036

3.9K 533 175
                                    

Dengan langkah tertatih kau kembali ke ranjang. Kau meringkuk di ranjangmu meratapi nasipmu yang sepertinya tengah menderita sakit entah apa akibat perbuatan tercela yang kau lalukan bersama Taehyung kemarin.

"Tentu saja, aku akan bertanggung jawab. Aku yang melakukannya pertama kali, jadi aku akan menikahinya." Itu suara Jimin. Meskipun tadi sempat meninggalkan obrolan mereka, tapi kau tau pasti yang di maksud Jimin adalah kau.

Jimin baru saja menyelamatkan harga dirimu didepan temannya dengan mengakui kau masih perawan.

Dan nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan? Dengan memiliki kekasih sempurna seperti Jimin di sampingmu? Masihkah kau mengharapkan orang lain?

***

"Jim, aku akan pergi bersama teman-temanku, bisakah?" Itu saat malam harinya, dan besoknya kau ada janji bertemu dengan teman-temanmu, dan kau tengah berbicara di telepon dengan Jimin.

"Tentu saja tidak apa-apa, pergilah. Katamu sudah lama tak berkumpul bersama mereka." Suara Jimin dari seberang sambungan telepon.

"Iya untuk itulah. Jadi aku bisa pergi?"

"Pergilah. Tapi kabari aku ya?"

"Tentu saja Jim."

"Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu."

***

Selepas berbicara dengan Jimin di telepon, pikiranmu kembali ke masalah pendarahanmu. Meskipun tentu saja tidak bisa di bilang pendarahan karena hanya sedikit, tapi tetap saja itu berdarah. Dan itu sangat tidak wajar.

Kau gelisah memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk. Kembali seperti biasa, segala macam pertanyaan yang mengandung kata "bagaimana kalau" berkecamuk di otakmu.
"Bagaimana kalau itu itu penyelit kista?"
"Bagaimana kalau itu kanker?"
Dan masih banyak "bagaimana kalau yang lain".

Kau ketakutan tentu saja, kau ingin membicarakannya dengan Taehyung, tapi kau tidak tau lagi keberadaannya di kampus-pun kau sudah tidak bertemu dengannya, karena semester ini kau memang mengambil jadwal berbeda dengannya, hanya satu alasannya. Untuk menghindarinya.

Kau terpikir untuk menelepon Jimin, tapi kau segera mengurungkan niatmu, Jimin memang tau kau tidak perawan lagi, tapi dia tidak tau kalau kau pernah hamil.

Pada akhirnya sepinya malam serta kekhawatiran yang semakin menggunung mengantarkanmu kedalam tidurmu.

***

Pagi-pagi sekali kau sudah di jemput okeh Kristal dan kawan-kawan, kau bahkan tak sempat mandi.

"Hei, bangun cepatlah!" Kristal menarik selimutmu. Membuatmu seketika menggigil saat dinginnya AC, menerpa kulitmu.

"Ayolah, kita harus pergi sekarang."

Suara Kristal benar-benar tak bisa di abaikan. Kau membuka sedikit matamu dan melihatnya tengah menyiapkan beberapa barang untuk kau bawa nanti. Kristal memang seperti itu, dia tak segan melakukan apapun agar maksudnya segera terlaksana.

Akhirnya dengan wajah masih mengantuk, kau diseret masuk dalam keadaan sedikit kacau. Akibatnya, sepanjang perjalanan itu kau hanya tidur saja, sementara teman-temanmu yang lain, asik mengobrol ria.

***

Saat sampai di tempat tujuan, semua langsung berpencar mancari tempat masing-masing kalian semua langsung terjun ke kolam renang di villa itu. Tapi yang paling menarik perhatianmu ada satu sosok yang baru kali itu kau lihat.

Karena penasaran, kau mendekati Kai, dan menanyakan sosok tersebut.

"Kai, itu siapa?" Bisikmu

"Itu Sungjae, oh ya... entah kau sudah tau apa belum, tapi Sungjae tinggal satu gedung apartemen dengan Taehyung."

Berita baru tentu saja. Selama ini kau tidak tau kemana pindahnya Taehyung, dan informasi Kai sangat berguna.

Jadi kau memutuskan mengorek lebih dalam, tentang alamat apartemen Sungjae, agar kau bisa pergi menemui Taehyung.

"Jadi, dimana alamat apartemennya?"

"Aku tidak tau persis, yang pasti hanya satu blok dari apartemen Taehyung yang dulu. Atau, langsung tanya saja kepada Sungjae." Jelas Kai.

Meskipun tidak bisa memberikan alamat pastinya, setidaknya kau tau, sekarang kau harus kemana jika ingin bertemu dengan Taehyung.

Dan sisa hari itu, kau habisnya dengan menyusun rencana untuk menemui Taehyung, apa yang akan kau lakukan dan apa yang akan kau bicarakan dengannya. Yang paling penting tentu saja, adalah meminta Taehyung menemanimu ke dokter.

***

Jam 7 malam, kalian akhirnya tiba kembali di Seoul. Syukurlah kaulah yang pertama kali diantarkan ke apartemenmu, tak mau berlama-lama kau langsung menyimpan semua barang yang kau bawa tadi dan meluncur ke arah apartemen barunya Taehyung.

***

Kau menatap gedung yang menjulang didepan matamu, sambil dalam hati berharap itulah gedung yang di maksud Taehyung. Ini agak sedikit susah memang, karena di tempat itu ada beberapa gedung apartemen.

Hampir 2 jam kau menunggu di depan apartemen itu, tak berani masuk dan hanya berdiri diluar di sudut jalan.

Kau nyaris saja beku, saat tiba-tiba Sungjae tak sengaja melihat keberadaanmu.

"Hei!" Sapanya.

Sungjae menenteng sebuah tas belanjaan. Sepertinya pemuda itu baru saja dari minimarket.

"Hai." Balasmu agak kikuk.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Aku...
Kau ragu-ragu.
Kau sedikit malu jika berterua terang, tapi hanya Sungjae-lah satu-satunya tempatmu bertanya.
... itu Sungjae, kau tau Taehyung?"

"Taehyung?"

Kau mengangguk.

"Iya, aku sangat mengenalnya. Apartemennya tepat di depanku. Kau mau bertemu dengannya?" Tanya Sungjae sambil memamerkan senyum manisnya.

Sekali lagi, kau mengangguk.

"Baiklah, ayo kedalam. Diluar dingin." Ajaknya sambil menuntun jalanmu.

Sambil bersyukur dalam hati, kau mengikuti Sungjae di belakangnya. Perasaanmu benar-benar senang, akhirnya, setelah berbulan-bulan, kau bisa bertemu dengan Taehyung kembali.

Kau senang, karena kau tak harus pergi ke dokter sendirian untuk memeriksakan keadaanmu.

Bahkan, kau tak memungkiri, ada secercah harapan didalam hatimu, bahwa Taehyung bisa saja kembali padamu.



_계속_


Chapter tergaje!
Sorry bgt lg slow update!
HINDARIN KOMEN NEXT!!!
I REALLY HATE THAT FUCKING STUPID WORD!
BISA2 GAK BAKAL GUE NEXT!

stupid ; kthWhere stories live. Discover now