THE TAIL

10.2K 771 8
                                    


-

00.01

-

"AARGGHH!!"

Sean memekik.

Darah terus mengalir melumuri kakinya. Ia tak tahan lagi! Rasanya begitu sakit. Apalagi harus ia gunakan untuk berlari tanpa arah seperti sekarang. Masuk ke dalam hutan, menghindar dari orang-orang sialan itu. Sekelompok pria berpakaian serba hitam dengan pistol-pistol yang membabi buta memuntahkan peluru-peluru di belakangnya. Orang-orang Ny. Nathalie, pria-pria yang ia ingat ikut menyeretnya kembali masuk ke laboratorium.

Pemuda itu, Sean, merasa tulang-tulangnya seperti diremukkan. Dihancurkan menjadi pecahan-pecahan yang merobek daging dan otot. Membuat darah tak henti keluar, membanjiri tubuh tegapnya. Sementara belati-belati tajam seakan menyayat bagian tubuhnya yang lain. Membuat luka besar di mana-mana.

BRRAAKK

Ia tak sengaja menabrak batang pohon. Badannya yang kini tak mengenakan sehelai benang pun terhantam kuat dan ambruk. Telanjang. Tonjolan-tonjolan kecil meruncing yang terus meninggi itu merobek kain bajunya dengan hebat, ditambah dengan lendir yang keluar di setiap pori kulitnya, seakan melelehkan benang-benang halus busananya tersebut. Hanya dedaunan dan ranting-ranting kering di sekitar sanalah yang kemudian menempel di kulitnya, membalur bersamaan dengan darah lengket yang mengalir pula lewat hidung, mata dan telinganya, cukup deras.

Sean bangkit, tak menghiraukan semua rasa sakit itu, ia mencoba untuk berdiri. Menyeimbangkan kembali badannya yang gemetaran. Udara dingin semakin menyerbu, menyelimuti dirinya yang ia sendiri tak tahu apakah ada hal lain yang lebih buruk lagi akan terjadi? Pertanyaan yang sekali lagi muncul di benaknya, Apakah Tn. James dan wanita itu, serta semua orang di dalam laboratorium tersebut benar-benar sekejam ini? Perbuatan mereka, perbuatan tak manusiawi ini? Bedeb*h! Ia tak tahu bagaimana lagi menyebut semua perlakuan yang diterimanya. Keterlaluan. Semakin memikirkannya semakin terasa kacau.

Sedikit sempoyongan, ia lalu mencoba berlari, pergi dari sana. Melangkah lebih mantap ketika tiba-tiba, suara itu terdengar semakin keras. Deru orang-orang tadi yang rupanya telah mendekat. Menembakinya lebih-brutal.

"Shittt!!" Sean berseru cukup keras.

Namun, sesuatu yang lain terjadi lagi. Tenggorokannya, entah kenapa mendadak terasa sakit. kata yang baru ia ucapkan itu, kata-kata kasar itu, seolah adalah kata-kata terakhirnya. 'Ada apa lagi?!' Ia tak tahu. bahkan bernafas pun menjadi sangat sesak. Trakea di dalam sana, di balik lapisan kulit dan otot itu, seolah dipenuhi air. Sangat banyak. Menyumbat saluran udara yang ada sehingga paru-parunya mendadak tercekat luar biasa. Menyakitkan.

BBRRUUUKK

Ia tak kuat dan terjatuh. Bukan hanya bermasalah di batangan leher itu, Tubuhnya mendadak terasa semakin berat pula, kepalanya juga sakit. Semuanya memburuk. Benar-benar buruk! dengungan keras terdengar hebat di telinga kirinya. Bertambah kencang, seperti ratusan ribu benda asing masuk ke sana dan saling bergesekan tak karuan. Merusak apapun di dalamnya.

Di antara guyuran cairan getir yang mengalir bersamaan dengan lendir dan bau amis yang semakin menjadi itu, hal menyakitkan lainnya pun menyusul. Pandangan matanya rupanya mulai bertambah buruk pula. Pepohonan dan semak-semak hutan yang tadi terlihat sedikit-sedikit oleh cahaya bulan di atas kepala, kini tak terlihat sama sekali. Bola matanya seperti disayat oleh kelopak itu sendiri ketika ia berkedip. Terasa perih dan robek. Membuatnya semakin hebat menangis darah, Bergelinjang kesakitan.

"Aarrgghh!!" Ia berseru, lagi. Memekik meski suaranya hanya terdengar samar-samar. Tangannya terkepal kuat, memukul-mukul tanah luar biasa, mencoba melampiaskan rasa sakit itu di sana.

THEIR MERMAN [COMPLETE]Where stories live. Discover now