untold story pt 2

901 127 37
                                    

Semoga masih pada inget ceritanya ya, biar ga banyak nanya :(
____________________________

Kau baru saja selesai membereskan barang-barangmu, mengeluarkan semua pakaian yang kau bawa kembali dari Daegu sore itu. Kau bahkan belum satu jam berada di kamarmu ketika ponselmu berdering.

"Hallo...~"

"Kau pulang sekarang juga."

Itu suara ayahmu dari seberang telepon.

"Tapi, aku kan baru saja kembali? Ada apa?"

"Ada yang harus di bicarakan, jadi pulanglah."
Suara ayahmu lembut, tapi kau tau ada hal serius yang terjadi.

"Baiklah."

***

Kau langsung memanggil ayahmu saat tiba di rumah, di ruang keluarga sudah ada ayah dan ibumu yang menunggu.

Perasaanmu benar, sepertinya ada hal serius yang terjadi.

"Duduk dulu." Seru ayahmu.

Dengan canggung kau duduk, meletakkan tas tanganmu disamping dan menatap bergantian ayah juga ibumu.

Suasananya membuatmu tak nyaman, kau gugup, dengan apa yang akan ayahmu sampaikan. Bukan apa-apa, kau tak pernah berada di situasi seperti ini.

"Putuskan Taehyung sekarang juga."

Kalimat itu menggantung begitu saja diudara.

Butuh waktu beberapa saat sampai akhirnya kau bisa mencerna kata-kata yang dilontarkan ayahmu.

"Apa? Tapi yahㅡ"

"Putuskan!" Suara ayahmu naik satu tingkat. Sementara ibumu hanya diam menatapmu.

"Bagaimana? Tapi akuㅡ

Kau bahkan tak tau lagi harus mengatakan apa. Kau kebingungan. Bagaimana bisa hubungan yang kau rahasiakan dari orang tuamu bisa bocor begitu saja?

Tapi saat ini, bukan itu yang penting. Satu hal yang harus kau lakukan sekarang ini adalah meyakinkan orang tuamu bahwa kau tidak melakukan hal yang salah bersama Taehyung.

"Yah, kenapa?" Suaramu mulai bergetar.

"Masih tanya kenapa? Tentu saja tidak bisa. Mau sampai kapanpun ayah tak akan mengijinkan kalian bersama. Harus berapa kali ayah bilang bahwa, carilah pria yang seiman dengan kita."

Seketika airmatamu menetes. Kau menangis dalam diam. Emosimu tersulut.

Ayahmu benar tentu saja. Dan hal ini bukan sekali ini saja terjadi. Dulu saat SMA juga kau pernah mengalami hal serupa. Tapi saat itu kau hanya mengikuti kemauan orang tuamu saja tanpa membantah.

Tapi bersama Taehyung, kau tak ingin hanya diam saja dan membiarkan hubunganmu hancur. Taehyung berbeda. Kau amat mencintainya. Kau bahkan rela mati untuknya. Dan saat ini, kau akan membelanya mati-matian didepan orang tuamu.

"Tapi kita hanya pacaran biasa. Masih jauh untuk memikirkan hal selanjutnya."

"Pernikahan itu dimulai dari pacaran. Mau jadi apa kamu kalau menikah dengannya?"

"Dia bilang dia mau ikut aku."

"Kau tak bisa menjadi teladan baginya. Mengurus diri sendiri saja tidak becus, bagaimana bisa kau menuntun orang lain."

Percakapan kalian final. Tangismu pecah. Seketika itu kau berlari ke kamarmu dan menangis sejadinya.

Sesulit itukan perbedaan kalian untuk disatukan?

Kau memanting tubuhmu ke
ranjang. Meraih ponselmu dan menghubungi nomor Taehyung.

Panggilan pertama, tak tersambung. Panggilan kedua, bahkan panggilan ke lima sama saja. Sepertinya ponsel Taehyung mati. Jadi disisa malam itu kau habiskan dengan menangis dalam diam. Hatimu sakit. Kau merasa benar-benar kesepian tanpa Taehyung.

***

Pagi-pagi sekali kau sudah bersiap kembali ke Seoul. Kau bahkan tak berpamitan kepada kedua orang tuamu.

Perasaanmu masih terluka karena pertengkaran kalian semalam. Tak ada jalan keluar dari masalahmu. Ayahmu tak akan pernah menyetujui hubunganmu dengan Taehyung, sementara kau juga tak akan mau melepaskan Taehyung.

Saat kau hampir tertidur di mobil, Taehyung tiba-tiba menelepon.

"Hallo?" Suara merdunya menyapa dari ujung telepon.

Sontak saja air matamu kembali menetes.

"Ada apa? Apa kau sakit? Maaf semalam ponselku mati."

Kau masih terus menangis. Kau tak mampu mengatakan kesedihanmu pada Taehyung. Kau juga tak tau bagaimana mengatakannya.

"Sayang tenanglah oke, aku disini. Sekarang katakan ada apa?" Tanya Taehyung mencoba menenangkanmu.

"Kita harus bertemu Tae."

"Maaf sayang, aku tak bisa hari ini. Sedang ada acara keluarga di rumahku. Ada apa?"

Ada sedikit kekecewaan dihatimu saat mendengar jawaban Taehyung. Sesungguhnya, kau sangat membutuhkan dirinya saat ini. Tapi apa boleh buat. Kau tak bisa memaksa Taehyung.

"Tidak ada, aku hanya merindukanmu." Bohongmu sambil berusaha menahan tangismu. Kau tak ingin membuat Taehyung khawatir.

Setelahnya kau mengatakan pada Taehyung jika kau capek dan ingin beristirahat. Nyatanya, kau ingin menangisi nasip dan kisah cintamu bersama Taehyung.

Sebenarnya bisa saja kau berpura-pura cuek seakan tidak terjadi apa-apa. Tapi kau bukan orang seperti itu. Kata-kata ayahmu luar biasa benar. Kau tak bisa membantahnya. Tapi tetap saja, itu menyakitkan. Membayangkan ketika harus mengakhiri hubunganmu bersama Taehyung hanya karena perbedaan tersebut. Membuatmu hancur.

Tak bisakah kalian hanya menjalaninya saja, sampai waktu yang akan menentukan mana yang harus dipilih antara pencipta dan ciptaannya?

Berat memang.

Masalah perbedaan ini sungguh menguras emosi dan pikiran. Kau bisa saja menjalani hubungan jarak jauh hingga ribuan mil dan masih bisa bertemu suatu hari nanti, tapi ketika perbedaanya adalah menyangkut keyakinan? Itu berat.

Memang kalian bisa selalu bersama, tapi ada rasa sesak di dada ketika memikirnya jika suatu saat nanti, kalian harus menentukan pilihan, antara cintamu kepada manusia, atau cintamu pada Pemciptamu.


🌸🌸🌸

Maaf bgt mungkin ini rada sensitif ya, tp emang gini ceritanya. Makanya kan kemaren ga gue masukin ke cerita inti, karna yg kaya gini tuh terlalu berat/?

stupid ; kthΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα