BLOODY

5.9K 471 8
                                    

Rachel masuk dan menutup pintu itu perlahan. Matanya memandang ke sekitar, tak buruk, tempat yang baru ia sewa untuk beberapa hari tersebut, lumayan mengagumkan. Mungkin tak semewah motel miliknya di kepulauan Bermuda yang ia beli beberapa tahun silam, bahkan bisa dibilang cukup jauh jika dibanding-bandingkan, tapi tempat itu, penginapan yang di bangun di tepi pantai itu, cukup nyaman bila hanya ditinggali untuk sekedar menikmati indahnya tanjung tersebut. Apalagi dengan arah jendela yang di buat langsung menghadap ke laut dan pantai, membuat tempat itu pantas mendapat nilai plus.

Rachel menghampiri ranjangnya di mana koper dan beberapa bawaannya baru saja ia naikkan ke sana. Pelan-pelan ia membuka koper hitam tersebut sebelum tiba-tiba ponselnya bergetar.

"Ada apa Tom? Kau mencariku?" Katanya santai setelah menerima panggilan tersebut. Wanita itu menghentikan sejenak aktivitasnya, menaikkan dirinya ke kasur dan duduk dengan santai.

"Kau kembali ke Louisiana?" Tanya Paman Tom.

"Tidak."

"Lalu di mana kau?"

"Kenapa? Kau terlihat tak terlalu menyukaiku ketika menemanimu di Bahama. Tapi sekarang kau menanyakanku. "

"Katakan saja di mana kau sekarang. Bukankah aku sudah berjanji untuk segera mempertemukanmu dengan Sean setelah semua ini selesai? Jangan mengacaukan apapun!" Paman Tom menaikkan sedikit intonasinya.

"Kau berpikir aku mencoba menemui Sean?"

"Kau.. -"

"Ok, Kau benar Tommy." Rachel tertawa kecil. "Aku tak sabar bertatap mata dengan keponakanmu. Memastikan apakah dia baik-baik saja seperti yang kau katakan."

"Rachel!"

"Aku ingin menemuinya, secepatnya. Kuharap kau tak terlalu kecewa padaku." Ujar wanita itu.

Paman Tom terdengar mengumpat, desahan panjang terdengar pula setelah itu. "Rachel, tolong jaga sikapmu! Kau tak harus melakukan ini. James bilang.. -"

"James bilang semuanya baik-baik saja." Sela wanita itu. "Dia bilang, Sean, sehat-sehat saja, tapi bagaimana kau bisa meyakini ucapannya kalau kau sendiri tak melihatnya langsung, kalau kau sendiri, tak memastikan keadaan yang sebenarnya. Dia bahkan tak pernah mengirimimu rekaman video, foto, atau apapun mengenai perkembangan Sean di laboratorium. Dia banyak menyembunyikan sesuatu darimu Tom. Dia tak mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada Sean, keponakanmu." Rachel memandang ke arah jendela, hembusan angin malam membuat gorden-gorden di sana melambai.

Mereka terdiam beberapa saat. Paman Tom tak mengatakan apapun. Rachel bisa membayangkan seperti apa wajahnya sekarang. Pria itu, Tommy, mungkin kata-katanya cukup untuk mengguncangkan pikirannya.

"Maaf aku meninggalkanmu." Ujar Rachel lagi. "Kuharap kau bisa mengakhiri masa liburanmu, pelarianmu, dengan baik. Aku memaklumi semua yang sudah kau lakukan pada Sean, aku tahu kau hanya, putus asa, mengenai adikmu, Alexa. Tapi asal kau tahu juga, Sean, dia masih putra Alexa, anak dari saudaramu, kau tak bisa melepaskannya begitu saja." Sambungnya.

Sekali lagi, Paman Tom hanya diam. Tak menjawab atau menyangkal seperti biasanya.

Rachel memandang ke arah jam. Jarum-jarumnya menunjukkan waktu yang telah larut.

"Ini sudah malam Tommy, aku harus istirahat." Katanya. "Jika tidak ada yang harus dibicarakan, kita akhiri dulu obrolan konyol ini. Aku..-"

"Kau ada di mana sekarang?" Sela Paman Tom. "Kau belum menjawab pertanyaanku, katakan di mana kau saat ini."

"Aku di Hatteras."

"Hatteras?"

"Aku berada di mana Sean berada, di Hatteras." Rachel memijat kecil keningnya. "Aku mendengar kabar Sean ada di sini sekarang, di kediaman keluarga Thompson. Tapi sayangnya, aku belum bisa menemuinya." []

THEIR MERMAN [COMPLETE]Where stories live. Discover now