PROLOG

48.9K 2.4K 61
                                    

Di dunia ini, ada banyak tempat yang belum dijamah..





















Banyak misteri..























Yang belum diketahui dan pelajari































Dan juga, banyak mahkluk hidup lain yang belum dikenal...































Oleh MANUSIA
















Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



00.01 a.m, Maryland,

"AARGGHH!!"

Sean Memekik.

Darah terus mengalir melumuri kaki jenjangnya, membuatnya makin tak tahan. Rasanya begitu sakit, apalagi harus ia gunakan untuk berlari tanpa arah seperti sekarang. Masuk ke dalam hutan, menghindar dari orang-orang itu. Sekelompok pria berpakaian serba hitam dengan senjata.

Saat itu, tulang-tulangnya terasa seperti diremukkan. Tulang betis, tulang kering, dan juga tempurung lututnya seolah dihancurkan menjadi pecahan-pecahan yang merobek daging dan otot. Membuat darah tak henti keluar, membanjiri tubuh tegapnya. Sementara belati-belati tajam seakan menyayat bagian tubuhnya yang lain. Membuat luka besar di mana ia tak sanggup bertahan lebih lama.

BBRRAAKK..

Sean terjatuh. Badannya yang tak mengenakan sehelai benang pun terhantam kuat dan ambruk. Dedaunan dan ranting-ranting kering yang menutupi tanah menempel di kulitnya oleh darah lengket yang mengalir pula lewat hidung, mata dan telinganya.

Ia segera bangkit, mencoba untuk berdiri dan berlari kembali dengan sempoyongan ketika deru orang-orang itu terdengar makin dekat. Menembakinya secara brutal.

"Damn it!!"

Tenggorokan itu entah kenapa terasa kering dan sakit. Ia tak sanggup berteriak, bahkan bernafas pun mulai sesak. Paru-parunya terasa dilumat-lumat.

BBRRAAKK...

Ia terjatuh lagi. Tubuhnya terasa makin berat, kali ini kepalanya juga sakit. Mendadak terdengar dengungan hebat di telinga kirinya. Semakin lama semakin kencang dan membuat darah semakin deras keluar dari sana.

Tak menghiraukan itu, ia berdiri kembali. Pandangan mata itu rupanya juga mulai bertambah buruk. Pepohonan dan semak-semak hutan yang tadi terlihat sedikit-sedikit oleh cahaya bulan di atas kepalanya, kini tak terlihat sama sekali. Bola matanya seperti disayat oleh kelopak matanya sendiri ketika ia berkedip. Terasa perih dan robek. Sakit, dan sekali lagi membuatnya menangis darah.

"Cepat menyerah saja nak!!" Seorang pria bersenjata tiba-tiba keluar dari balik pepohonan. Siap menarik senapan itu kapan saja. Mendekat perlahan-lahan ketika Sean terus mengerang kesakitan, ambruk dan menggeliat di tanah.

Kulit-kulitnya menjadi kasar saat itu. Sebagian porinya mengeluarkan sesuatu yang aneh. Kepingan-kepingan tipis berlendir bermunculan dari mana-mana, terlebih di bagian bawah tubuhnya, menutupi beberapa bagian tubuh tegap tersebut. Sesuatu yang membuat ia dua kali merasa sengsara.

"Anak itu mengeluarkan sisik!" Salah satu dari mereka berseru.

Sisik-sisik lebih kecil muncul pula di wajah Sean. Tepatnya di pipi dan dahi. Terlihat samar-samar menyatu dengan kulit wajah pemuda itu. Berwarna keperakan dan sedikit berkilau di bawah sinar rembulan yang lumayan terang. Di bagian bawah telinganya, daging dan kulit itu membelah dengan sendirinya. Seakan teriris sepanjang tiga centimeter. Memunculkan pula dua garis serupa di bawahnya menyerupai insang. Terbuka dan tertutup ketika Sean terus mengerang dan meronta luar biasa.

Kedua kakinya yang tiba-tiba sangat lengket satu sama lain, terus menendang ketika darah bercampur keringat dan lendir mulai melumuri tubuh telanjangnya seperti lem. Membuat ia tak dapat merasakan apapun selain rasa sakit yang terus dan terus bertambah. Semakin meningkat ketika salah satu dari pria-pria itu tiba-tiba melepas tembakan padanya. Melesat sangat keras dan membuatnya terdorong hingga masuk ke dalam jurang gelap yang hanya berada beberapa centimeter darinya. Jatuh, berguling di dinding jurang dengan cepat hingga akhirnya sampai ke dasar, ke sebuah telaga.

Untuk pertama kalinya ketika menyentuh air, Sean melihat sebuah ekor ikan besar berwarna hijau keemasan, mulai menggantikan kedua kakinya.





Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






Myths, legend and stories are the signposts previous generations have left us so we don't have to figure out our own personal journey in solitude

@@@

THEIR MERMAN [COMPLETE]Where stories live. Discover now