untold story pt 3

627 101 23
                                    

"Baiklah, sampai jumpa." Setelahnya Taehyung memutus sambungan telepon tersebut.

Untuk sesaat kau terdiam. Tak jelas apa yang kau rasakan sekarang. Hatimu hampa dan kosong.

Ini untuk kedua kalinya Taehyung menghubungimu setelah hubungan kalian berakhir dua tahun lalu.

Kau mengamati seluruh kamarmu. Tak tau harus melakukan apa. Jadi kau hanya diam ditempatmu dan berpikir.

Mencoba menerka-nerka perasaanmu kepada Taehyung. Ada rasa sesak disana, selebihnya? Kau masih bingung. Perasaanmu campur aduk.

Terkahir kalian bertemu, kau tak bisa menolak pesonanya dan mengalah kepada hasratmu. Kalian sama-sama larut dalam birahi yang membuatmu merasa seperti gadis murahan. Dan Taehyung tak pernah tau itu, atau bahkan mungkin tak perduli. Yang ada di otaknya hanyalah bagaimana dirinya bisa menikmati tubuhmu. Dan waktu itu, Taehyung kembali menghancurkan hatimu. Karena hanya datang disaat dia sedang bertengkar dengan pacarnya saat itu. Meskipun kau tak bisa memungkirinya jika kau juga menikmati kebersamaan kalian.

Tapi kali ini? Kau tidak tau lagi. Semua perasaanmu terhadap Taehyung samar. Bagaimana jika pertemuan dengan Taehyung malah membuatmu gagal melupakannya. Dan kau, sekali lagi, Jatuh dalam pesonanya.

Tak bisa di pungkiri, otakmu seakan tau benar apa maksud dan tujuan Taehyung. Hanya satu tentu saja. Tubuhmu. Dan jika boleh jujur. Kau juga menginginkannya. Kau merindukan setiap jengkal tubuh Taehyung, kau merindukan bagiamana saat tubuh kalian bergerak dalam irama yang sama. Saling memuaskan satu sama lain.

Semua kenangan akan kebersamaan kalian terputar kembali di otakmu.

Bagaimana cara Taehyung menciummu, berat tubuhnya saat menindihmu, suara beratnya saat membisikkan namamu, semuanya benar-benar memabukan. Membuatmu merinding dan begitu mendambakan sentuhannya.

Getaran ponsel menyadarkanmu dari fantasi liarmu bersama Taehyung.

"Aku sudah di depan." Itu bunyi pesan yang tertera di layar ponselmu. Dan pengirimnya sudah pasti Kim Taehyung.

Dengan bergegas, mau menuju pintu apartemenmu untuk membukakan pintu kepadanya.

"Hai." Sapanya dengan senyuman khasnya.

"Hai. Ayo masuk." Ajakmu sambil berjalan ke ruang tamu.

Taehyung mengikuti di belakangmu.

"Duduklah Tae."

Taehyung duduk, dan kembali tersenyum kearahmu. Saat manik mata kalian bertemu, untuk sesaat kau merasakan bahwa perasaan Taehyung terhadapmu kembali seperti dulu.

Tak ingin berharap lebih, kau segera menyingkirkan pikiranmu itu dan ikut duduk di sofa diruang tamu.

"Ada perlu apa Tae?" Tanyamu mencoba cuek. Kau ingin memperlihatkan kepada Taehyung bahwa sekarang, pemuda itu bukan apa-apa lagi. Dia hanya sekedar masalalu.

"Bisakah kau melihat akun sosial mediaku? Sepertinya itu bermasalah. Aku tak bisa membukanya."

Itulah Taehyung. Dia selalu bisa mencari alasan. Bahkan alasan tak masuk akal sekalipun.

"Aku tak bisa Tae."

"Cobalah dilihat dulu, seingatku, kau yang membuat akun sosial media itu untukku."

"Iya Tae, tapi itu sudah lama. Aku bahkan sudah lupa jika aku pernah membuatkan akun itu untukmu."

Taehyung terlihat murung. Dan itu membuatmu sedikit tidak enak hati.

"Lagipula, kau bisa saja membuat akun baru kan?" Lanjutmu, kali ini lebih lembut.

"Aku malas." Jawab Taehyung kemudian menyunggingkan cengiran khasnya, membuatmu memutar bola matamu.

Kau tau benar apa yang tengah ada di otaknya saat ini.

"Aku haus, kau tak menawariku minum?" Canda Taehyung.

"Oh? Benar, mau minum apa?"

"Air putih saja."

Kau kemudian berjalan kearah dapur.

Saat kau tengah menuangkan air kedalam gelas, tiba-tiba saja Taehyung memelukmu dari belakang. Tangannya mendekapmu erat. Aroma Taehyung menyergapmu. Wangi yang benar-benar kau rindukan. Tak berhenti disitu, Taehyung lalu mencium pundakmu. Membuatmu semakin terbuai dalam dekapannya yang intim. Seakan mendapatkan lampu hijau darimu, Taehyung melanjutkan aksinya dengan mencium lehermu. Membuatmu makin jatuh dalam pesonanya. Napas hangatnya menggelitik tengkukmu. Mengirimkan friksi aneh.

"Ahh..." Sebuah desahan lolos dari bibirmu. Dan seakan itulah perintah untuk melanjutkan aksinya, Taehyung memutar tubuhmu, mengangkat tubuhmu keatas meja dapur, dan langsung menciummu brutal, tak hanya itu, tangannya tak tinggal diam terus menerus menyentuhmu di titik-titik sensitifmu.

Satu persatu Taehyung membuka kancing kemejanya tanpa melepas ciuman dari bibirmu. Ciuman panas itu lalu turun ke lehermu saat Taehyung mencoba membuka kancing blouse putih yang kau pakai.

"Stophh Tae." Entah bagaimana, akal sehatmu tiba-tiba bekerja sebagaimana seharusnya. Dan seketika itupula gerakan Taehyung terhenti. Pemuda itu menarik tubuhnya dari atasmu, lalu menatapmu tanpa kata.

"Maaf Tae." Ucap lagi sambil mengantur napasmu dan memperbaiki posisi duduk serta bajumu.

"Kenapa?"

"Tidak apa-apa, hanya saja... aku tak bisa." Kau turun dari meja dan berjalan meninggalkan Taehyung.

Harus kau akui, ada sedikit penyesalan di dalam dirimu saat melakukannya, tapi selebihnya kau merasa bahagia. Kauㅡmeski dengan berat hati, akhirnya bisa menolak ajakan Taehyung. Satu hal yang tak bisa kau lakukan sejak dulu.

Kau membutuhkan udara segar. Aktifitasmu bersama Taehyung benar-benar menguras tenaga serta emosimu. Taehyung tak berubah sedikitpun. Dia masih sama, seorang bajingan yang bersembunyi dibalik wajah tampannya. Kepalamu sedikit pening. Kau berjalan pasti kearah pintu apartemen saat Taehyung menyusul langkahmu. Dan saat tengannya meraih jemarimu, pintu apartemen terbuka.

"Jungkook?" Lirihmu.

Pemuda yang baru saja membuka pintu itu menatapmu beberapa detik, kemudian ke arah tanganmu yang tengah di genggam Taehyung.

"Kim Taehyung?" Gumamnya. Bersamaan dengan tarikan napasmu.

🌸🌸🌸

stupid ; kthWhere stories live. Discover now