031

4.4K 521 167
                                    

Kau nyaris berteriak saat melihat nama yang tertera di layar ponsel. Dadamu nyaris meledak karena bahagia.

Kau tidak tau kenapa kau sebahagia ini. Rasanya sudah lama sejak terakhir kali kau merasa sebersemangat ini menjawab teleponmu sejak...

Ah sudahlah.

Kau sudah baik-baik saja tanpa dia sekarang.

Mungkin.

Dengan segera kau menempelkan ponselmu dan menjawab panggilannya.

"Hai Jim." Tanpa kau sadar kau baru saja memekik kearah Jimin. Dan tentu saja kau menjadi malu sekarang.

"Hey, kau baik-baik saja? Suaramu sedikit terdengar..."

"Aku baik! Aku baik-baik saja Jim."

Terlalu cepat dan terlalu bersemangat. Itulah kau sekarang. Kau seolah mendapatkan oksigenmu kembali setelah lama menyelam dengan mendengar suara Jimin.

"Baiklah. Apa yang terjadi?"

Pertanyaan Jimin tentu saja membuatmu gamang. Kau sama sekali tak tau harus berkata apa, sementara pertanyaan Jimin terasa aneh jika tidak di jawab.

"Aku hanya ingin tau kabarmu Jim." Jawabmu akhirnya.

Terdengar suara tawa Jimin dari seberang telepon. Jenis suara tawa yang membuat orang yang mendengarnya ikut tersenyum bahagia.

"Aku baik-baik saja, maaf baru mengabarimu. Aku sedang liburan ke Busan." Jelas Jimin.

Sesungguhnya itu sangat tidak perlu. Jimin sama sekali tak perlu menjelaskan apapun padamu, kalian sama sekali tidak punya hubungan yang mengharuskan kalian harus saling mengetahui kegiatan masing-masing.

Tapi tetap saja kau bersyukur karena Jimin mengurangi bebanmu untuk menanyakan hal itu;

Alasan dibalik menghilangnya Jimin.

Mulai dari sini, percakapan dengan Jimin terasa lebih mudah.

"Jadi bagaimana liburanmu?"

"Liburanku luar biasa, tapi seperti ada yang kurang."

"Kurang?"

"Tidak ada kau disini." Ucap Jimin disusul kekehannya yang gurih dari sana.

Seketika wajahmu terbakar karena malu.

Kau masih mematung dengan wajah yang memerah.

Jimin merindukanmu.

Dia pasti bercanda.

"Kau tidak serius." Ucapmu sambil berusaha menahan senyummu.

Sesungguhnya didalam hatimu seakan ada pesta kembang api. Kebahagiaanmu membuncah dari dasar perutmu sampai ke dadamu.

"Tentu saja aku serius, aku merindukanmu! Sangat!"

Baiklah percakapan ini semakin tidak baik. Jika dilanjutkan kau bisa terkena serangan panik tiba-tiba karena menghawatirkan dirimu yang sebentar lagi akan meleleh dan jatuh ke tanah.

"Jim, hentikan gombalanmu." Serumu lalu menjatuhkan diri diatas ranjangmu, mencari posisi nyaman.

Masih dengan ponsel di telingamu, kau memain-mainkan rambutmu. Jika dalam ilmu psikologi, gerak tubuhmu ini sebagai tanda kenyamanan. Kemungkinan besar kau menyukai orang di depanmuㅡdalam hal ini Jimin yang berada di seberang sambungan telepon sanaㅡdan mencoba menciri perhatiannya untukmu.

stupid ; kthWhere stories live. Discover now