THE HIDDEN PATNER

3.3K 326 30
                                    

Sean menyelam ke lautan dan benar-benar meninggalkan Anna. Suara gadis itu samar-samar mulai tak terdengar, tergantikan dengan dengung suara ombak yang tak henti menggulung-gulung di atasnya, menghantam karang, atau mengikis pasir pantai yang semakin lama semakin jauh ia tinggalkan.

Di bawah batas permukaan, pemandangan menjadi lebih gelap. Cahaya rembulan seolah kesulitan menembus dan menyembunyikan semua mahkluk yang berkeriap di perairan tersebut, atau bahkan tak menampakkan pemandangan cantik terumbu karang seperti saat matahari giliran menyinari di pagi dan siang hari.

Namun, itu sama sekali tak mengganggu Sean. Ia berenang semakin cepat. Ia tak membutuhkan cahaya bulan atau alat penerangan apapun untuk melihat sekelilingnya atau menentukan ke arah mana ia harus pergi. Dengan matanya sendiri, ia bisa melihat jelas apapun yang ada di sana. Ia bisa melihat detail berbagai jenis tanaman air, atau bahkan terumbu karang dan bebatuan bawah laut. Dan dengan nalurinya yang kuat, ia bisa mengetahui ke arah mana ia harus pergi untuk menyelamatkan William. Mustahil dilakukan kalau seandainya ia masih manusia biasa.

Beberapa meter ia meninggalkan pantai, Sean mendapati tangan kirinya mulai mengalami sesuatu. Sirip-sirip tumbuh di punggung tangannya hingga ke siku, menjulang sekitar lima hingga tujuh centimeter. Sementara kuku-kukunya kembali memanjang dan menajam, bahkan di antara ruas-ruas jemarinya, muncul pula selaput-selaput yang seolah merangkai semua jemarinya tersebut. Cukup mengerikan jika dikatakan kalau itu adalah tangan manusia.

Seperti sebelumnya, Sean tak mempedulikan perubahan tersebut. Jujur, ia memang sedikit keberatan dengan apa yang terjadi dengan tubuhnya, ia juga dapat merasakan kalau ekor dan sirip-sirip lainnya akan muncul jika ia menyelam lebih dalam ke zona bertekanan tinggi. Tapi di balik itu semua, setidaknya ada sedikit hal yang bisa ia syukuri. Karena dari perubahan tersebut, ia merasa gerakannya menjadi jauh lebih cepat, tulang-tulangnya seolah menyatu dengan lautan. Membuatnya melesat seperti busur yang ditembakkan oleh atlet profesional. Sesekali membuatnya teringat kembali akan sosok misterius yang pernah ia temui, Meree.

'..Kau bukan lagi manusia! Sebagian dari tubuhmu berasal dari lautan ini. Darah yang mengalir di balik kulitmu berasal dariku, darahku! Dan sel-sel yang ada di setiap organ tubuhmu, adalah milik semua Nutricula itu. Kini kau BAGIAN DARI KAMI, BAGIAN DARIKU, PUTRAKU.. PUTRA WILLIAM...'

******


Kapal-kapal itu akhirnya berangkat ke arah selatan laut Sargasso satu jam sebelum fajar menyingsing. Alexa memutuskan untuk meninggalkan laboratorium meski ia tahu kekacauan apa yang terjadi semalam, tentang pelarian Sean, dan juga serangan terhadap Jason yang hampir membuat lelaki muda itu kehilangan nyawa.

"Katakan padaku kita bisa menangkapnya lagi." Kata Alexa pada orang-orangnya sembari memijat kecil keningnya.

Pria-pria yang tampak sibuk mengoperasikan komputer, dan yang sebagian lagi memeriksa kondisi William melalui monitor utama yang terpasang lebar di sisi ruangan itu agak sedikit ragu untuk menjawab.

"KATAKAN PADAKU KITA BISA MENANGKAPNYA LAGI! SEAN! KATAKAN KITA AKAN MENDAPATKANNYA LAGI!" Bentak Alexa hingga membuat suasana menjadi tegang. Beberapa dari mereka menghentikan pekerjaannya. "Aku tidak mau tahu, bagaimana pun kalian harus menemukan bocah itu! Dia pasti mengarungi Atlantik untuk menyelamatkan ayahnya sekarang. Ini saat yang tepat untuk kita mendapatkannya lagi, untuk kita melumpuhkannya, MEMATAHKAN TULANG-TULANGNYA, HINGGA DIA BENAR-BENAR MENJADI ANAK YANG BAIK UNTUKKU!!"

"Tenanglah Nyonya." Seorang pria agak tua memberanikan diri untuk bicara. "Kami akan berusaha semampu kami. Kami tidak akan membiarkan putra anda lolos begitu saja. Sekarang anda harus tenang, semuanya akan tetap berjalan sesuai rencana."

THEIR MERMAN [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang