039

2.8K 527 208
                                    

Kau setengah menyeret langkah kakimu mengikuti Taehyung. Kau tak ingin berpisah dengannya dan pulang ke apartemenmu sendiri, kau masih ingin bersama Taehyung. Kau tak ingin melepasnya barang sedetikpun.

Sekali lagi kau memutar otakmu mencari-cari alasan untuk tinggal. Tapi setiap gagasan yang muncul terlalu lemah untuk diutarakan.

Kau berjalan sambil menundukkan wajahmu, langkahmu amat pelan. Kau sengaja mengulur waktumu agar bisa lebih lama bersama Taehyung.

Bughh...

Tanpa sadar kau menabrak punggung Taehyung.

"Eh? Maafkan aku."

Taehyung berbalik dan menatapmu heran.

"Ada apa?"

"Ng... aku,

"Ayo kita pulang, ini sudah malam." Taehyung naik keatas motornya.

"Tapi aku masih ingin mengobrol denganmu Tae."

"Apalagi?" Ucap Taehyung lelah. "Bukankah sudah bilang akan menemanimu?"

"Iya tapi,"

"Ayolah, ini sudah tengah malam, dan aku ingin istirahat." Ucap Taehyung kesal sambil menghidupkan mesin motornya. "Ayo kuantar kau pulang."

Wajah Taehyung terlihat jengkel.

Jadi kau memutuskan untuk tak membantahnya lagi, dan naik keatas motornya.

***

Kau berada di atas sepeda motor yang di kendarai Taehyung. Tangismu sebentar lagi pecah, tapi kau berusaha menahannya.

Kau terus menatap punggung itu, punggung yang begitu menggodamu untuk memeluk dan menyandarkan dukamu, mengeluhkan segala keluh kesah yang tengah kau rasakan, tapi kau tak melakukannya, sejujurnya kau berusaha keras untuk tidak melakukannya. Karena menurutmu itu salah. Sangat salah.

Mungkin jika dua bulan lalu itu adalah hal biasa, tapi untuk sekarang ini, semuanya sudah berbeda, dan memeluknya adalah sebuah kesalahan.

Kalian akhirnya sampai ke depan apartemenmu, dan dia terlihat dengan sangat terpaksa mengantarkanmu sampai di depan pintumu.

Kalian hanya saling menunduk dan menghindari saling menatap.

"Nanti kabari aku kapan kau akan pergi." Akhirnya dia membuka suara. Suara yang berat, yang selama satu bulan ini kau rindukan.

Kau mengangguk sambil menatap kakimu. Kau masih belum bisa menatap wajah tampannya yang selalu membuatmu terpesona.

Kakimu mengais-ngais dilantai, otakmu mencoba berpikir keras. Kau mempertimbangkan apakah kau harus melakukannya atau tidak. Apakah ini akan berhasil atau tidak.

Dan saat ketika kau lihat langkahnya mulai menjauh kau memutuskan untuk menanggalkan seluruh harga dirimu. Dan melakukan hal yang menurutmu seharusnya kau lakukan. Menyakitkan memang tapi bagimu lebih menyakitkan kehilangannya.

"Kembalilah padaku Tae."

Langkah Taehyung terhenti. Dan saat kau menengadahkan wajahmu, dia tengah menatapmu. Air mukanya tak terbaca.

Dia menatap langsung kedalam matamu, seakan mencari kebohongan di dalamnya. Dan saat dia tak menemukannya, dia memutuskan untuk menjawabmu.

"Kau sudah punya pacar."

Kau tau dia benar, kau memang sudah memiliki pacar saat ini, itu sebabnya butuh waktu untuk melakukan hal ini. Dan alasan kau bertemu dengannya tadi hanyalah kebohonganmu.

"Dia hanya pelampiasan."
Air mata mulai mengaburkan pandanganmu. Tapi kau berusaha untuk tetap menpertahankan kontak mata dengannya, berusaha mencari pendar cinta di matanya yang dulu sering kau lihat disana.

"Aku sudah punya pacar."
Taehyung membuang muka. Dia memilih untuk menghindari tatapanmu.

Dan jawabannya, kau tau dia benar. Dia memang memiliki pacar, seorang gadis SMA, yang cantik. Dan itulah kenapa kau sangat menginginkannya kembali padamu, karena kau sadar kau tak bisa hidup tanpanya.

Hatimu semakin hancur, saat mendengar jawabannya, kakimu bahkan terasa seperti jeli yang tak mampu lagi menopang tubuhmu, air mata terus mengucur deras, kau terisak hebat. Kau seakan diajak kembali ke saat seperti ini beberapa bulan yang lalu saat dimana saat kau pertama kali putus dengannya. Dan sakitnya bahkan lebih terasa karena saat ini, kau tau ada seseorang yang bersamanya sekarang. Seseorang yang menggantikan tempatmu di hatinya.

Dan akhirnya kau melakukannya, melakukan hal terakhir yang ada di pikiranmu untuk membuatnya kembali kepadamu. Kau berlutut dan memohon.

"Kumohon Tae, aku benar-benar mencintaimu, aku mohon kembalilah kepadaku."
Air matamu mengalir deras. Suaramu bahkan serak oleh tangisanmu. Kau mencoba untuk meraih tangannya tapi di tepisnya. Dan itu membuat perasaanmu makin parah.

"Aku harus pergi." Katanya lalu beranjak menuju lift.

Kau tau kau harus mengejarnya maka kau memaksa dirimu bangkit dan menahan tangannya lalu memeluknya dari belakang.

"Tolonglah Tae."

Hal selanjutnya bahkan lebih menyakitkanmu. Taehyung melepas tanganmu dan berbalik kearahmu. Dia terlihat lelah dengan semuanya.

"Jangan begini... Aku tidak bisa meninggalkan dia kau tau?"
Dia akhirnya kembali menatapmu.

"Kenapa Tae? Kita sangat bahagia dulu."

Dan itu memang benar, kalian sangat bahagia dulu, kalian bahkan selalu menghabiskan waktu kami bersama-sama. Kalian bahkan lebih mesra dari pengantin baru, kalian tak terpisahkan.

"Kita memang bahagia dulu, tapi aku lebih bahagia dengan Irene sekarang."

Dia berjalan masuk ke lift dan lagi-lagi kau menahannya.

"Apa yang dia punya dan aku tidak?"

"Kau tau, dia jauh lebih baik darimu..." Dia mengucapkannya seperti hakim yang mengucapkan vonis hukuman pada terdakwa. Tegas dan final.

Dan kau tau, dia hanya membual. Dan entah kenapa kata-katanya terasa lucu di telingamu. Kau bahkan melupakan rasa sakitmu dan tertawa.

"Kau baru mengenalnya bahkan tak lebih dari satu bulan, dan kau berpacaran dengannya baru satu minggu, dan kau membandingkan segala kebaikanku dengannya?"

Dan entah kenapa, seketika pikiranmu tentang kembali bersamanya menjadi sangat salah. Dan kau menyesal telah berlutut dan memohon dihadapannya tadi.

Taehyung adalah kesalahan terbesar dalam hidupmu.

Kau segera menghapus air matamu dan berlari masuk ke apartemenmu, merada bodoh karena sudah menjatuhkan harga dirimu kepada pria yang bahkan tak menghargai kebaikannmu.


_계속_

JANGAN KOMEN NEXT WEY!!!
KESEL GUA!
ADA YANG KOMEN NEXT GUA HIATUS!!!

stupid ; kthUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum