028

3.4K 527 140
                                    

Besoknya kau diantarkan Soomi dan kekasihnya kembali ke Daegu. Itu lebih baik, karena jika berlama-lama di Seoul kau hanya akan semakin terpuruk memikirkan Taehyung, dan pastinya kau akan berakhir dengan berlari kepelukannya.

Apa yang kau prediksi benar, melupakan Taehyung sangat sulit. Hampir seluruh sudut apartemen dan kota Seoul pernah ada kenanganmu dan Taehyung, dan itu jadi sulit karena tempat-tempat itu hanya mengingatkanmu kepadanya. Jadi kau memutuskan untuk kembali ke Daegu untuk menenangkan diri.

Sepanjang perjalanan kau tidur, atau berpura-pura tidur. Kau memilih membohongi Soomi karena terlalu lelah untuk menjawab pertanyaannya yang selalu ingin memastikan tentang keadaanmu.

"Apa kau baik-baik saja?"

Sesungguhnya semua orang pasti tau bahwa kau tidak-baik saja.

Tapi kenapa mereka masih saja menanyakan pertanyaan itu berulang-ulang?

"Eonni, kita sudah sampai." Soomi memegang pundakmu lembut.

Kau berpura-pura mengerjapkan mata seakan baru saja bangun dari tidurmu, lalu tersenyum kearahnya.

"Eonni, apa kauㅡ

"Aku baik-baik saja Soomi." Ucapmu lelah.

Kau memotong ucapannya lalu keluar dari mobil sambil membawa barang-barangmu.

Setelah mengucapkan terima kasih kepada kekasih Soomi, kau berjalan pelan kerumah.

Soomi sendiri, tidak turun. Dia harus kembali ke Seoul bersama kekasihnya.

"Aku pulang." Ucapmu letih ketika memasuki rumah.

Kau disambut ibumu yang dengan senyum cerianya.

"Oh kau pulang? Kupikir liburmu masih beberapa hari lagi,"

"Aku ingin langsung ke kamar eomma, aku sedikit lelah." Ucapmu.

"Bailklah, istirahatlah."

***

Kau tidur lama sekali. Kau bahkan melewatkan makan malam dan baru terbangun saat sudah jauh tengah malam gara-gara ponselmu yang berdering.

Hatimu was-was saat melihat ke layar ponsel, kau belum siap jika yang meneleponmu adalah Taehyung.

Untungnya bukan.

Itu telepon dari Kristal.

"Hai Kris!"

"Hai, kau dimana? Apa semua baik-baik saja?"

Deg

Aku benci ini.

Sesungguhnya jika bisa kau ingin berteriak kepada semua orang untuk berhenti menghawatirkanmu.

"Tentu Kris, tak pernah sebaik ini." Bohongmu.

"Jangan bohong, aku tau kau putus dengan Taehyung." Kristal mengatakan itu tanpa belas kasihan.

"Aku lelah Kris, aku ingin tidur."

"Hey, semua akan baik-baik saja oke? Kau bisa melaluinya." Hibur Kristal.

"Terima kasih Kris."

"Jika ada waktu berkunjunglah, kau tau kami sangat merindukanmu kan?"

"Aku tau, baiklah terima kasih."

Setelah telepon Kristal berakhir, kau kembali mencoba melanjutkan tidurmu.

Tapi kesunyian malam hanya memperparah rasa sesak di dadamu.

Alhasil yang kau lakukan adalah kembali menangisi Taehyung.

Kau merindukannya. Sangat amat merindukannya, dan kau berharap Taehyung juga merindukanmu.

Kau membutuhkan Taehyung lebih dari apapun sekarang.

Kau berusaha menahan dirimu untuk tidak menghubungi Taehyung sebisamu.

Malam itu, kau menghabiskan waktu hampir 2 jam menangisi Taehyung dengan membenamkan wajahmu kebantal.

Taehyung ada di setiap detik waktumu, bahkan dalam tidurpun, kau masih mengharapkannya datang ke mimpimu.

***

Kau menghabiskan total satu dua bulan masa liburanmu di Daegu dengan berdiam diri di kamar. Kau beraktifitas seperti biasa di siang hari dan menangis di malam hari.

Tapi tetap saja, kau mengingatkan dirimu sendiri jika kau bisa melalui semua itu, dan kau harus memegang teguh keputusanmu sendiri.

Saat hari terakhir liburanmu di sana, kau memutuskan untuk sekedar berjalan-jalan mengitari kota, seorang diri. Suasana Daegu dan Seoul tentu saja berbeda, dan tentu saja tak ada kenangan kau dan Taehyung disana, dan itulah poin pentingnya.

***

Sepanjang perjalananmu kembali ke Seoul kau isi dengan menyiapkan mentalmu dengan kenangan bersama Taehyung. Kau memaksa dirimu merapalkan kalimat "aku pasti bisa" berulang-ulang. Tapi kenyataannya, ketika akan melewati tempat-tempat yang pernah kau kunjungi bersana Taehyung, kau akan menutup matamu. Tapi hasilnya malah lebih parah, bayangan Taehyung malah semakin jelas jika kau menutup matamu.

Hasilnya ketika kau membuka matamu, matamu lembab.

Kau tidak bisa melupakan Taehyung, kau sudah terlalu jauh jatuh kepadanya. Taehyung sudah terlalu lama menjadi bagian dirimu, dia layaknya napasmu.

Saat taxi berhenti di depan apartemenmu, kau menarik napasmu dalam-dalam, lalu menghembuskannya.

Dengan pelan kau berjalan menapaki jalan menuju apartemenmu.

"Eonni!" Soomi menyambutmu di depan pintu.

"Ada apa?" Tanyamu lelah.

Wajah Soomi sangat serius. Seperti akan mengabarkan berita kematian seseorang.

"Ada orang yang menunggumu sejak tadi diruang tengah!"



_계속_

stupid ; kthWhere stories live. Discover now