FOR YOU DAD

3.5K 361 25
                                    

# Beberapa menit sebelumnya...

Dari kedalaman sekitar tiga sampai empat ratus meter, Sean mulai merasakan ada yang berbeda dengan kondisi air yang menyentuh setiap permukaan kulitnya. Air di kedalaman tersebut yang biasanya terasa cukup dingin, tiba-tiba menjadi sedikit lebih hangat. Bahkan aroma asing yang kuat dan terkesan mengancam juga mulai tercium.

Pemuda itu segera menegakkan semua siripnya lebih tinggi, bersikap begitu waspada. Ia menyadari kalau saat itu mungkin ia telah memasuki area yang menjadi tujuannya beberapa waktu ini.

Dan benar, tak lama ia berhenti ketika tiba-tiba terlihat kilatan dari sensor berwarna merah tak jauh dari sana. Seperti sebuah benang panjang yang melintang mengepung sesuatu. Sean tahu benar hal itu bukan sesuatu yang alami muncul dari lautan, melainkan salah satu serangan dari Alexa ibunya di atas sana.

Sean tak ingin menebak apa yang akan terjadi jika ia menerobos kilatan tersebut. Ia lebih memilih menghindarinya dan beralih ke arah lain. Sebenarnya, Ini bukan yang pertama ia lihat. Tak jauh di belakang, ia juga telah melihat kilatan yang sama. Dan sama seperti sebelumnya, pasti ada satu titik di mana ia dapat menemukan asal kilatan tersebut untuk kemudian ia hentikan.

Ekornya terkibas lagi, pemuda itu berenang kembali sekitar seratus meter. Air terus menghangat. Sangat berlawanan dengan tekanan yang ada. Cahaya juga mendadak menerangi sebagian area itu perlahan-lahan. Membuat apapun di sekitarnya makin jelas terlihat. Dan tak lama, ia pun mulai mencium sesuatu. William. Mendadak aroma William sangat kuat. Disusul sebuah raungan yang juga tiba-tiba terdengar. Raungan sangat keras dari mahkluk yang tak beda jauh darinya.

'Meree?

Betina itu..

Sean telah menduga Meree juga pasti ada di sana. Dan ia mengerti benar raungan itu adalah sebuah raungan perlawanan dari spesies mereka. Sean benar-benar tak bisa menyia-nyiakan waktu sedikit pun sebelum Alexa, ibunya, bertindak lebih buruk lagi.

Ia berenang mengikuti arah datangnya raungan tersebut. Miliaran plankton yang terkena cahaya tertangkap pandangannya seperti butiran debu yang melayang di udara. Cukup banyak menghias di mana pun. Namun, bukan hanya organisme itu saja yang mendominasi panca indera Sean, pemuda itu lambat laun juga merasakan ada kejanggalan dari air yang menyentuh tubuhnya. Aliran listrik seakan merasuk melalui pori kulit terkecilnya. Melakukan serangan terhadap apapun di balik kulit dan sisik-sisiknya.

Ia dapat sedikit merasa lega ketika akhirnya melihat sumber cahaya tersebut. Bahkan ia juga melihat William tak jauh dari sana yang sedang memberikan dirinya untuk melindungi Meree dari pancaran sinar berbahaya itu.

Sean mendapati kondisi ayahnya semakin buruk dari terakhir mereka bertemu. William memiliki luka hampir di setiap bagian tubuhnya. Ruam dan bilur-bilur parah, serta beberapa bekas luka bakar. Ia juga mencium aroma darah sangat kuat dari ayahnya tersebut. Seakan ada serangan dahsyat yang baru saja William terima dan membuatnya mengeluarkan banyak darah hingga mencemari air. Sean tahu benar kondisi itu sangat fatal. Namun melihat ayahnya masih dapat bertahan seperti itu, ia merasa cukup lega.

Tak menghabiskan banyak waktu, ia lalu menghampiri batangan tak jauh dari William itu dengan sigap. Berenang makin dekat dan dekat. Terkena cahaya yang semakin terang jujur membuatnya merasa lebih sakit. Kulit keras dan sisik-sisiknya seperti hampir terbakar dari dalam dan melumpuhkan sel sarafnya. Namun itu sama sekali tak bisa menghentikannya. Dan tak lama, setelah ia sampai, tangannya yang kasar segera meraih batangan itu, mematah-matahkannya menjadi beberapa bagian. Membuat sorotan tersebut pun, lenyap.

****

****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
THEIR MERMAN [COMPLETE]Where stories live. Discover now