THE BAD GROOM 3

9.2K 682 4
                                    

Ekor Sean terkoyak lagi. Beberapa sisiknya tergores hebat, terluka. Namun beruntung hujaman itu tak sampai menyakiti kulitnya, dagingnya. Hanya sebatas ekor, tak sampai mengenai tubuh bagian atasnya yang memang sudah terluka akibat cambukan Ny. Nathalie. Ia tak bisa membayangkan jika serangan kuku itu sampai ke tubuhnya yang lain, yang tak bersisik. Mungkin, benar-benar akan berakibat fatal.

Ia menghindar ke sisi lain saat cakaran lebih kuat menghampirinya lagi. Bukan, bukan sekedar cakaran. Jemari berselaput kasar itu sangat gesit seakan benar-benar ingin merobek-robek tubuh Sean. Sean dapat merasakan hempasan tangan bersisik tersebut hampir menyentuhnya. Hanya berjarak kurang dari satu centimeter. Satu centimeter melukai bahunya jika saja ia terlambat menghindar. 

ZZCCRRAATTZZ!!

kali ini, serangan yang lebih kuat menerjang lagi. Melukai sirip pektoralnya. Sirip yang terdapat di sepanjang pergelangan tangan hingga hampir ke siku, sirip yang di tepiannya terdapat corak seperti tulisan kaligrafi itu, robek sekitar tiga centimeter saat Sean mencoba melindungi amukan menggila yang mulai menyerang kepalanya. 

Ia mencoba berenang menjauh, bergerak mundur, mengibaskan ekornya sebisa mungkin. Terus menghindarkan diri dan sesekali berpikir bagaimana cara membuat merman itu berhenti. Bahkan, menghilang dari hadapannya.

'Bertarung?!'

Sean tak ingin menyetujui ide yang muncul di kepalanya. Atau, mengiyakan semua yang timbul dalam benaknya meskipun kedengarannya cukup logis tersebut.
"Bertarung?!", Ya! Ia hanya mengingat satu hal kalau benar akan melakukannya. Mengingat tentang tubuhnya, tubuh Sean, tidak dalam kondisi yang baik. Ia terluka. Terluka cukup parah. Dan juga, staminanya cukup lemah karena situasi yang ia alami di laboratorium itu. Bertarung, saling mengadu kekuatan otot? bukan satu-satunya jawaban yang tepat.

Pemuda itu mencoba melindungi kepalanya ketika hujaman cukup kencang tiba-tiba menerjang lagi. Hampir mengenai wajahnya, sesegera setelah ia dengan sigap menutupinya dengan menyilangkan tangan.

ZZCCRRAATTSS!!

Kulit tangannya terluka! Robek. kali ini benar-benar parah. Kulit dan dagingnya seolah teriris begitu dalam. Membuat darah merah segar segera keluar dan seakan melayang mengotori air. 

Sean sempat memekik kesakitan saat itu. Suaranya, terdengar kecil dan berat menembus gelombang air. Menyatu dengan riakan-riakan dan terdengar seperti sebuah alunan kekalahan di telinga merman liar yang kini justru meraum keras, seolah merayakan keberhasilan-nya.

Di tengah ketidakberdayaan yang semakin menjadi, samar-samar Sean melihat sesuatu yang lain, sesuatu yang mengguggah alam sadarnya, yang melesat masuk ke pikirannya ketika goresan cukup besar ia dapati pada benda yang melingkar di pergelangan tangannya. Benda yang mirip dengan jam tangan digital yang di pasangkan Tn. James sebelum ia masuk ke air.

Benda itu?! Entah bagaimana menyebutnya, tergores cukup parah sama seperti kulitnya. Namun, sensor merah yang sesekali mengedip di bagian tengahnya masih tampak bekerja. Masih terlihat cukup berfungsi. Setiap bagiannya juga masih membelenggu kuat di tangan kirinya. Terasa cukup kencang ketika tiba-tiba ide gila yang sedari tadi ia nanti akhirnya muncul.

Sean menutup luka di tangannya itu saat ia berenang sekitar dua meter lebih tinggi dari mahkluk tersebut. Mencoba mencari posisi yang tepat untuk sesuatu yang sudah mulai ia rencanakan. Sesuatu untuk dapat mengatasi mahkluk ganas tersebut. Yang mungkin juga bisa membebaskannya dari proyek ini, dari Tn. James!

'Kemari Jagoan!'

Pemuda itu memberi sedikit kejutan. Ia mencoba membangkitkan sirip dorsal di punggungnya pula, lebih tegak dan menajam. Lalu tak lupa mengibaskan ekornya yang memang berkilau cukup cantik di tengah kegelapan zona Bethapelagic. Menantang. Ia sengaja menantang sosok beringas di hadapannya itu. Untuk bertarung? Bukan! Lebih dari itu. Lebih dari sebuah pertarungan, atau usaha melarikan diri.

THEIR MERMAN [COMPLETE]Where stories live. Discover now