak bekerja, ataupun bingung karena kau akan kehilangan janinmu.

Yang kau tau, kau hanya ingin menangis saja.

***

Kau terbangun sore hari, dan mendapati Taehyung sedang minum alkohol di ruang tengah.

Kau menghampirinya dan duduk di sampingnya.

Saat mlihatmu dia beringsut. Taehyung menghindarimu. Dan itu menyakitkan.

Kau mencoba meraih pundaknya dan dia menegang seolah sentuhanmu adalah api yang menyengatnya.

"Tae, tenanglah. Pasti ada jalan keluarnya." Hiburmu.

"Apa? Jalan keluar apa?" Ketusnya.

"Entahlah, aku tidak bisa memikirkan cara lain. Mungkin...
Kau ragu meneruskan ucapanmu, kau tau pasti akan menyakitkan meneruskan ucapan itu, bukan hanya fisik tapi juga mental.

"Apa? Mungkin apa?" Taehyung segera menatapmu.

Kau ragu-ragu.

Taehyung mengguncang tubuhmu.

"Apa??? Jelaskan padaku!"

"Mungkin... kau bisa memukul perutku saja?"




_계속_

stupid ; kthWhere stories live. Discover now