EXPLOSION

3.6K 344 16
                                    

Mereka membawa William di sebuah ruangan kecil yang di penuhi beberapa peralatan pembedahan dan benda-benda laboratorium. Sebagian dinding tempat itu hanya berupa kaca yang tembus pandang ke tempat lain, ke ruangan sebelumnya, di mana masih terlihat jelas segala kesibukan yang ilmuwan-ilmuwan lainnya lakukan.

Dengan perlahan, William dibaringkan di atas sebuah meja bedah stainless tanpa beralaskan apapun. Permukaan meja yang keras dan dingin seakan langsung menyapa kulitnya ketika cahaya dari lampu operasi di atasnya juga begitu terang menyoroti tubuhnya dan mengganggu matanya.

Pemuda itu tak banyak melawan dan meronta. Atau lebih tepatnya, ia tak sanggup melawan. Beberapa pria yang tadi memindahkannya dari ranjang beroda ke meja bedah itu, akan dengan sangat mudah menyakitinya jika ia melakukan sedikit saja pemberontakan. Jadi, ia memutuskan untuk memilih waktu lain melancarkan perlawanannya.

Di pojokkan, seorang pria, menyiapkan beberapa peralatan tak jauh dari sebuah rak berisi beberapa alat dan bahan-bahan laboratorium. Cairan-cairan yang diletakkan dalam tabung dan wadah-wadah hasil eksperimen mereka. Sebagian masih mengeluarkan sedikit asap dan bau kimia menyengat yang seakan menambah suasana tempat itu menjadi lebih suram. Sementara pria lain, menangani William di atas meja bedah.

"Anak baik." Puji salah satu pria. Ia memandangi lebih seksama wajah William. "Ah tidak, kau bukan anak-anak lagi. Usia kita hampir sama." Pria berkumis itu berdeham. Sementara yang lain hanya tertawa sedikit dan kemudian pergi dengan kesibukkan lain.

William menggeser kepalanya, mencoba menghindar ketika pria tadi mengucapkan sesuatu lagi ke telinganya. "Yah, setidaknya kau bisa bersyukur dengan wajah awet mudamu itu. Kau tahu? Proses penuaanmu, akan terjadi sangat dan sangat lambat. Aku menemukan hasil data tentangmu yang menyatakan, tubuhmu memiliki struktur serat kolagen lima kali lebih baik dari pada manusia normal lain dalam jangka waktu yang lebih panjang. Artinya, kau bisa terlihat muda seperti ini, bahkan saat usiamu menginjak tujuh puluh tahun." Ia mengangkat wajahnya. "Dan kau baru akan dikatakan tua saat usiamu menginjak dua ratus tahun. Wow.. Luar biasa." Sambungnya.

"Hei, kau!" Sela pria lainnya tiba-tiba. Ia memandang tak senang temannya tersebut. "Jangan bicara yang tidak perlu. Lakukan saja tugasmu. Jika Nyonya tahu kau bermain-main dia akan langsung menghabisimu." Ujarnya.

Pria yang masih berdiri sangat dekat dengan William itu terlihat agak kesal dengan teguran tersebut. "Aku tidak bermain-main. Aku hanya, hanya sangat mengaggumi hasil karya ini. Lihat? Dia eksperimen yang bisa dikatakan paling berhasil setelah berabad-abad. Ia memiliki tubuh awet muda dan usia panjang. Inilah yang kebanyakan orang-orang cari di luar sana, kita semua cari. Jika aku jadi James aku akan berhenti berburu mahkluk aneh bersisik itu dan membuka klinik kecantikan. Aku pasti bisa sangat kaya." Ia tertawa.

"Kau tidak bisa mengubah kaki banyak orang dengan ekor ikan. Itu dua hal yang tak terpisahkan."

"Kita akan mencari penawarnya." Jawabnya, ia mengusap lembut wajah William.

Seperti sebelumnya, William mencoba menghindari sentuhan itu. Ia berpaling dan sesekali menepis tangan besar pria itu dengan tangannya yang masih terikat.

"Woo, kau tidak mau disentuh?!" Tanya pria itu. Matanya mendadak melotot tak senang, kantung mata besar dan kerutan-kerutan di kelopaknya terlihat makin jelas. Seketika ia menghapus cengirannya dan mencondongkan kepalanya lagi hingga menutupi sorotan lampu operasi di atas mereka. "Baiklah. Aku tidak akan menyentuhmu. Kau pria sejati. Aku mengerti." Ia mengangkat kedua tangannya.

Namun dengan cekatan ia kemudian merogoh saku jubah labnya, mengambil sesuatu dari dalam sana. Sebatang rokok. "Dan... Sebagai pria sejati, kau pasti tahu cara merokok." Katanya. "Ingatlah, kami tak bisa menjamin keselamatanmu selama kau menjalani tugasmu di lautan itu. Bisa jadi, ini adalah saat-saat terakhir kau hidup. Untuk itu aku ingin membuat perayaan kecil. Aku akan memberimu rokok dan kau harus menikmatinya. Aku yakin kau pasti sudah merindukan bagaimana rasanya menghisap benda bangs*t ini selama hampir dua puluh tahun." Pria itu menjulurkan rokoknya pada William. "Cobalah. Jangan malu-malu."

THEIR MERMAN [COMPLETE]Where stories live. Discover now