APPROACHING THE FINAL TIME

3.5K 338 25
                                    


Bulan seolah telah memberikan sedikit energi sebelum kemunculannya beberapa jam lagi. Posisinya akan semakin kuat ketika memantulkan cahaya matahari yang ia terima untuk menjadi bulan sempurna di Purnama ketiga tahun tersebut. Di saat itu, tanpa disadari oleh manusia, banyak kekuatan dan energi dikeluarkan yang kemudian terserap oleh perairan-perairan yang menyelimuti permukaan bumi. Kekuatan-kekuatan tak terlihat itu lalu dialirkan ke semua penghuni samudera secara merata.

Banyak mahkluk-mahkluk laut bertingkah tak seperti biasanya ketika itu terjadi. Sebagian dari mereka akan bersikap lebih agresif. Layaknya beberapa jenis mamalia darat yang menjadi lebih terjaga dan waspada, sebagian penghuni samudera pun memiliki kekuatan cukup untuk membangun eksistensinya. Tak terkecuali mahkluk tersembunyi yang hidup di kedalaman lebih dari seribu meter dari permukaan laut, mahkluk hidup bersisik yang sampai sekarang hanya dianggap bagian dari dongeng belaka, para siren.

Sean perlahan-lahan juga mulai bisa merasakan kehadiran energi itu melalui aliran darahnya. Dari kedalaman lebih dari tiga ratus meter di mana ia berada sekarang, ia tahu benar matahari masih bersinar cukup terik di atas sana. Pertengahan hari masih berlangsung di mana bulan belum menunjukkan wujudnya untuk menghiasi langit. Namun, kekuatan itu sudah mulai dapat ia rasakan sekarang.

Sean merasa berbeda. Gejolak dalam dirinya menabuh kuat, mengirama seperti arus air yang menyapu dedaunan kering di sepanjang hilir sungai. Ia belum pernah merasakan gairah itu sebelumnya ketika ia menjadi manusia. Gairah dan nafsu apapun yang menguasai setiap ruang dirinya. Nafsu untuk bertarung, nafsu untuk menguasai, nafsu untuk melampiaskan rasa sakitnya yang selama ini ia terima. Bahkan yang lebih buruk, ia juga bisa merasakan, nafsu birahi. Nafsu yang tak ingin hinggap di kepalanya meski hanya secuil.

Pemuda itu berani mengaku kalau ia belum pernah seperti ini sebelumnya. Terutama ketika ia masih menjadi manusia. Kobaran api seolah mengiangi jiwa dan pikirannya. Ia tahu ini akan menjadi lebih parah setelah bulan muncul nanti malam. Namun, ia bersyukur karena ia dapat menggunakan energi itu untuk menyelamatkan ayahnya, William.

Beberapa saat ketika Sean menyadari kehadiran kekuatan itu, ia mendapati tangannya perlahan mulai membaik. Punggung dan jemari tangannya yang tadi terasa agak nyeri karena luka akibat tinjuan-tinjuan yang ia lakukan di permukaan kaca aquarium, di gedung pusat kelautan itu, seakan terobati dengan sendirinya. Sel-sel di balik kulitnya beregenerasi dan memperbaiki kerusakannya secara sempurna. Bahkan luka lama yang menghias di tangan kirinya, luka yang dibuat oleh James Brenner dengan sebuah belati saat kunjungannya ke rumah Anna waktu itu, juga membaik seperti terkena sihir.

Sean dapat menggerakkan tangannya dengan leluasa tanpa rasa nyeri lagi seperti sebelumnya. Ia melesat membelah air dan menyatu dengan samudera untuk berenang lebih dalam dan dalam. Entahlah, semakin dalam ia menyelam, melewati zona kegelapan yang tak jauh dari kerak dan lempeng bumi, semakin membuatnya terasa nyaman dan hidup. Terutama saat ekornya yang berwarna hijau mengkilap, mulai menggantikan kedua kakinya.[]

*****

Alexa dan Rachel menggunakan elevator untuk menuju lambung kapal. Mereka memeriksa semua persiapan untuk penangkapan besar yang akan mereka lakukan nanti malam. Sesekali Alexa melirik jam tangannya, tak sabar akan waktu yang terus berputar semakin dekat untuk semua ambisi besarnya itu.

"Aku berani menebak ini akan menjadi malam yang hebat." Kata Rachel melengkapi rasa puas temannya.

"Ini malam bersejarah." Sahut Alexa.

"Ayo taruhan, apa yang bisa dunia berikan untuk membalas jasa kita?"

"Mereka akan memberikan segalanya yang kita mau. Kita wanita-wanita hebat. Kita menemukan sesuatu, yang langka, yang akan membuat jagad heboh."

THEIR MERMAN [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang